Judul Resensi Buku:
Apa Rahasia Sukses Honda?
(Resensi Buku: Driving Honda) -- Sejak berdiri pada 1949, Honda telah berkembang menjadi produsen mobil terbesar kelima di dunia dan produsen sepeda motor nomor satu di dunia, dan dikenal sebagai salah satu perusahaan yang paling inovatif. Apa rahasianya?
Menurut sang penulis, Jeffrey Rothfender, yang membedakan Honda dari pesaingnya di Jepang maupun di ajang internasional adalah seperangkat prinsip manajemen yang tak biasa. “Honda Way” mencakup sesentralisasi, bukan kendali kantor pusat; kebebasan litbang, bukan sekadar efisiensi; kesetaraan bagi gagasan semua orang, bukan struktur organisasi bertingkat; dan keberanian mempertanyakan kembali apa yang dianggap sudah biasa. Itu baru sebagian dari gagasan-gagasan yang ditanamkan Soichiro Honda, sang pendiri Honda, dalam DNA perusahaannya. Benar-benar inspiratif sang tokoh pendiri Honda ini, ayo baca lagi tokoh-tokoh inspiratif melalui buku di blog Best-seller Books.
Buku “Diriving Honda” sendiri merupakan buku yang ditulis Jeffrey Rothfeder setelah menulis tiga buku-bukunya yang fenomenal. Dia ialah wartawan veteran pemenang anugerah dan mantan pemimpin redaksi International Business Times. Dia telah menulis banyak buku, termasuk “McIlhenny’s Gold”, “Every Drop for Sale”, dan “Privacy for Sale”. Dia pernah menjadi redaktur berita nasional di Bloomberg News, pemimpin redaksi PC Magazine, redaktur eksekutif Time Inc, dan redaktur Businessweek. Dia tinggal di Cortlandt Manor, New York.
Anda bisa membaca resensi yang ditulis Suro Prapanca ini sebelum membaca bukunya. Yaitu, buku setebal 319 halaman yang diterjemahkan oleh Ratu Mia Damayantie dari judul asli “Driving Honda” ini terdiri atas 10 bagian. Diawali dengan Honda yang Unik dalam bagian 1. Kemudian Bagian 2 Aroma Minyak; Bagian 3 Prinsip #1: Menyambut Paradoks; Bagian 4 Prinsip #2: Tempat Nyata, Bagian Nyata, Pengetahuan Nyata; Bagian 5 Prinsip #3: Menghormati Individualisme; Bagian 6 Pabrik Honda yang Khas; Bagian 7 Mesin Inovasi Honda; Bagian 8 Rantai Pemasok yang Tidak Biasa; Bagian 9 Multinasional Lokal; dan Bagian akhir (10) Suatu Manifesto Manufaktur.
Keunikan Honda dalam meraih kesuksesannya, terungkap dari awal kisah yang disampaikan di permulaan bab/bagian. Digambarkan, bagaimana sebagian orang yang hadir pada acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik di area seluas 526 hektare di Loncoln, kota kecil di Alabama timur yang kala itu berpenduduk kurang dari 4.500 orang. Kala itu April 2000. Mungkin, sebagian orang yang hadir itu sama berkomentar bahwa Soichiro Honda mungkin sedang gelisah di dalam kuburnya – atau paling tidak sedang mengumbar gerutuan kasar.
Saat itu, kabar bahwa Honda berekspansi sampai ke Alabama menjadi berita utama di seluruh dunia. Dan muncul juga pertanyaan, apa dan di mana itu Lincoln? Padahal, produsen otomotif lain yang sudah membangun pabrik di kota-kota Amerika Serikat selatan – di antaranya, Mercedes, Toyota, Nissan, dan Hyundai—memilih kota-kota besar seperti Smyrna, Tennessee, dan kalau pun di negara bagian Alabama, mereka lebih memilih kota Huntsville, Montgomery, dan Tuscaloosa.
Jadi, kenapa Honda lebih memilih Lincoln? Jawabannya, dengan membaca buku Jeffrey Rothfeder ini, pembaca akan disuguhi kisah jatuh bangunnya Honda menggapai kesuksesan. Oleh karena itu, bagi Anda pembaca yang ingin mengetahui rahasia Honda agar menjadi perusahaan yang inovatif dan sukses melakukan strategi lokalisasi di berbagai negara? Semua diungkap dalam buku ini. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Driving Honda: Rahasia Perusahaan Otomotif Paling Inovatif Sedunia
ISBN : 978-979-91-0894-4
Penulis : Jeffrey Rothfeder
Penerjemah : Ratu Mia Damayantie
Diterbitkan : Kepustakaan Populer Gramedia
Cetakan I : Juli 2015
Tebal : 319 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 19 x 24 cm
Sabtu, 10 Oktober 2015
Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 1-3
Tiga Novel Remy Sylado: Perempuan Bernama Arjuna
(Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 1-3) -- APAKAH Anda termasuk orang yang menunggu karya fiksi bermutu? Jika itu pertanyaannya, maka yang ditunggu telah tiba. Sekali lagi, Remy Sylado, menulis novel bermutu yang diberi judul Perempuan Bernama Arjuna, sebuah trilogi.
Penulis novel ini dalam berkarya sering mencantumkan nama-nama yang malah kemudian lebih beken dari nama aslinya, seperti Alif Danya Munsyi. Selain itu juga, punya nama lain seperti Juliana C Panda, Dova Zila, dan Jubal Anak Perang Imanuel. Dalam novel ini sang penulis menggunakan nama Remy Sylado. Sang penulis yang lahir di Makassar, 12 Juli 1945 ini dikenal luas sebagai seniman tulen yang hidupnya penuh pengalaman berkesenian dalam berbagai kegiatan, baik itu drama, film, musik, puisi, juga susastra. Dan, Anda bisa baca-baca hasil karya Remy Sylado yang lain di blog Best-seller Books ini.
Membaca resensi yang ditulis Suro Prapanca di blog ini, Anda akan peroleh info mengenai buku-buku bergizi sehingga menjadi best-seller, seperti halnya novel karya Remy ini. Novel pertama bertema “Filsafat dalam Fiksi”, novel kedua masih berjudul Perempuan Bernama Arjuna dan menyajikan tema yang berbeda, yaitu “Sinologi dalam Fiksi”, dan novel ketiga Perempuan Bernama Arjuna yang menyajikan tema “Javanologi dalam Fiksi”.
Novel pertama, Perempuan Bernama Arjuna, dengan tebal 276 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini berkisah tentang seorang perempuan bernama Arjuna, keturunan Cina Jawa, yang ngotot memilih belajar filsafat untuk memahami “perilaku” Tuhan ketimbang ilmu psikologi—yang menyoroti perilaku manusia. Terdapat ulasan lebih 150 sosok filsuf dunia, dan puluhan sosok di luar kategori filsuf. Seperti, Plato, Aristoteles, Zeno, Anaxagoras, Parmenides, Diogenes, Pythagoras, Nietzsche, Darwin, Wittgenstein, Spinoza, Nero, Schopenhauer, Kant, Kierkegaard, Hegel, Marx,Feuerbach, Aquinas, Al-Ghazali, Galileo, Kepler, Descartes, Rousseau, Diderot, Bacon, Tillich, Konghucu, Hobbes, Barth, Sartre, Zebedeus, Erigena, Luther, Heidegger, Hussrel, Shakespeare, Seneca, Goethe, Xenophanes, Popper, dan lain sebagainya.
Jika target pembacaan literatur fiksi tujuannya untuk mendapatkan “kenikmatan”, maka yang paling terasa dari novel ini adalah “sensasi ilmiah” dari tiga hal, yakni kisah-kisah kehidupan para filsuf, latar belakang lahirnya metode pemikiran, dan makna dari substansi ajaran/paham/aliran pemikiran. Sekalipun isinya berupa kajian filsafat, buku ini asyik dibaca karena di dalamnya juga memuat laku hidup keseharian, dan yang tak kalah menaiknya ialah potret gaya hidup seksualitas kaum hawa dan adam dari sudut pandang biologi evolusioner. Nilai-nilai falsafah dan kesusastraan di dalamnya patut diacungi jempol. Anda terus bersemangat membaca sampai akhir dari kisah yang tokoh yang bernama tidak lazim ini. Lalu, bagaimana akhir petualangan Arjuna yang ternyata perempuan itu? Sekali lagi, bukan bacaan ringan ini, amat disayangkan apabila hanya Anda baca sekilas.
Novel kedua, Perempuan Bernama Arjuna 2, dengan tebal 312 halaman ini melanjutkan kisah Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang “insyaf” itu, akhirnya berbulan madu di Bandung, kota yang sejak zaman Belanda punya istilah “Bandoeng is goed voor pas getrowde paar” (Bandung cocok untuk pengantin baru). Berdua mereka menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan Sunda, Cina, Belanda, Jawa, Manado, Batak, dan etnik-etnik lain. Dan sinologi (pengetahuan bahasa dan budaya Cina), dalam novel ini mendapatkan porsi dominan karena ilmu-ilmu Cina memang sudah lama masuk ke bumi Nusantara. Di Jawa Barat, pemakaian istilah Ci, seperti Cicadas, Ciroyom, Cimahi, Cilaki, Cihampelas, menjadi petunjuk sejarah yang jelas.
Terdapat banyak pengetahuan dan budaya Cina yang tersebar di setiap halaman novel ini. Tapi jangan berkerut kening dulu, karena ulasannya akan segera Anda temui di catatan-catatan kaki di lembar demi lembar karya fiksi ini yang akan menuntun pemahaman Anda, sang pembaca. Novel ini sangat baik untuk menambah vitamin pemikiran sejarah dan merangsang gairah pengetahuan budaya nasional. Isinya seputar potret kehidupan “Parijs van Java”, yang menukik pada masalah “prasangka rasial”, “pri-nonpri”, “engkoh-encik”, “pembauran”, “masakan Cina”, “Muslim Cina”, “musik Cina”, “obat Cina”, hingga seputar “nyetun”, “purenva di Saritem,” yang pokoknya terasa “edun suradun”,….
Lalu, bagaimana cerita perjalanan pengantin baru ini ke “Bandoeng is goed voor pas getrowde paar”? Bagaimana pembauran Arjuna (keturunan Jawa-Cina) dan Jean-Claudie van Damme (Barat tulen)? Sayang, Anda tak akan mendapatkan porsi sinologi, apabila tak membaca novelnya.
Novel ketiga, Perempuan Bernama Arjuna, dengan tebal 308 halaman (hampir sama tebal dengan sekuel sebelum-sebelumnya) ini melanjutkan kisah Arjuna bersama Jean-Claudie van Damme ke tanah leluhur Ibunya yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, dan tanah leluhur Bapaknya yang Cina di Solo, Jawa Tengah. Dalam perjalanan inilah, kedua pasangan yang perbedaan umur sangat jauh ini, seolah membawa pembaca mengulas pemikiran, sejarah, dan tamadun bangsa Jawa.
Berdua mereka menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan meliputi falsafah, mitologi, ramalan, seni-budaya, budi-pekerti, ke-Hindhua-an, ke-Buddha-an, ke-Kristen-an, ke-Islam-an, nyanyian, kesusastraan, kuliner, traveling, Kamasutra Hindhu. Ingat ya, karena wacana seksualitas cukup mendominasi, maka memang buku ini hanya layak dibaca untuk kalangan dewasa. Terdapat banyak pengetahuan dan budaya Jawa yang tersebar di setiap halaman novel ini. Tapi jangan berkerut kening dulu, karena ulasannya akan segera Anda temui di catatan-catatan kaki di lembar demi lembar karya fiksi ini yang akan menuntun pemahaman Anda, sang pembaca. Isinya seputar potret kehidupan sisi historis peradaban Mataram di era Sultan Agung. Ulasan Jawa di masa silam yang pernah mengalami era keemasan dengan prestasi gemilang mewujudkan peradaban Islam—sebuah prestasi yang patut diketahui generasi masa kini.
Lalu, bagaimana cerita perjalanan pengantin baru ini ke pusat peradaban Jawa? Bagaimana keharmonisan rumah tangga setelah sekian lama, pasangan Arjuna (keturunan Jawa-Cina) dan Jean-Claudie van Damme (Barat tulen)? Anda akan mendapatkan rekam jejak pemikiran, sejarah, dan tamadun bangsa Jawa melalui novel yang terasa renyah saat mengunyah pengetahuan yang penuh ilmiah ini. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul: Perempuan Bernama Arjuna #1-3
ISBN: 978-602-8395-80-9; 978-602-7768-61-1; 978-602-350-006-2.
Penulis: Remy Sylado
Penerbit: Nuansa Cendekia
Cetakan: November 2013; Oktober 2014; April 2015
Jenis Cover: Soft Cover
Dimensi: 14 x 20 cm
Resensi Buku: Entrepreneur Organik; Rahasia Sukses KH Fuad Affandi
Judul Resensi Buku:
Ulama-Saudagar Melawan Musuh Kemanusiaan
(Resensi Buku: Entrepreneur Organik; Rahasia Sukses KH Fuad Affandi) -- HIDUP adalah proses dan proses terbaik adalah dengan cara mendudukkan proses sebagai pembelajaran. Belajar dari kenyataan adalah sesuatu yang penting. Tidak setiap orang punya waktu untuk melakukan studi lapangan langsung. Hadirnya buku ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi siapa saja yang menginginkan. “Entrepreneur Oganik” adalah sebuah studi tentang pelaku utama, KH Fuad Affandi, salah seorang tokoh penting dibalik pengembangan agrobisnis modern di Kampung Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabli, Kabupaten Bandung.
Buku berjudul “Entrepreneur Organik” adalah cermin bagaimana salah satu gerakan lokal itu tumbuh berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Meskipun buku ini menjadikan KH Fuad Affandi (yang lebih suka dipanggil Emang) sebagai tokoh sentral, namun pembaca akan mendapatkan eksplorasi gerakan lokal tersebut dibangun. Pertama, strategi pembangunan kesadaran kaum tani. Kedua, membangun kepercayaan pada organisasi dan koperasi agrobisnis yang para kaum tani di Desa Alamendah tersebut sebelumnya kurang memiliki kesadaran berorganisasi secara baik. Ketiga, membangun sebuah pandangan hidup pentingnya membuka kerja sama secara lintas ideologi, lintas mazhab, lintas etnik, dan lintas agama. Benar-benar bacaan yang bergizi yang bisa Anda simak di blog Best-seller Books ini.
KH Fuad adalah ulama-saudagar. Spiritnya berstandar pada tradisi Nabi Muhammad yang sangat menaruh perhatian pada masalah ekonomi. Artinya, KH Fuad memiliki visi Islam yang jauh karena menyadari bahwa siapa yang menguasai ekonomi akan kokoh. KH Fuad adalah saudagar, tetapi bukan seperti saudagar pada umumnya, karena beliau menetapkan orientasi ke arah kemaslahatan bersama. Pada intinya, spirit sang tokoh adalah melawan salah satu musuh Islam, juga musuh kemanusiaan, yaitu kemiskinan.
Di Indonesia, di setiap kawasan pertanian banyak organisasi dan koperasi yang memiliki visi misi yang jelas, namun tetap saja tak berjalan sesuai harapan. Dari sinilah (Pondok Pesantren Al-Ittifaq bersama KH Fuad Affandi) pembaca akan melihat bagaimana kepemimpinan dalam sebuah pergerakan sangat menentukan kemajuan kaum tani secara gotong-royong. Yang semestinya, kemajuan itu di dapat dari kepemimpinan politik atau digerakkan oleh intelektual organik yang biasanya muncul dari tokoh pergerakan sosial dan politik.
Sayangnya kenyataan itu tak terjadi, yang justru bergerak ialah seorang agamawan. Kepedulian sang tokoh (bersama pesantrennya) yang tinggi terhadap perbaikan nasib ekonomi rakyat membuat sosok KH Fuad Affandi lebih pas disebut sebagai “Entreprenuer Organik”; yaitu seorang wirausahawan yang memproses usaha ekonomi bersama masyarakat. Dari perjuangan ekonomi inilah kemudian Fuad membuktikan kebutuhan spiritual dalam bidang pendidikan sosial, agama, dan budaya berkembang pesat.
Sebagai penganut (atau mungkin pendiri) “Tarekat Sayuriah”, --ini untuk mengingatkan betapa kegiatan agrobisnis sang tokoh bersama masyarakat sekitarnya lebih penting dijadikan topik perbincangan dibanding dunia esoterisme (tasawauf). KH Fuad Affandi dengan Al-Ittifaq-nya memang sukses dengan budi daya dan bisnis sayur-mayurnya. Tak kurang dari 28 jenis sayuran dibudidayakan oleh masyarakat di sekitar Al-Ittifaq.
Membaca resensi karya Suro Prapanca, setelah itu melahap habis buku setebal 392 halaman karya Faiz Manshur ini, para pembaca bisa melihat pada diri KH Fuad Affandi bertemu dua pola kehidupan sekaligus. Kehidupan tradisional orang pesantren, yang tertuang dalam rutinitas mengaji dan mendidik serta kehidupan dunia bisnis modern. Ternyata, itu bukan sebuah kontradiksi, malahan di kedua kehidupan tersebut beliau tetap berperan sama. Apa itu petuah di pengajian, sewaktu konsultasi pribadi dengan kelompok masyarakat, ataupun ketika tugasnya berperan sebagai wirausahawan, esensinya tetap sama. Demikian pula pesannya, tetap sama, yakni bahwa manusia mempunyai potensi untuk memperbaik keadaan masyarakat sekitarnya dari mana pun posisi mereka berada.
Sang tokoh, KH Fuad Affandi, --yang lahir dari perpautan organis antara tahuid, fiqh, dan tasawuf secara tidak berkeputusan-- telah menumbuhkan keseimbangan pandangan antara dimensi duniawi dan ukhrawi dari kehidupan. Di tangan KH Fuad Affandi, agama yang biasanya dipraktikkan sebatas ibadah salat, mengaji, dan berdoa; menjadi lebih luas, yaitu agama yang bersifat sosial, menekankan etos kerja, serta agama sebagai etika pembebasan. Sang kiai bukan hanya tampil sebagai aktor penjaga nilai-nilai masyarakat, juga sekaligus sebagai agen perubahan sosial.
Membaca buku yang diterbitkan oleh Nuansa Cendekia ini, figur KH Fuad Affandi dengan Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah sebuah sosok yang penuh karakter. Pengaruh penuh karakter beliau adalah membangun kepribadian orang lain untuk mandiri secara ekonomi, berkarakter spiritual, serta berpijak pada kehidupan tanah air dan bangsanya, serta sekaligus menebar dan memberi manfaat kepada orang lain. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Entrepreneur Organik: Rahasia Sukses KH Fuad Affandi
ISBN : 978-602-8395-95-3
Penulis : Faiz Manshur
Diterbitkan : Penerbit Nuansa Cendekia & Yayasan Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Cetakan I : September 2009
Tebal : 392 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 19 x 24 cm
Ulama-Saudagar Melawan Musuh Kemanusiaan
(Resensi Buku: Entrepreneur Organik; Rahasia Sukses KH Fuad Affandi) -- HIDUP adalah proses dan proses terbaik adalah dengan cara mendudukkan proses sebagai pembelajaran. Belajar dari kenyataan adalah sesuatu yang penting. Tidak setiap orang punya waktu untuk melakukan studi lapangan langsung. Hadirnya buku ini tak lain untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran bagi siapa saja yang menginginkan. “Entrepreneur Oganik” adalah sebuah studi tentang pelaku utama, KH Fuad Affandi, salah seorang tokoh penting dibalik pengembangan agrobisnis modern di Kampung Ciburial, Desa Alamendah, Kecamatan Rancabli, Kabupaten Bandung.
Buku berjudul “Entrepreneur Organik” adalah cermin bagaimana salah satu gerakan lokal itu tumbuh berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa Barat. Meskipun buku ini menjadikan KH Fuad Affandi (yang lebih suka dipanggil Emang) sebagai tokoh sentral, namun pembaca akan mendapatkan eksplorasi gerakan lokal tersebut dibangun. Pertama, strategi pembangunan kesadaran kaum tani. Kedua, membangun kepercayaan pada organisasi dan koperasi agrobisnis yang para kaum tani di Desa Alamendah tersebut sebelumnya kurang memiliki kesadaran berorganisasi secara baik. Ketiga, membangun sebuah pandangan hidup pentingnya membuka kerja sama secara lintas ideologi, lintas mazhab, lintas etnik, dan lintas agama. Benar-benar bacaan yang bergizi yang bisa Anda simak di blog Best-seller Books ini.
KH Fuad adalah ulama-saudagar. Spiritnya berstandar pada tradisi Nabi Muhammad yang sangat menaruh perhatian pada masalah ekonomi. Artinya, KH Fuad memiliki visi Islam yang jauh karena menyadari bahwa siapa yang menguasai ekonomi akan kokoh. KH Fuad adalah saudagar, tetapi bukan seperti saudagar pada umumnya, karena beliau menetapkan orientasi ke arah kemaslahatan bersama. Pada intinya, spirit sang tokoh adalah melawan salah satu musuh Islam, juga musuh kemanusiaan, yaitu kemiskinan.
Di Indonesia, di setiap kawasan pertanian banyak organisasi dan koperasi yang memiliki visi misi yang jelas, namun tetap saja tak berjalan sesuai harapan. Dari sinilah (Pondok Pesantren Al-Ittifaq bersama KH Fuad Affandi) pembaca akan melihat bagaimana kepemimpinan dalam sebuah pergerakan sangat menentukan kemajuan kaum tani secara gotong-royong. Yang semestinya, kemajuan itu di dapat dari kepemimpinan politik atau digerakkan oleh intelektual organik yang biasanya muncul dari tokoh pergerakan sosial dan politik.
Sayangnya kenyataan itu tak terjadi, yang justru bergerak ialah seorang agamawan. Kepedulian sang tokoh (bersama pesantrennya) yang tinggi terhadap perbaikan nasib ekonomi rakyat membuat sosok KH Fuad Affandi lebih pas disebut sebagai “Entreprenuer Organik”; yaitu seorang wirausahawan yang memproses usaha ekonomi bersama masyarakat. Dari perjuangan ekonomi inilah kemudian Fuad membuktikan kebutuhan spiritual dalam bidang pendidikan sosial, agama, dan budaya berkembang pesat.
Sebagai penganut (atau mungkin pendiri) “Tarekat Sayuriah”, --ini untuk mengingatkan betapa kegiatan agrobisnis sang tokoh bersama masyarakat sekitarnya lebih penting dijadikan topik perbincangan dibanding dunia esoterisme (tasawauf). KH Fuad Affandi dengan Al-Ittifaq-nya memang sukses dengan budi daya dan bisnis sayur-mayurnya. Tak kurang dari 28 jenis sayuran dibudidayakan oleh masyarakat di sekitar Al-Ittifaq.
Membaca resensi karya Suro Prapanca, setelah itu melahap habis buku setebal 392 halaman karya Faiz Manshur ini, para pembaca bisa melihat pada diri KH Fuad Affandi bertemu dua pola kehidupan sekaligus. Kehidupan tradisional orang pesantren, yang tertuang dalam rutinitas mengaji dan mendidik serta kehidupan dunia bisnis modern. Ternyata, itu bukan sebuah kontradiksi, malahan di kedua kehidupan tersebut beliau tetap berperan sama. Apa itu petuah di pengajian, sewaktu konsultasi pribadi dengan kelompok masyarakat, ataupun ketika tugasnya berperan sebagai wirausahawan, esensinya tetap sama. Demikian pula pesannya, tetap sama, yakni bahwa manusia mempunyai potensi untuk memperbaik keadaan masyarakat sekitarnya dari mana pun posisi mereka berada.
Sang tokoh, KH Fuad Affandi, --yang lahir dari perpautan organis antara tahuid, fiqh, dan tasawuf secara tidak berkeputusan-- telah menumbuhkan keseimbangan pandangan antara dimensi duniawi dan ukhrawi dari kehidupan. Di tangan KH Fuad Affandi, agama yang biasanya dipraktikkan sebatas ibadah salat, mengaji, dan berdoa; menjadi lebih luas, yaitu agama yang bersifat sosial, menekankan etos kerja, serta agama sebagai etika pembebasan. Sang kiai bukan hanya tampil sebagai aktor penjaga nilai-nilai masyarakat, juga sekaligus sebagai agen perubahan sosial.
Membaca buku yang diterbitkan oleh Nuansa Cendekia ini, figur KH Fuad Affandi dengan Pondok Pesantren Al-Ittifaq adalah sebuah sosok yang penuh karakter. Pengaruh penuh karakter beliau adalah membangun kepribadian orang lain untuk mandiri secara ekonomi, berkarakter spiritual, serta berpijak pada kehidupan tanah air dan bangsanya, serta sekaligus menebar dan memberi manfaat kepada orang lain. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Entrepreneur Organik: Rahasia Sukses KH Fuad Affandi
ISBN : 978-602-8395-95-3
Penulis : Faiz Manshur
Diterbitkan : Penerbit Nuansa Cendekia & Yayasan Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Cetakan I : September 2009
Tebal : 392 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 19 x 24 cm
Resensi Buku: Negeriku; Musibah & Konflik yang Berkepanjangan
Judul Resensi Buku:
Kependudukan, Kunci Sukses Pembangunan
(Resensi Buku: Negeriku; Musibah & Konflik yang Berkepanjangan) -– SALAH Satu kunci sukses pembangunan adalah bagaimana menggerakkan secara optimum potensi sumber daya manusia. Dunia global dengan batas dan sekat yang semakin abstrak, membuat Indonesia sangat rentan terhadap berbagai pengaruh dari luar. Dalam konteks ini, pembangunan sumber daya manusia Indonesia menjadi skala prioritas yang tidak bisa ditunda.
Buku yang sekarang berada di tangan Anda ini adalah buah karya Soeroso Dasar. Pikiran dan perasaannya galau melihat negeri tercinta, yang tak kunjung sembuh didera masalah dan konflik yang berkepanjangan. Buku ini adalah refleksi batin Soeroso ketika mencermati keadaan negeri tempatnya bernaung hidup. Baca juga ulasan buku-buku yang ditulis penulis yang juga peneliti di bidang kependudukan ini di blog Best-seller Books.
Indonesia menurut Soeroso telah “diurus” dengan cara yang kurang tepat, karena terlalu mengedepankan konsep pembangunan dengan cara kerja Otak Kiri. Kecerdasan Otak Kiri yang hanya mampu pada tataran keahlian semata, justru menjadi “kanker” yang menggerogoti kesehatan negeri. Konsep kecerdasan Otak Kanan yang mengandung muatan nilai-nilai kearifan, ketekunan, kerja keras, kejujuran, refleksi budaya yang adiluhung, dan lainnya justru terabaikan.
Melalui resensi yang ditulis oleh Suro Prapanca ini, disampaikan bahwa Soeroso Dasar dalam tulisannya menekankan pada kekuatan nurani sebagai senjata yang ampuh bagi setiap manusia untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Buku ini patut dibaca sebagai salah satu referensi untuk memperkaya wawasan dan mengasah kepekaan sebagai warga negara yang turut bertanggung jawab dalam bergulirnya proses pembangunan di negeri ini, Indonesia tercinta. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Negeriku: Musibah & Konflik yang Berkepanjangan
ISBN : 978-979-3985-09-7
Karya : Soeroso Dasar
Diterbitkan : Penerbit Unpad Press
Cetakan I : Juli 2007
Tebal : 118 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15 x 21 cm
Kependudukan, Kunci Sukses Pembangunan
(Resensi Buku: Negeriku; Musibah & Konflik yang Berkepanjangan) -– SALAH Satu kunci sukses pembangunan adalah bagaimana menggerakkan secara optimum potensi sumber daya manusia. Dunia global dengan batas dan sekat yang semakin abstrak, membuat Indonesia sangat rentan terhadap berbagai pengaruh dari luar. Dalam konteks ini, pembangunan sumber daya manusia Indonesia menjadi skala prioritas yang tidak bisa ditunda.
Buku yang sekarang berada di tangan Anda ini adalah buah karya Soeroso Dasar. Pikiran dan perasaannya galau melihat negeri tercinta, yang tak kunjung sembuh didera masalah dan konflik yang berkepanjangan. Buku ini adalah refleksi batin Soeroso ketika mencermati keadaan negeri tempatnya bernaung hidup. Baca juga ulasan buku-buku yang ditulis penulis yang juga peneliti di bidang kependudukan ini di blog Best-seller Books.
Indonesia menurut Soeroso telah “diurus” dengan cara yang kurang tepat, karena terlalu mengedepankan konsep pembangunan dengan cara kerja Otak Kiri. Kecerdasan Otak Kiri yang hanya mampu pada tataran keahlian semata, justru menjadi “kanker” yang menggerogoti kesehatan negeri. Konsep kecerdasan Otak Kanan yang mengandung muatan nilai-nilai kearifan, ketekunan, kerja keras, kejujuran, refleksi budaya yang adiluhung, dan lainnya justru terabaikan.
Melalui resensi yang ditulis oleh Suro Prapanca ini, disampaikan bahwa Soeroso Dasar dalam tulisannya menekankan pada kekuatan nurani sebagai senjata yang ampuh bagi setiap manusia untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik. Buku ini patut dibaca sebagai salah satu referensi untuk memperkaya wawasan dan mengasah kepekaan sebagai warga negara yang turut bertanggung jawab dalam bergulirnya proses pembangunan di negeri ini, Indonesia tercinta. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Negeriku: Musibah & Konflik yang Berkepanjangan
ISBN : 978-979-3985-09-7
Karya : Soeroso Dasar
Diterbitkan : Penerbit Unpad Press
Cetakan I : Juli 2007
Tebal : 118 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15 x 21 cm
Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan
Judul Resensi Buku:
Menteri Kependudukan sebuah Keniscayaan!
(Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan) -- SEJARAH Panjang program pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di negeri ini diwarnai era pasang surut. Indonesia pernah mengalami periode keemasan, termarginalkan, dan kini periode reposisi. Perjalanan berharga tersebut mestinya dijadikan pelajaran dan menjadi catatan. Ingat, hasil yang kita nikmati hari ini merupakan buah yang pernah ditanam!
Menata masalah pembangunan memang sulit dan rumit. Masalahnya terkadang bukan pada manajemennya yang salah, tetapi lebih sering pada masalah dasarnya, yakni pada desain organisasi. Dalam sistem pemerintahan presidensial, arah pembangunan di Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana para pembantu presiden –dalam hal ini para menteri—mampu merumuskan kebijakan pembangunan itu sendiri. Kali ini Best-seller Books mengetengahkan bacaan yang cukup serius, tapi jangan salah membaca buku ini tidak harus mengernyitkan kening ya.
Pembaca simak terus ya resensi yang ditulis Suro Prapanca ini. Lalu, bagaimana dengan lembaga pemerintah yang menangani kependudukan dan KB di Indonesia? Sekarang ini motor penggerak utama dikendalikan oleh sebuah lembaga negara nonkementerian, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Boleh dibilang, nomenklatur tersebut tidak pro-KB, apalagi bila digandengkan dengan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Hierarki birokrasi yang teramat panjang untuk sampai ke meja Presiden menjadikan program KB tetap termarginalkan dalam tata kelola pemerintahan. Padahal, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sudah sangat jelas menganut prinsip kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan (people-centered development).
Dengan begitu, penting dilakukan integrasi kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup. Nah, buku “Dicari, Menteri Kependudukan” ini merupakan catatan kritis sang penulis atas karut-marutnya pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di Indonesia. Soeroso Dasar (sang penulis) mengajak kita mengingat kembali ke titik sentral pembangunan itu. Kali ini dengan memberikan pertimbangan empiris kepada pemerintah, agar pembangunan di Indonesia berhasil, Menteri Kependudukan adalah sebuah keniscayaan dalam kabinet pemerintahan. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Dicari, Menteri Kependudukan
ISBN : 978-602-99552-2-4
Karya : Soeroso Dasar
Diterbitkan : Penerbit CorBooks, IPKB Jabar, BKKBN
Cetakan I : Juli 2014
Tebal : 148 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 16 x 24 cm
Menteri Kependudukan sebuah Keniscayaan!
(Resensi Buku: Dicari, Menteri Kependudukan) -- SEJARAH Panjang program pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di negeri ini diwarnai era pasang surut. Indonesia pernah mengalami periode keemasan, termarginalkan, dan kini periode reposisi. Perjalanan berharga tersebut mestinya dijadikan pelajaran dan menjadi catatan. Ingat, hasil yang kita nikmati hari ini merupakan buah yang pernah ditanam!
Menata masalah pembangunan memang sulit dan rumit. Masalahnya terkadang bukan pada manajemennya yang salah, tetapi lebih sering pada masalah dasarnya, yakni pada desain organisasi. Dalam sistem pemerintahan presidensial, arah pembangunan di Indonesia sangat ditentukan oleh sejauh mana para pembantu presiden –dalam hal ini para menteri—mampu merumuskan kebijakan pembangunan itu sendiri. Kali ini Best-seller Books mengetengahkan bacaan yang cukup serius, tapi jangan salah membaca buku ini tidak harus mengernyitkan kening ya.
Pembaca simak terus ya resensi yang ditulis Suro Prapanca ini. Lalu, bagaimana dengan lembaga pemerintah yang menangani kependudukan dan KB di Indonesia? Sekarang ini motor penggerak utama dikendalikan oleh sebuah lembaga negara nonkementerian, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Boleh dibilang, nomenklatur tersebut tidak pro-KB, apalagi bila digandengkan dengan kependudukan dan pembangunan keluarga.
Hierarki birokrasi yang teramat panjang untuk sampai ke meja Presiden menjadikan program KB tetap termarginalkan dalam tata kelola pemerintahan. Padahal, Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sudah sangat jelas menganut prinsip kependudukan sebagai titik sentral kegiatan pembangunan (people-centered development).
Dengan begitu, penting dilakukan integrasi kebijakan kependudukan ke dalam pembangunan sosial budaya, ekonomi, dan lingkungan hidup. Nah, buku “Dicari, Menteri Kependudukan” ini merupakan catatan kritis sang penulis atas karut-marutnya pembangunan kependudukan, KB, dan pembangunan keluarga di Indonesia. Soeroso Dasar (sang penulis) mengajak kita mengingat kembali ke titik sentral pembangunan itu. Kali ini dengan memberikan pertimbangan empiris kepada pemerintah, agar pembangunan di Indonesia berhasil, Menteri Kependudukan adalah sebuah keniscayaan dalam kabinet pemerintahan. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Dicari, Menteri Kependudukan
ISBN : 978-602-99552-2-4
Karya : Soeroso Dasar
Diterbitkan : Penerbit CorBooks, IPKB Jabar, BKKBN
Cetakan I : Juli 2014
Tebal : 148 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 16 x 24 cm
Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.
Judul Resensi Buku:
Membuka Langkah Mencipta Sejarah
(Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.) -- “Membuka langkah mencipta sejarah, itulah gambaran perjalanan seorang Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH sampai dengan usianya sekarang ini,” cerita Agus M Irkham, penulis buku biografi sang tokoh (Ariyanti), saat memberikan ulasan pada launching buku otobiografi Ariyanti di Hotel Holiday Inn Bandung, Jawa Barat, Rabu 12 Agustus 2015.
Launching buku otobiografi “Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH” sekaligus syukuran peringatan hari jadi yang ke-70 tahun sang tokoh. Hangat, akrab, dan membahagiakan. Tiga kata itu yang dirasakan ketika mengenal lebih dekat Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH, yang lebih akrab disapa dengan Ibu Ariyanti. Meskipun sudah berada di usia senja, dan pernah sakit sangat berat, Ibu Ariyanti masih bisa mengingat banyak hal. Mulai dari masa kecilnya di Cirebon, masa remaja saat sekolah di Semarang, awal pernikahan, mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti, hingga saat menjadi Tenaga Profesional di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI). Termasuk cerita saat menyelesaikan kuliah S-3 di Universiti Kebangsaan Malaysia. Sungguh bacaan menarik bila ingin mengambil teladan dari sang tokoh nasional pendidikan nonformal Indonesia ini di blog Best-seller Books.
Membaca otobiografi setebal 204 halaman ini, seperti merenungi cerita Ibu Ariyanti, bahwa niat baik dan ketulusan yang telah membimbing dan mengantarkannya kepada keberhasilan hidup. Niat baik berupa keinginan membantu suami dan membesarkan kedua putrinya, serta ketulusan dalam mengabdi kepada bangsa dan negara dengan mendidik para generasi muda agar memiliki keterampilan dan akhirnya bisa bekerja, telah mengantarkannya menjadi pakar Pendidikan Nonformal di Indonesia.
Menyimak otobiografi yang “menarik” didesain oleh cucu sang tokoh-- Carissa Lestari, yang sekarang sedang meniti karier di bidang desain grafis di Arizona, negeri Paman Sam—seperti mendapatkan pelajaran hidup yang bisa kita ambil manfaatnya: salah satu kunci utama yang membuat LPP Ariyanti mampu bertahan sampai sekarang adalah karena tidak hanya memberikan bekal keterampilan teknis dan jaringan perusahaan penerima tenaga kerja, tapi juga memberikan nilai berupa perubahan cara berpikir kepada para siswa dan mahasiswanya.
Perubahan cara berpikir itu berupa pemahaman bahwa keterampilan yang dimiliki tersebut nantinya tidak hanya sebagai bekal bekerja, namun juga ditempatkan pula sebagai bagian dari bentuk pengabdian. Sehingga setelah lulus dan bekerja, mereka akan berpikir pula untuk berbagi atas keterampilan yang dimiliki tersebut kepada orang lain. Dengan begitu ada banyak orang yang akan merasakan manfaat dari kehadiran mereka. Menjadi orang yang mampu membukakan langkah bagi orang lain agar dia di kemudian hari mampu membuka sejarah hidupnya sendiri.
Membuka buku otobiografi ini yang kemudian diresensi oleh Suro Prapanca, halaman demi halaman, Anda akan mengenal lebih dekat perjuangan sang tokoh, bagaimana menghadapi kehidupan pada masa sulit (Bab 1: Kerupuk, kecap, dan nasi putih), kemudian cerita romantisme masa remaja (Bab 2: Impian, cinta, dan amplop), sampai pada bab terakhir (Bab 7: Buah-buah pengabdian) yang telah diterima Ibu Ariyanti sebagai hasil niat baik dan ketulusannya menjalankan hidup untuk terus memberikan manfaat diri dan orang lain.
Memegang buku otobiografi ini, yang tidak hanya enak dilihat, juga semakin menarik dengan ingin terus membuka kemudian membaca halaman awal sampai dengan halaman akhir. Pembaca akan menemukan hikmah yang lain, bahwa perbaikan harkat hidup seseorang salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Namun, tidak semua orang beruntung dapat memperoleh pendidikan yang memadai. Menyadari hal tersebut, berawal dari salon kecantikan sederhana di tahun 1968, kemudian tumbuh menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, seorang Ariyanti telah membuka kesempatan banyak orang untuk mendapatkan pendidikan sekaligus keterampilan. Hingga kini, tak kurang dari 75.000 lulusannya telah melangkahkan kaki penuh optimisme dan mampu menciptakan sejarah hidupnya masing-masing. Hidup yang mulia, bahagia serta punya arti bagi lingkungannya.
“Membuka langkah mencipta sejarah. Ibu Ariyanti telah membukakan langkah pada para anak didiknya sehingga mereka mencipta sejarah bagi masa depannya.” Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Membuka Langkah Mencipta Sejarah, Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.
ISBN : 978-602-71967-0-4
Karya : Agus M Irkham
Diterbitkan : Penerbit Yayasan Pendidikan Ariyanti
Cetakan I : Maret 2015
Tebal : 204 halaman
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 17 x 23,5 cm
Membuka Langkah Mencipta Sejarah
(Resensi Buku: Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.) -- “Membuka langkah mencipta sejarah, itulah gambaran perjalanan seorang Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH sampai dengan usianya sekarang ini,” cerita Agus M Irkham, penulis buku biografi sang tokoh (Ariyanti), saat memberikan ulasan pada launching buku otobiografi Ariyanti di Hotel Holiday Inn Bandung, Jawa Barat, Rabu 12 Agustus 2015.
Launching buku otobiografi “Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH” sekaligus syukuran peringatan hari jadi yang ke-70 tahun sang tokoh. Hangat, akrab, dan membahagiakan. Tiga kata itu yang dirasakan ketika mengenal lebih dekat Dr KRAy CA Ariyanti PS, MH, yang lebih akrab disapa dengan Ibu Ariyanti. Meskipun sudah berada di usia senja, dan pernah sakit sangat berat, Ibu Ariyanti masih bisa mengingat banyak hal. Mulai dari masa kecilnya di Cirebon, masa remaja saat sekolah di Semarang, awal pernikahan, mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (LPP) Ariyanti, hingga saat menjadi Tenaga Profesional di Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas RI). Termasuk cerita saat menyelesaikan kuliah S-3 di Universiti Kebangsaan Malaysia. Sungguh bacaan menarik bila ingin mengambil teladan dari sang tokoh nasional pendidikan nonformal Indonesia ini di blog Best-seller Books.
Membaca otobiografi setebal 204 halaman ini, seperti merenungi cerita Ibu Ariyanti, bahwa niat baik dan ketulusan yang telah membimbing dan mengantarkannya kepada keberhasilan hidup. Niat baik berupa keinginan membantu suami dan membesarkan kedua putrinya, serta ketulusan dalam mengabdi kepada bangsa dan negara dengan mendidik para generasi muda agar memiliki keterampilan dan akhirnya bisa bekerja, telah mengantarkannya menjadi pakar Pendidikan Nonformal di Indonesia.
Menyimak otobiografi yang “menarik” didesain oleh cucu sang tokoh-- Carissa Lestari, yang sekarang sedang meniti karier di bidang desain grafis di Arizona, negeri Paman Sam—seperti mendapatkan pelajaran hidup yang bisa kita ambil manfaatnya: salah satu kunci utama yang membuat LPP Ariyanti mampu bertahan sampai sekarang adalah karena tidak hanya memberikan bekal keterampilan teknis dan jaringan perusahaan penerima tenaga kerja, tapi juga memberikan nilai berupa perubahan cara berpikir kepada para siswa dan mahasiswanya.
Perubahan cara berpikir itu berupa pemahaman bahwa keterampilan yang dimiliki tersebut nantinya tidak hanya sebagai bekal bekerja, namun juga ditempatkan pula sebagai bagian dari bentuk pengabdian. Sehingga setelah lulus dan bekerja, mereka akan berpikir pula untuk berbagi atas keterampilan yang dimiliki tersebut kepada orang lain. Dengan begitu ada banyak orang yang akan merasakan manfaat dari kehadiran mereka. Menjadi orang yang mampu membukakan langkah bagi orang lain agar dia di kemudian hari mampu membuka sejarah hidupnya sendiri.
Membuka buku otobiografi ini yang kemudian diresensi oleh Suro Prapanca, halaman demi halaman, Anda akan mengenal lebih dekat perjuangan sang tokoh, bagaimana menghadapi kehidupan pada masa sulit (Bab 1: Kerupuk, kecap, dan nasi putih), kemudian cerita romantisme masa remaja (Bab 2: Impian, cinta, dan amplop), sampai pada bab terakhir (Bab 7: Buah-buah pengabdian) yang telah diterima Ibu Ariyanti sebagai hasil niat baik dan ketulusannya menjalankan hidup untuk terus memberikan manfaat diri dan orang lain.
Memegang buku otobiografi ini, yang tidak hanya enak dilihat, juga semakin menarik dengan ingin terus membuka kemudian membaca halaman awal sampai dengan halaman akhir. Pembaca akan menemukan hikmah yang lain, bahwa perbaikan harkat hidup seseorang salah satunya ditentukan oleh pendidikan. Namun, tidak semua orang beruntung dapat memperoleh pendidikan yang memadai. Menyadari hal tersebut, berawal dari salon kecantikan sederhana di tahun 1968, kemudian tumbuh menjadi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan, seorang Ariyanti telah membuka kesempatan banyak orang untuk mendapatkan pendidikan sekaligus keterampilan. Hingga kini, tak kurang dari 75.000 lulusannya telah melangkahkan kaki penuh optimisme dan mampu menciptakan sejarah hidupnya masing-masing. Hidup yang mulia, bahagia serta punya arti bagi lingkungannya.
“Membuka langkah mencipta sejarah. Ibu Ariyanti telah membukakan langkah pada para anak didiknya sehingga mereka mencipta sejarah bagi masa depannya.” Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : Membuka Langkah Mencipta Sejarah, Dr. KRAy. C.A. Ariyanti P.S., MH.
ISBN : 978-602-71967-0-4
Karya : Agus M Irkham
Diterbitkan : Penerbit Yayasan Pendidikan Ariyanti
Cetakan I : Maret 2015
Tebal : 204 halaman
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 17 x 23,5 cm
Resensi Buku: BASONG HADJI MAGANA
Judul Resensi Buku:
Api Peristiwa Galung Lombok
(Resensi Buku: Basong Hadji Magana) -- PERISTIWA Galung Lombok, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi catatan kelam, sebuah tragedi kejahatan perang pada masa pendudukan Belanda di bumi Sulawesi yang dilakukan Westerling dan pasukannya. Komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Pasukan Khusus dari Nederland Indische Civil Administration (NICA) beserta segenap pasukan pendudukan Belanda telah membantai 40.000 rakyat yang terjadi di Galung Lombok dan sekitarnya di Sulawesi.
Buku “BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok” ini adalah sebuah memoar sang tokoh, yang sekaligus menjadi Panglima Gapri 5.3.1. setelah gugurnya Muhammad Soleh Bandjar, tentang perang mempertahankan kemerdekaan dan perlawanan terhadap negara boneka bentukan Belanda, Negara Indonesia Timur (NIT) di Sulawesi (Negara boneka yang dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar pada 7-24 Desember 1946). Cerita tokoh dari Sulawesi ini baru bisa diterbitkan tahun ini (2015) sejak 1970-an sang tokoh telah mendokumentasikan catatan pribadinya. Dan, Anda pembaca berkesempatan membaca resensinya di blog Best-seller Books.
Sang tokoh, Basong Hadji Magana (10 November 1917 -1982), merupakan saksi mata sekaligus pelaku sejarah perlawanan rakyat Sulawesi terhadap pendudukan Belanda dan tragedi kejahatan perang yang dilakukan sang algojo, Westerling, dan pasukannya. Memoar sebanyak 4 bab ini selesai ditulis pada 1970 dan masih berbentuk tulisan tangan. Baru pada 2015 ini, catatan pribadi sang pelaku sejarah yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat, ini kemudian diterbitkan sebagai buku dalam jumlah terbatas oleh putranya, Junus Hair Muniaga.
Membaca memoar setebal 160 halaman ini yang kemudian diresensi oleh Suro Prapanca, seperti menguak kembali bagaimana Basong Hadji Magana mengalami pahit-getir kehidupan. Seburuk apa pun perlakuan sedadu Belanda terhadap warga asli Mandar ini takkan pernah bisa menghalangi lahirnya seorang penantang dari Kampung Subbi, Desa Tande, Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (dulu masuk wilayah Sulawesi Selatan). Tidak seorang kerabat maupun kawan semasa kecil mengira, Basong bakal menjadi buruan tentara Belanda. Pada masanya, pria ini dianggap ekstremis atau orang berbahaya. Ketika menjabat Panglima Perang II Gabungan Pedjuang Republik Indonesia (Gapri) 5.3.1, dia pun dipercaya memimpin penyerangan ke sejumlah tangsi militer Belanda di wilayah administratif (afdeling) Mandar.
Salah satu kisah menarik dalam memoar yang ditulis bergaya novel ini, pagi hari 1 Februari 1947, Basong bersama tujuh rekannya yang tergabung dalam laskar Gapri 5.3.1. bergerak menyisir para serdadu Belanda yang menebar teror kepada masyarakat di kawasan Taloloq (sekarang wilayah Desa Baruga, Banggae, Kabupaten Majene). Baku tembak dan saling lempar granat tidak dapat dihindari. Dalam pertempuran sengit itu Basong mencatat, seorang anggotanya, yaitu Sukirno tewas dan Jonggang mengalami luka parah.
Di satu sisi, para pejuang berhasil menawan hidup-hidup tiga serdadu asli Belanda. Dendam yang tak tertahankan membuat para pejuang menggantung ketiganya di dua pohon besar dengan posisi terbalik. Akibat perbuatan yang dilakukan pasukan DST, ketiga serdadu Belanda ini menjadi tumpahan kemarahan para pejuang. Mereka pun akhirnya tewas di tangan pejuang.
Informasi terbunuhnya ketiga serdadu Belanda itulah yang memicu kemarahan anak buah Westerling, Letnan Vermeulen yang sudah mengumpulkan seribu lebih orang di Galung Lombok kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membombardir dengan tembakan membabi-buta terhadap kerumunan massa rakyat Sulawesi itu (Peristiwa Panyapuang Galung Lombok, 2 Februari 1947).
Dikutip dari film dokumenter berjudul “Pembantaian di Galung Lombok” yang dibuat budayawan Muhammad Ridwan dan sejarawan Thalib Banru, menyebutkan bahwa peristiwa penembakan membabi-buta ke arah kerumunan massa yang merupakan warga sipil, baru terjadi dua kali di dunia, yaitu selain di Galung Lombok (diperkirakan menewaskan 700-an warga sipil), juga terjadi di Amritsar, India, pada Minggu, 13 April 1919 yang dikenal sebagai Jallianwala Bagh Massacre.
Basong Hadji Magana: “Aku mohon dan berharap agar saudara-saudara pembaca memoar ini tidak kecewa karena terpaksa harus menyelami dan menghayati rasa dan perasaan hatiku yang sesungguhnya sangat sukar untuk ditulis dan dilisankan melalui kata dan huruf. Semoga memoar ini berfaedah dan diambil manfaat bagi diriku, keluargaku, dan anak-cucu dari generasi keturunanku. Menjadi buku bacaan untuk mempelajari replik-replik sejarah, kebangunan bangsa, agama, kebudayaan, dan kebangkitan nasional.” Membaca buku ini, Anda akan mendapatkan gambaran perjuangan seorang tokoh pejuang Sulawesi mempertahankan ideologi dan keyakinannya. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok
ISBN : 978-602-73011-0-8
Penulis : Junus HM
Diterbitkan : Penerbit Prasta Hutama Medya
Cetakan I : Agustus 2015
Tebal : 160 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Api Peristiwa Galung Lombok
(Resensi Buku: Basong Hadji Magana) -- PERISTIWA Galung Lombok, Provinsi Sulawesi Barat, menjadi catatan kelam, sebuah tragedi kejahatan perang pada masa pendudukan Belanda di bumi Sulawesi yang dilakukan Westerling dan pasukannya. Komandan Depot Speciale Troepen (DST) atau Pasukan Khusus dari Nederland Indische Civil Administration (NICA) beserta segenap pasukan pendudukan Belanda telah membantai 40.000 rakyat yang terjadi di Galung Lombok dan sekitarnya di Sulawesi.
Buku “BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok” ini adalah sebuah memoar sang tokoh, yang sekaligus menjadi Panglima Gapri 5.3.1. setelah gugurnya Muhammad Soleh Bandjar, tentang perang mempertahankan kemerdekaan dan perlawanan terhadap negara boneka bentukan Belanda, Negara Indonesia Timur (NIT) di Sulawesi (Negara boneka yang dibentuk setelah dilaksanakan Konferensi Malino pada 16-22 Juli 1946 dan Konferensi Denpasar pada 7-24 Desember 1946). Cerita tokoh dari Sulawesi ini baru bisa diterbitkan tahun ini (2015) sejak 1970-an sang tokoh telah mendokumentasikan catatan pribadinya. Dan, Anda pembaca berkesempatan membaca resensinya di blog Best-seller Books.
Sang tokoh, Basong Hadji Magana (10 November 1917 -1982), merupakan saksi mata sekaligus pelaku sejarah perlawanan rakyat Sulawesi terhadap pendudukan Belanda dan tragedi kejahatan perang yang dilakukan sang algojo, Westerling, dan pasukannya. Memoar sebanyak 4 bab ini selesai ditulis pada 1970 dan masih berbentuk tulisan tangan. Baru pada 2015 ini, catatan pribadi sang pelaku sejarah yang berasal dari Mandar, Sulawesi Barat, ini kemudian diterbitkan sebagai buku dalam jumlah terbatas oleh putranya, Junus Hair Muniaga.
Membaca memoar setebal 160 halaman ini yang kemudian diresensi oleh Suro Prapanca, seperti menguak kembali bagaimana Basong Hadji Magana mengalami pahit-getir kehidupan. Seburuk apa pun perlakuan sedadu Belanda terhadap warga asli Mandar ini takkan pernah bisa menghalangi lahirnya seorang penantang dari Kampung Subbi, Desa Tande, Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (dulu masuk wilayah Sulawesi Selatan). Tidak seorang kerabat maupun kawan semasa kecil mengira, Basong bakal menjadi buruan tentara Belanda. Pada masanya, pria ini dianggap ekstremis atau orang berbahaya. Ketika menjabat Panglima Perang II Gabungan Pedjuang Republik Indonesia (Gapri) 5.3.1, dia pun dipercaya memimpin penyerangan ke sejumlah tangsi militer Belanda di wilayah administratif (afdeling) Mandar.
Salah satu kisah menarik dalam memoar yang ditulis bergaya novel ini, pagi hari 1 Februari 1947, Basong bersama tujuh rekannya yang tergabung dalam laskar Gapri 5.3.1. bergerak menyisir para serdadu Belanda yang menebar teror kepada masyarakat di kawasan Taloloq (sekarang wilayah Desa Baruga, Banggae, Kabupaten Majene). Baku tembak dan saling lempar granat tidak dapat dihindari. Dalam pertempuran sengit itu Basong mencatat, seorang anggotanya, yaitu Sukirno tewas dan Jonggang mengalami luka parah.
Di satu sisi, para pejuang berhasil menawan hidup-hidup tiga serdadu asli Belanda. Dendam yang tak tertahankan membuat para pejuang menggantung ketiganya di dua pohon besar dengan posisi terbalik. Akibat perbuatan yang dilakukan pasukan DST, ketiga serdadu Belanda ini menjadi tumpahan kemarahan para pejuang. Mereka pun akhirnya tewas di tangan pejuang.
Informasi terbunuhnya ketiga serdadu Belanda itulah yang memicu kemarahan anak buah Westerling, Letnan Vermeulen yang sudah mengumpulkan seribu lebih orang di Galung Lombok kemudian memerintahkan anak buahnya untuk membombardir dengan tembakan membabi-buta terhadap kerumunan massa rakyat Sulawesi itu (Peristiwa Panyapuang Galung Lombok, 2 Februari 1947).
Dikutip dari film dokumenter berjudul “Pembantaian di Galung Lombok” yang dibuat budayawan Muhammad Ridwan dan sejarawan Thalib Banru, menyebutkan bahwa peristiwa penembakan membabi-buta ke arah kerumunan massa yang merupakan warga sipil, baru terjadi dua kali di dunia, yaitu selain di Galung Lombok (diperkirakan menewaskan 700-an warga sipil), juga terjadi di Amritsar, India, pada Minggu, 13 April 1919 yang dikenal sebagai Jallianwala Bagh Massacre.
Basong Hadji Magana: “Aku mohon dan berharap agar saudara-saudara pembaca memoar ini tidak kecewa karena terpaksa harus menyelami dan menghayati rasa dan perasaan hatiku yang sesungguhnya sangat sukar untuk ditulis dan dilisankan melalui kata dan huruf. Semoga memoar ini berfaedah dan diambil manfaat bagi diriku, keluargaku, dan anak-cucu dari generasi keturunanku. Menjadi buku bacaan untuk mempelajari replik-replik sejarah, kebangunan bangsa, agama, kebudayaan, dan kebangkitan nasional.” Membaca buku ini, Anda akan mendapatkan gambaran perjuangan seorang tokoh pejuang Sulawesi mempertahankan ideologi dan keyakinannya. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian umum Inilah Koran.
Judul : BASONG HADJI MAGANA: Api Peristiwa Galung Lombok
ISBN : 978-602-73011-0-8
Penulis : Junus HM
Diterbitkan : Penerbit Prasta Hutama Medya
Cetakan I : Agustus 2015
Tebal : 160 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Sabtu, 08 Agustus 2015
Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip
Judul Resensi Buku:
Pelangi yang Mempertahankan Warna-warni
(Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip) -- “PELANGI Kerlap-kerlip” adalah novel perdana karya Dewi Pelangi, seorang ibu pendidik yang sehari-hari disibukkan dengan kewajibannya mengajar, juga tetap memperhatikan dan mengurus sendiri dua putri buah hatinya, Ratu Audi dan Putri Mawadah.
Sebelumnya, penulis lebih banyak menghasilkan buku-buku dan naskah-naskah karya orang lain untuk disunting/diedit. Sejak lulus dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Jurusan Editing/Penyuntingan, putri kelahiran Bogor ini langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah kemudian diaplikasikan di dunia kerja. Dengan bekerja di dunia media massa dan di beberapa penerbit di Bandung maupun Bogor. Bagi pembaca yang ingin ikut merasakan adukan perasaan yang diilhami dari kisah nyata ini baca dulu blog Best-seller Books ini baru miliki bukunya.
Diilhami dari kisah nyata, “Pelangi Kerlap-kerlip” berkisah tentang sang tokoh, Pelangi Mumtazah, yang berusaha bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita, dibalut kuatnya rasa cinta, dan ujian serta pembuktian kuatnya cinta yang dimiliki tidak boleh mengalahkan cinta dan mendambanya kepada Rasulullah (keimanan).
Novel yang diterbitkan oleh Penerbit Zora Book, Yogyakarta, dengan ketebalan 318 halaman ini berkisah tentang sosok Pelangi Mumtazah yang menemukan cintanya pada Kak Acheng. Sayang, dua insan yang sebetulnya bisa saling mengisi dan saling melengkapi dengan dilandasi cinta kasih, harus bertemu tembok keimanan yang mereka pegang teguh dengan kuat. Dua insan yang teguh memegang keyakinan agama dan berasal dari keluarga yang keduanya sama-sama taat Bergama, keduanya berbeda agama.
Namun, berdasarkan keyakinannya bahwa cintanya kepada Rasulullah lebih besar dibanding cintanya kepada sesama manusia, Pelangi mantap memilih meninggalkannya dan menerima pinangan Ismail, yang tak lain adalah teman semasa sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Cinta memang perlu diperjuangkan, sangat mudah diucapkan. Rumah tangganya dengan Ismail menguji kecintaannya untuk memilik pasangan hidup dengan orang yang seiman. Tapi, ombak dan badai cobaan mahligai rumah tangganya sungguh menghebat!
Batin Pelangi, terus tertekan dan menggumpalkan tanda tanya besar. Mengapa jalan yang ditempuhnya untuk lebih memilih pasangan hidup yang seiman tapi penderitaan dan cobaan terus menerjang? Harapannya, menemukan sosok imam dalam rumah tangga, seperti halnya rumah tangga Rasulullah yang sakinah mawadah warahmah, tidak dia temukan dengan suaminya yang seiman, Ismail?
Meski ini adalah novel perdana sang penulis, namun sebuah gambaran kehidupan dan penokohannya sangat alami dan realistis, serta alur cerita yang sarat emosi. Anda, pembaca, seperti diajak merenungi perjalanan hidup masing-masing, yang kita alami. Membuka mata hati pembaca untuk bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita dengan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.
Barangkali, novel ini bisa menjadi cermin perjuangan perempuan, bagaimana mempertahankan cinta, menjaga keluarga, dan menggenggam keimanannya. Sangat memovitasi para perempuan untuk bangkit dari ketakutan dan keterpurukan. Bagaimana mengubah takdir dengan doa dan ikhtiar. Optimistis melangkah dengan berprasangka baik pada Allah. (Baca pula novel-novel lainnya yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini)
Selanjutnya bagaimana bisa rumah tangganya bersama Ismail hancur berantakan? Apakah Pelangi menemukan sosok yang mengajaknya menggenggam cinta hakiki berhiaskan iman dan takwa? Simak saja kisah Pelangi Mumtazah dalam “Pelangi Kerlap-kerlip” ini! Selamat membaca resensi buku ini. Kemudian setelah membaca novelnya langsung, semoga novel ini bisa menuntun pembaca untuk bisa menyikapi realita dan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.
Judul : Pelangi Kerlap-kerlip
ISBN : 978-602-71777-4-1
Penulis : Dewi Pelangi
Penerbit : Zora Book, Glosaria Media Group
Cetakan : 2015
Halaman : 318 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Novel
Pelangi yang Mempertahankan Warna-warni
(Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip) -- “PELANGI Kerlap-kerlip” adalah novel perdana karya Dewi Pelangi, seorang ibu pendidik yang sehari-hari disibukkan dengan kewajibannya mengajar, juga tetap memperhatikan dan mengurus sendiri dua putri buah hatinya, Ratu Audi dan Putri Mawadah.
Sebelumnya, penulis lebih banyak menghasilkan buku-buku dan naskah-naskah karya orang lain untuk disunting/diedit. Sejak lulus dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Jurusan Editing/Penyuntingan, putri kelahiran Bogor ini langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah kemudian diaplikasikan di dunia kerja. Dengan bekerja di dunia media massa dan di beberapa penerbit di Bandung maupun Bogor. Bagi pembaca yang ingin ikut merasakan adukan perasaan yang diilhami dari kisah nyata ini baca dulu blog Best-seller Books ini baru miliki bukunya.
Diilhami dari kisah nyata, “Pelangi Kerlap-kerlip” berkisah tentang sang tokoh, Pelangi Mumtazah, yang berusaha bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita, dibalut kuatnya rasa cinta, dan ujian serta pembuktian kuatnya cinta yang dimiliki tidak boleh mengalahkan cinta dan mendambanya kepada Rasulullah (keimanan).
Novel yang diterbitkan oleh Penerbit Zora Book, Yogyakarta, dengan ketebalan 318 halaman ini berkisah tentang sosok Pelangi Mumtazah yang menemukan cintanya pada Kak Acheng. Sayang, dua insan yang sebetulnya bisa saling mengisi dan saling melengkapi dengan dilandasi cinta kasih, harus bertemu tembok keimanan yang mereka pegang teguh dengan kuat. Dua insan yang teguh memegang keyakinan agama dan berasal dari keluarga yang keduanya sama-sama taat Bergama, keduanya berbeda agama.
Namun, berdasarkan keyakinannya bahwa cintanya kepada Rasulullah lebih besar dibanding cintanya kepada sesama manusia, Pelangi mantap memilih meninggalkannya dan menerima pinangan Ismail, yang tak lain adalah teman semasa sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Cinta memang perlu diperjuangkan, sangat mudah diucapkan. Rumah tangganya dengan Ismail menguji kecintaannya untuk memilik pasangan hidup dengan orang yang seiman. Tapi, ombak dan badai cobaan mahligai rumah tangganya sungguh menghebat!
Batin Pelangi, terus tertekan dan menggumpalkan tanda tanya besar. Mengapa jalan yang ditempuhnya untuk lebih memilih pasangan hidup yang seiman tapi penderitaan dan cobaan terus menerjang? Harapannya, menemukan sosok imam dalam rumah tangga, seperti halnya rumah tangga Rasulullah yang sakinah mawadah warahmah, tidak dia temukan dengan suaminya yang seiman, Ismail?
Meski ini adalah novel perdana sang penulis, namun sebuah gambaran kehidupan dan penokohannya sangat alami dan realistis, serta alur cerita yang sarat emosi. Anda, pembaca, seperti diajak merenungi perjalanan hidup masing-masing, yang kita alami. Membuka mata hati pembaca untuk bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita dengan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.
Barangkali, novel ini bisa menjadi cermin perjuangan perempuan, bagaimana mempertahankan cinta, menjaga keluarga, dan menggenggam keimanannya. Sangat memovitasi para perempuan untuk bangkit dari ketakutan dan keterpurukan. Bagaimana mengubah takdir dengan doa dan ikhtiar. Optimistis melangkah dengan berprasangka baik pada Allah. (Baca pula novel-novel lainnya yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini)
Selanjutnya bagaimana bisa rumah tangganya bersama Ismail hancur berantakan? Apakah Pelangi menemukan sosok yang mengajaknya menggenggam cinta hakiki berhiaskan iman dan takwa? Simak saja kisah Pelangi Mumtazah dalam “Pelangi Kerlap-kerlip” ini! Selamat membaca resensi buku ini. Kemudian setelah membaca novelnya langsung, semoga novel ini bisa menuntun pembaca untuk bisa menyikapi realita dan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.
Judul : Pelangi Kerlap-kerlip
ISBN : 978-602-71777-4-1
Penulis : Dewi Pelangi
Penerbit : Zora Book, Glosaria Media Group
Cetakan : 2015
Halaman : 318 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Novel
Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun
Judul Resensi Buku:
Penulis yang sehari-harinya sebagai pegiat media di harian umum yang terbit seantero Jawa Barat, seolah menjadikan buku motivasi bisnis yang baru terbit ini untuk melengkapi karya-karyanya yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti, “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia”, “11 Wags Paling Hot Abad Ini”, “11 Wags Paling Kontroversial Abad Ini”, “Marc Marquez Si Semut Mirah Pemecah Rekor”, dan “Ide Bisnis Anda Memang Brilian”. Dan resensi buku-buku tersebut dimuat di blog ini Best-seller Books.
Apakah usia kamu masih belum mencapai 25 tahun, tapi sudah berpikir untuk memiliki usaha sendiri? Jika iya, kamu pastinya tidak sendirian. Para miliarder yang ada dalam buku setebal 286 halaman ini pernah berada dalam posisi seperti kamu. (Simak juga buku-buku karya Budi Safa'at yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini).
Buku terbitan Grasindo, PT Widiasarana Indonesia ini, berisi 50 miliarder sukses dari berbagai belahan dunia. Mereka berbagi kisah bagaimana sudah merintis bisnisnya sejak usia mereka belum mencapai seperempat abad. Kebanyakan di antara mereka, bahkan memulainya pada saat masih bersekolah menengah. Tak sedikit dari para miliarder itu memulai sesuatunya dengan hal sangat sederhana, hobi, bahkan sesuatu yang bisa dibilang tak terpikirkan oleh kebanyakan orang di sekitarnya.
Di antara mereka ada Aiko Morita, pendiri Sony. Calvin Richard Klein, pendiri Carlvin Klein. Dustin Moskovic, pendiri Facebook dan Asana.Com. Matt Mullenweg, pendiri Wordpress. Do Won Chang, pendiri Forever 21. Jacob Arabo, pendiri Jacob & Co. Dan, masih banyak lagi para milarder yang telah memutuskan dan melakukan bisnisnya yang dimulai dari usia muda.
Mudanya usia ternyata tidak menghalangi mereka untuk merangkak ke gerbang kesuksesan. Dan sekarang ini di usia yang sebagian besar belum mencapai 50 tahun, mereka sudah merasakan arti kesuksesan itu sendiri. Bagaimana mereka merintis usaha mereka dan bergulat dengan pilihan mereka di usia yang masih belia pasti akan membuat kamu terbengong-bengong. Beberapa kisah, bahkan akan sangat mungkin membuat kamu tiba-tiba merasakah semangat yang luar biasa untuk mengejar passion kamu.
Di samping itu, Anda juga akan mendapatkan tips sukses dari Warren Buffet. Siapa dia, Warren Buffet? Orang yang dianggap ‘dewa’ di dunia bisnis ataupun investasi. Bagaimana tidak, kekayaannya saja mencapai angka 71,5 miliar dolar AS. Pria 78 itu adalah guru sekaligus inspirasi bagi orang-orang yang punya ketertarikan besar di bidang bisnis. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya.
Simak saja kisah mereka dan temukan semangat di dalamnya! Selamat membaca resensi buku ini jangan lupa teruskan juga dengan membaca bukunya langsung. Semoga buku ini bisa jadi awal dari jawaban atas segala pertanyaan yang kini masih hinggap di benak Anda.
Judul : Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun
ISBN : 978-602-3750-41-2
Penulis : Budi Safa’at
Penerbit : Grasindo, PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : 2015
Halaman : 286 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Kategori : Motivasi
Mulailah dan Berhentilah Bicara!
(Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun) -- SATU Lagi di bulan Juli 2015 ini, sang penulis produktif, Budi Safa’at menuangkan idenya dengan menulis buku motivasi “Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun” yang mengajak para insan muda untuk tidak ragu menjemput kesuksesan mereka melalui bisnis. Mulailah dan Berhentilah Bicara!
(Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun) -- SATU Lagi di bulan Juli 2015 ini, sang penulis produktif, Budi Safa’at menuangkan idenya dengan menulis buku motivasi “Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun” yang mengajak para insan muda untuk tidak ragu menjemput kesuksesan mereka melalui bisnis. Mulailah dan Berhentilah Bicara!
Penulis yang sehari-harinya sebagai pegiat media di harian umum yang terbit seantero Jawa Barat, seolah menjadikan buku motivasi bisnis yang baru terbit ini untuk melengkapi karya-karyanya yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti, “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia”, “11 Wags Paling Hot Abad Ini”, “11 Wags Paling Kontroversial Abad Ini”, “Marc Marquez Si Semut Mirah Pemecah Rekor”, dan “Ide Bisnis Anda Memang Brilian”. Dan resensi buku-buku tersebut dimuat di blog ini Best-seller Books.
Apakah usia kamu masih belum mencapai 25 tahun, tapi sudah berpikir untuk memiliki usaha sendiri? Jika iya, kamu pastinya tidak sendirian. Para miliarder yang ada dalam buku setebal 286 halaman ini pernah berada dalam posisi seperti kamu. (Simak juga buku-buku karya Budi Safa'at yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini).
Buku terbitan Grasindo, PT Widiasarana Indonesia ini, berisi 50 miliarder sukses dari berbagai belahan dunia. Mereka berbagi kisah bagaimana sudah merintis bisnisnya sejak usia mereka belum mencapai seperempat abad. Kebanyakan di antara mereka, bahkan memulainya pada saat masih bersekolah menengah. Tak sedikit dari para miliarder itu memulai sesuatunya dengan hal sangat sederhana, hobi, bahkan sesuatu yang bisa dibilang tak terpikirkan oleh kebanyakan orang di sekitarnya.
Di antara mereka ada Aiko Morita, pendiri Sony. Calvin Richard Klein, pendiri Carlvin Klein. Dustin Moskovic, pendiri Facebook dan Asana.Com. Matt Mullenweg, pendiri Wordpress. Do Won Chang, pendiri Forever 21. Jacob Arabo, pendiri Jacob & Co. Dan, masih banyak lagi para milarder yang telah memutuskan dan melakukan bisnisnya yang dimulai dari usia muda.
Mudanya usia ternyata tidak menghalangi mereka untuk merangkak ke gerbang kesuksesan. Dan sekarang ini di usia yang sebagian besar belum mencapai 50 tahun, mereka sudah merasakan arti kesuksesan itu sendiri. Bagaimana mereka merintis usaha mereka dan bergulat dengan pilihan mereka di usia yang masih belia pasti akan membuat kamu terbengong-bengong. Beberapa kisah, bahkan akan sangat mungkin membuat kamu tiba-tiba merasakah semangat yang luar biasa untuk mengejar passion kamu.
Di samping itu, Anda juga akan mendapatkan tips sukses dari Warren Buffet. Siapa dia, Warren Buffet? Orang yang dianggap ‘dewa’ di dunia bisnis ataupun investasi. Bagaimana tidak, kekayaannya saja mencapai angka 71,5 miliar dolar AS. Pria 78 itu adalah guru sekaligus inspirasi bagi orang-orang yang punya ketertarikan besar di bidang bisnis. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya.
Simak saja kisah mereka dan temukan semangat di dalamnya! Selamat membaca resensi buku ini jangan lupa teruskan juga dengan membaca bukunya langsung. Semoga buku ini bisa jadi awal dari jawaban atas segala pertanyaan yang kini masih hinggap di benak Anda.
Judul : Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun
ISBN : 978-602-3750-41-2
Penulis : Budi Safa’at
Penerbit : Grasindo, PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : 2015
Halaman : 286 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Kategori : Motivasi
Minggu, 28 Juni 2015
Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 3
Judul Resensi Buku:
Berjumpa Peradaban Jawa Silam(Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 3) -- SETELAH “Perempuan Bernama Arjuna” karya fiksi bermutu yang bertema “Filsafat dalam Fiksi” beredar akhir tahun 2013, Remy Sylado melanjutkan kisahnya dalam buku “Perempuan Bernama Arjuna 2”. Kemudian April 2015, terbitlah sekuel yang ketiga “Perempuan Bernama Arjuna 3”. Sang penulis, Remy Sylado, yang nama-nama bekennya lebih dikenal (seperti Yapi Tambayong, Alif Danya Munsyi, Juliana C Panda, Dova Zila, dan Jubal Anak Perang Imanuel) dibanding nama aslinya, menulis lanjutan novel fiksi kedua ini dengan tema “Javanologi dalam Fiksi”.
Novel setebal 308 halaman (hampir sama tebal dengan sekuel sebelum-sebelumnya) yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini melanjutkan kisah Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang “insyaf” itu, yang melanjutkan perjalanan ke tanah leluhur Ibunya yang berasal dari Semarang, Jawa Tengah, dan tanah leluhur Bapaknya yang Cina di Solo, Jawa Tengah. Dalam perjalanan inilah, kedua pasangan yang perbedaan umur sangat jauh ini, seolah membawa pembaca mengulas pemikiran, sejarah, dan tamadun bangsa Jawa. Sepertinya akan menjadi best-seller books, bacaan yang bergizi dan bermutu untuk tahu hal-ihwal peradaban Jawa silam.
Berdua mereka menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan meliputi falsafah, mitologi, ramalan, seni-budaya, budi-pekerti, ke-Hindhua-an, ke-Buddha-an, ke-Kristen-an, ke-Islam-an, nyanyian, kesusastraan, kuliner, traveling, Kamasutra Hindhu. Ingat ya, karena wacana seksualitas cukup mendominasi, maka memang buku ini hanya layak dibaca untuk kalangan dewasa.
Terdapat banyak pengetahuan dan budaya Jawa yang tersebar di setiap halaman novel ini. Tapi jangan berkerut kening dulu, karena ulasannya akan segera Anda temui di catatan-catatan kaki di lembar demi lembar karya fiksi ini yang akan menuntun pemahaman Anda, sang pembaca.
Melalui resensi yang ditulis Suro Prapanca ini, diketahui novel ini sangat baik untuk menambah vitamin pemikiran sejarah dan merangsang gairah pengetahuan budaya nasional. Isinya seputar potret kehidupan sisi historis peradaban Mataram di era Sultan Agung. Ulasan Jawa di masa silam yang pernah mengalami era keemasan dengan prestasi gemilang mewujudkan peradaban Islam—sebuah prestasi yang patut diketahui generasi masa kini.
Lalu, bagaimana cerita perjalanan pengantin baru ini ke pusat peradaban Jawa? Bagaimana keharmonisan rumah tangga setelah sekian lama, pasangan Arjuna (keturunan Jawa-Cina) dan Jean-Claudie van Damme (Barat tulen)? Anda akan mendapatkan rekam jejak pemikiran, sejarah, dan tamadun bangsa Jawa melalui novel yang terasa renyah saat mengunyah pengetahuan yang penuh ilmiah ini. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul: Perempuan Bernama Arjuna 3
ISBN: 978-602-350-006-2
Penulis: Remy Sylado
Penerbit: Nuansa Cendekia
Cetakan: April 2015
Tebal: 308 halaman
Jenis Cover: Soft Cover
Dimensi: 14 x 20 cm
Harga: Rp75.000,00
Resensi Buku: Kamus Hubungan Internasional
Judul Resensi Buku:
Memahami Interaksi Lintas Negara dengan KHI
(Resensi Buku: Kamus Hubungan Internasional) -- HUBUNGAN Internasional di era global sekarang ini menjadi relasi tak terbantahkan dalam hidup berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pergaulan jagat raya ini. Tiap-tiap negara diwakili oleh individu maupun oleh diplomat yang memang diutus negara untuk menyambung persahabatan maupun pergaulan dengan negara tetangga, regional maupun internasional.
Untuk mengetahui lebih atau ingin lebih tahu hal ihwal hubungan internasional, Khasan Ashari --yang telah bergabung dengan Kementerian Luar Negeri RI dari tahun 2000 dan dalam penugasannya pernah menangani isu-isu bilateral maupun multilateral—kali ini menghadirkan kepada pembaca salah satu upaya untuk lebih mengetahui dunia diplomasi ini dengan menghadirkan buku “Kamus Hubungan Internasional” atau KHI. Akan menjadi best-seller books untuk mengenal lebih hal-ihwal diplomasi dengan masyarakat dunia.
Baik sebagai disiplin ilmu maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari, hubungan internasional bersifat kompleks dan dinamis. Kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan beragam kepentingan, dinamis karena yang menjadi pokok bahasan terus berkembang. Sifat hubungan internasional yang kompleks ini melahirkan beragam konsep dan terminologi yang sebagian hanya digunakan dalam diskusi kelas, dan sebagian besar justru muncul di pemberitaan media dan perbincangan sehari-hari.
Melalui buku KHI yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa ini, akan menambah pemahaman pembaca mengenai konsep dan terminologi tersebut. Tentu saja, hal itu akan berperan penting dalam membantu Anda memahami fenomena hubungan internasional. Oleh karena itu, Kamus Hubungan Internasional ini disusun berdasarkan pemikiran tersebut dan keprihatinan akan masih sedikitnya buku penunjang studi hubungan internasional.
Proses penyusunan buku ini juga istimewa karena diselesaikan oleh penulis saat sedang bertugas di Wina, Austria. Kota yang memiliki sejarah panjang sebagai tempat berkembangnya praktik diplomasi modern. Wina juga memiliki peran penting dalam hubungan internasional sebagai salah satu lokasi kantor organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Diketahui dari resensi yang ditulis Suro Prapanca ini bahwa KHI ini memuat lebih dari 1.350 konsep dan terminologi di bidan hubungan internasional, diplomasi, dan politik luar negeri. Penulis menjadikan literatur hubungan internasional sebagai rujukan dipadukan dengan pengalaman dalam dunia diplomasi selama kurang lebih sepuluh tahun. Penjelasan setiap entri disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
Harapannya, KHI ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami fenomena hubungan internasional yang pada satu sisi semakin sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun pada sisi lain juga memiliki karakteristik yang semakin kompleks. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Kamus Hubungan Internasional
ISBN : 978-602-3500-00-0
Karya : Khasan Ashari
Diterbitkan : Penerbit Nuansa Cendekia
Cetakan I : Februari 2015
Tebal : 488 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 17,5 x 25 cm
Kategori : Kamus
Memahami Interaksi Lintas Negara dengan KHI
(Resensi Buku: Kamus Hubungan Internasional) -- HUBUNGAN Internasional di era global sekarang ini menjadi relasi tak terbantahkan dalam hidup berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pergaulan jagat raya ini. Tiap-tiap negara diwakili oleh individu maupun oleh diplomat yang memang diutus negara untuk menyambung persahabatan maupun pergaulan dengan negara tetangga, regional maupun internasional.
Untuk mengetahui lebih atau ingin lebih tahu hal ihwal hubungan internasional, Khasan Ashari --yang telah bergabung dengan Kementerian Luar Negeri RI dari tahun 2000 dan dalam penugasannya pernah menangani isu-isu bilateral maupun multilateral—kali ini menghadirkan kepada pembaca salah satu upaya untuk lebih mengetahui dunia diplomasi ini dengan menghadirkan buku “Kamus Hubungan Internasional” atau KHI. Akan menjadi best-seller books untuk mengenal lebih hal-ihwal diplomasi dengan masyarakat dunia.
Baik sebagai disiplin ilmu maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari, hubungan internasional bersifat kompleks dan dinamis. Kompleks karena melibatkan banyak aktor dengan beragam kepentingan, dinamis karena yang menjadi pokok bahasan terus berkembang. Sifat hubungan internasional yang kompleks ini melahirkan beragam konsep dan terminologi yang sebagian hanya digunakan dalam diskusi kelas, dan sebagian besar justru muncul di pemberitaan media dan perbincangan sehari-hari.
Melalui buku KHI yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa ini, akan menambah pemahaman pembaca mengenai konsep dan terminologi tersebut. Tentu saja, hal itu akan berperan penting dalam membantu Anda memahami fenomena hubungan internasional. Oleh karena itu, Kamus Hubungan Internasional ini disusun berdasarkan pemikiran tersebut dan keprihatinan akan masih sedikitnya buku penunjang studi hubungan internasional.
Proses penyusunan buku ini juga istimewa karena diselesaikan oleh penulis saat sedang bertugas di Wina, Austria. Kota yang memiliki sejarah panjang sebagai tempat berkembangnya praktik diplomasi modern. Wina juga memiliki peran penting dalam hubungan internasional sebagai salah satu lokasi kantor organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Diketahui dari resensi yang ditulis Suro Prapanca ini bahwa KHI ini memuat lebih dari 1.350 konsep dan terminologi di bidan hubungan internasional, diplomasi, dan politik luar negeri. Penulis menjadikan literatur hubungan internasional sebagai rujukan dipadukan dengan pengalaman dalam dunia diplomasi selama kurang lebih sepuluh tahun. Penjelasan setiap entri disusun dengan bahasa yang mudah dipahami.
Harapannya, KHI ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dalam memahami fenomena hubungan internasional yang pada satu sisi semakin sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun pada sisi lain juga memiliki karakteristik yang semakin kompleks. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Kamus Hubungan Internasional
ISBN : 978-602-3500-00-0
Karya : Khasan Ashari
Diterbitkan : Penerbit Nuansa Cendekia
Cetakan I : Februari 2015
Tebal : 488 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 17,5 x 25 cm
Kategori : Kamus
Kamis, 25 Juni 2015
Resensi Buku: Hukum Langit
Judul Resensi Buku:
Usahawan Berdasar Hukum Tuhan
(Resensi Buku: Hukum Langit) -- ANDA Mengenal Abu Marlo? Coba deh tanya Mbah Google! Betul, usahawan muda asal Bandung ini dikenal sebagai “profesional magician”. Ternyata di samping sebagai tukang sulap, bahasa kerennya magician, dia juga menuliskan perjalanan kariernya sebagai usahawan (pengusaha) serta keberhasilannya menempuh pendidikan formal dan nonformal ke dalam buku berjudul “Hukum Langit”. Inilah tayangan di Best-seller Books setelah wawancara khusus dengan Abu Marlo di salah satu kafenya di Jalan Lengkong Bandung pada Maret 2015.
Luar biasa! Abu Marlo menulis buku ini hanya dalam 7 hari, berisi argumen-argumen meyakinkan, penjelasan simpel dan menghangatkan hati, ditambah fakta-fakta menyentak. Abu Marlo menawarkan Hukum Langit, yaitu entrepreneurship berdasarkan hukum Tuhan, sekaligus menyibak rahasia sedekah, rasa syukur, etos kerja, dan perilaku kita di hadapan Tuhan dan orangtua untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Buku dengan tebal 252 halaman yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini bukan hanya buku motivasi untuk sukses secara instan karena buku ini akan menyentak kita dengan paradigma segar tentang bagaimana seharusnya bekerja keras serta mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan. Jadi, setelah baca resensi karya Suro Prapanca ini, Anda gak penasaran ingin baca bukunya langsung.
Membaca buku ini, berarti Anda juga akan menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang barangkali juga sering Anda tanyakan, seperti halnya berikut ini.
- Apa boleh kita bersedekah dengan tujuan agar bisnis kita semakin besar dan berkembang?
- Patutkah kita memberi pengemis atau menyantuni anak yatim dengan harapan mendapatkan balasan dan meminta mereka mendoakan usaha dan diri kita?
- Pernahkah Anda bersungguh-sungguh melayani klien, tapi ia malah kabur dan tidak membayar honor Anda?
- Apakah Anda merasa berprestasi, tapi malah orang lain yang mendapatkan kredit dan pujian?
- Apakah Anda ingin punya bisnis sendiri, tapi tak tahu bisnis apa dan bagaimana cara memulainya?
- Apakah Anda sudah menempuh berbagai jalan untuk memajukan bisnis, tapi malah berakhir dengan rasa putus asa dan menyisakan masalah?
Sebagai penutup, mengutip pendapat Wimar Witoelar, “... Hukum Langit menjadi bacaan yang menarik. Ia merupakan upaya penulis untuk menerapkan agama dan filosofi dalam menyambut motif keuntungan materi. Pembaca bisa dilibatkan untuk mengikuti tarikan pikiran penulis, bisa juga dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis di setiap halaman. Apa pun manfaat buku ini, penulis akan mengajak pembaca berpikir dan mengasah daya kritis masing-masing. Memilih antara menjadi bersemangat dan menjadi skeptis. Karena itu, Hukum Langit adalah buku yang berguna sebab memancing reaksi.” Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul: Hukum Langit
ISBN: 978-979-22-9278-7
Penulis: Abu Marlo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Maret 2013
Tebal: 252 halaman
Jenis Cover: Soft cover
Dimensi: 15 x 21 cm
Harga: Rp58.000,00
Usahawan Berdasar Hukum Tuhan
(Resensi Buku: Hukum Langit) -- ANDA Mengenal Abu Marlo? Coba deh tanya Mbah Google! Betul, usahawan muda asal Bandung ini dikenal sebagai “profesional magician”. Ternyata di samping sebagai tukang sulap, bahasa kerennya magician, dia juga menuliskan perjalanan kariernya sebagai usahawan (pengusaha) serta keberhasilannya menempuh pendidikan formal dan nonformal ke dalam buku berjudul “Hukum Langit”. Inilah tayangan di Best-seller Books setelah wawancara khusus dengan Abu Marlo di salah satu kafenya di Jalan Lengkong Bandung pada Maret 2015.
Luar biasa! Abu Marlo menulis buku ini hanya dalam 7 hari, berisi argumen-argumen meyakinkan, penjelasan simpel dan menghangatkan hati, ditambah fakta-fakta menyentak. Abu Marlo menawarkan Hukum Langit, yaitu entrepreneurship berdasarkan hukum Tuhan, sekaligus menyibak rahasia sedekah, rasa syukur, etos kerja, dan perilaku kita di hadapan Tuhan dan orangtua untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.
Buku dengan tebal 252 halaman yang diterbitkan Gramedia Pustaka Utama ini bukan hanya buku motivasi untuk sukses secara instan karena buku ini akan menyentak kita dengan paradigma segar tentang bagaimana seharusnya bekerja keras serta mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan. Jadi, setelah baca resensi karya Suro Prapanca ini, Anda gak penasaran ingin baca bukunya langsung.
Membaca buku ini, berarti Anda juga akan menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang barangkali juga sering Anda tanyakan, seperti halnya berikut ini.
- Apa boleh kita bersedekah dengan tujuan agar bisnis kita semakin besar dan berkembang?
- Patutkah kita memberi pengemis atau menyantuni anak yatim dengan harapan mendapatkan balasan dan meminta mereka mendoakan usaha dan diri kita?
- Pernahkah Anda bersungguh-sungguh melayani klien, tapi ia malah kabur dan tidak membayar honor Anda?
- Apakah Anda merasa berprestasi, tapi malah orang lain yang mendapatkan kredit dan pujian?
- Apakah Anda ingin punya bisnis sendiri, tapi tak tahu bisnis apa dan bagaimana cara memulainya?
- Apakah Anda sudah menempuh berbagai jalan untuk memajukan bisnis, tapi malah berakhir dengan rasa putus asa dan menyisakan masalah?
Sebagai penutup, mengutip pendapat Wimar Witoelar, “... Hukum Langit menjadi bacaan yang menarik. Ia merupakan upaya penulis untuk menerapkan agama dan filosofi dalam menyambut motif keuntungan materi. Pembaca bisa dilibatkan untuk mengikuti tarikan pikiran penulis, bisa juga dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis di setiap halaman. Apa pun manfaat buku ini, penulis akan mengajak pembaca berpikir dan mengasah daya kritis masing-masing. Memilih antara menjadi bersemangat dan menjadi skeptis. Karena itu, Hukum Langit adalah buku yang berguna sebab memancing reaksi.” Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul: Hukum Langit
ISBN: 978-979-22-9278-7
Penulis: Abu Marlo
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: Maret 2013
Tebal: 252 halaman
Jenis Cover: Soft cover
Dimensi: 15 x 21 cm
Harga: Rp58.000,00
Resensi Buku: Ayat-ayat Semesta
Judul Resensi Buku:
Sisi-sisi Al-Quran yang Terlupakan(Resensi Buku: Ayat-ayat Semesta) -- JIKA Einstein yang meyakini unifikasi empat gaya di alam (gravitasi, nuklir lemah, nuklir kuat, elektromagnetik) berdasarkan fakta empiris, Abdul Salam, ilmuwan Muslim pemenang nobel fisika, meyakininya berdasarkan prinsip tauhid, yakni bahwa segala sesuatu adalah manifestasi dari Al-Ahad (Yang Satu). Jadi, dibalik teori fisika yang sama, terdapat perbedaan keyakinan: empiris berhadapan dengan tauhid. Di blog Best-seller Books ini juga Anda bisa baca resensi buku karya Agus Purwanto sebelumnya yang masih berkaitan.
Al-Quran memerintah manusia untuk merenungi kejadian-kejadian di alam semesta. Perenungan itu di satu sisi akan mengantarkannya pada pengenalan yang semakin baik akan keagungan Sang Pencipta dan di sisi lain, pada penguasaan ilmu dan teknologi bagi kesejahteraan dan kelestarian manusia di bumi.
Di sinilah (buku yang diresensi oleh Suro Prapanca), Agus Purwanto, penulis buku ini—seorang doktor fisika teoretis dan pengkaji-serius Al-Quran—mengajak kaum Muslim untuk merenungkan kembali ayat-ayat kauniyah yang terdapat di dalam Al-Quran. Ajakan ini lahir dari keprihatinan sang penulis betapa sebagian (besar) kaum Muslim dewasa ini melupakan ayat-ayat kauniyah dalam Al-Quran yang melukiskan fenomena-fenomena ala mini, dan sebaliknya, lebih berfokus pada ayat-ayat seputar keyakinan dan praktik ritual keagamaan (akidah dan fiqih).
Dengan mengumpulkan dan mengklasifikasikan 800 ayat Al-Quran serta menjadikannya sebagai inspirasi bagi pembentukan dan pengembangan ilmu pengetahuan, sang penulis dalam dalam buku Ayat-Ayat Semesta cetakan kedua (cetakan pertama, Mei 2008) ini ingin sekali memberikan kontribusi bagi upaya konstruksi sains yang bersemangat Qurani. Sebuah buku yang wajib dibaca bagi para pengkaji dan pencinta Al-Quran dan ilmu pengetahuan.
Dr. Freddy Permana Zen, Fisikawan ITB; penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar pada 2006, memberikan komentar, “Penulis buku ini berimajinasi akan adanya sains matematika, astronomi, fisika, kimia, dan biologi yang sejak awal dibangun dari Kitab Suci Al-Quran Al-Karim. Karena itu, buku ini wajib dibaca oleh mereka yang memimpikan bangkitnya kembali peradaban Islam. Peradaban masa depan bertumpu pada sains; tanpa sains, tidak ada masa depan.”
Kemudian Dr. Terry Mart, Fisikawan UI; penerima Habibie Award untuk Ilmu Dasar pada 2006, menambahkan, “Sebuah buku yang unik dan menarik yang pertama kali ditulis fisikawan partikel teori Indonesia. Buku ini patut dibaca oleh siapa saja yang dingin mengetahui pertemuan antara alam logika bebas dan alam wahyu ilahiah, dilihat dari sisi fisika.”
Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Ayat-ayat Semesta
ISBN : 978-979-433-871-1
Karya : Agus Purwanto, D.Sc.
Diterbitkan : Penerbit Mizan, PT Mizan Pustaka
Cetakan II : Februari 2015
Tebal : 452 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 2
Judul Resensi Buku:
Potret Pembauran Arjuna-Van Damme(Resensi Buku: Perempuan Bernama Arjuna 2) -- SETELAH “Perempuan Bernama Arjuna” karya fiksi bermutu yang bertema “Filsafat dalam Fiksi” beredar akhir tahun 2013, Remy Sylado melanjutkan kisahnya dalam buku “Perempuan Bernama Arjuna 2”. Sang penulis, Remy Sylado, yang nama-nama bekennya lebih dikenal (seperti Yapi Tambayong, Alif Danya Munsyi, Juliana C Panda, Dova Zila, dan Jubal Anak Perang Imanuel) dibanding nama aslinya, menulis lanjutan novel fiksi kedua ini dengan tema “Sinologi dalam Fiksi”. Di blog Best-seller Books ini Anda juga bisa baca resensi trilogi novel karya termutakhir Remy Sylado.
Novel setebal 312 halaman yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini melanjutkan kisah Arjuna, perempuan muda, bersama suaminya, Jean-Claudie van Damme, Pastor Jesuit yang “insyaf” itu, akhirnya berbulan madu di Bandung, kota yang sejak zaman Belanda punya istilah “Bandoeng is goed voor pas getrowde paar” (Bandung cocok untuk pengantin baru).
Berdua mereka menelusuri keragaman masa kini, mengaca pada masa silam, kemudian mengangkut sejumlah pelajaran kehidupan Sunda, Cina, Belanda, Jawa, Manado, Batak, dan etnik-etnik lain. Dan sinologi (pengetahuan bahasa dan budaya Cina), dalam novel ini mendapatkan porsi dominan karena ilmu-ilmu Cina memang sudah lama masuk ke bumi Nusantara. Di Jawa Barat, pemakaian istilah Ci, seperti Cicadas, Ciroyom, Cimahi, Cilaki, Cihampelas, menjadi petunjuk sejarah yang jelas.
Terdapat banyak pengetahuan dan budaya Cina yang tersebar di setiap halaman novel ini. Tapi jangan berkerut kening dulu, karena ulasannya akan segera Anda temui di catatan-catatan kaki di lembar demi lembar karya fiksi ini yang akan menuntun pemahaman Anda, sang pembaca. So, setelah membaca resensi yang ditulis oleh Suro Prapanca ini, jangan berkerut kening lagi saat membaca bukunya .... :)
Novel ini sangat baik untuk menambah vitamin pemikiran sejarah dan merangsang gairah pengetahuan budaya nasional. Isinya seputar potret kehidupan “Parijs van Java”, yang menukik pada masalah “prasangka rasial”, “pri-nonpri”, “engkoh-encik”, “pembauran”, “masakan Cina”, “Muslim Cina”, “musik Cina”, “obat Cina”, hingga seputar “nyetun”, “purenva di Saritem,” yang pokoknya terasa “edun suradun”,….
Lalu, bagaimana cerita perjalanan pengantin baru ini ke “Bandoeng is goed voor pas getrowde paar”? Bagaimana pembauran Arjuna (keturunan Jawa-Cina) dan Jean-Claudie van Damme (Barat tulen)? Sayang, Anda tak akan mendapatkan porsi sinologi, apabila tak membaca novelnya. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul: Perempuan Bernama Arjuna 2
ISBN: 978-602-7768-61-1
Penulis: Remy Sylado
Penerbit: Nuansa Cendekia
Cetakan: II, Oktober 2014
Tebal: 312 halaman
Jenis Cover: Soft Cover
Dimensi: 14 x 20 cm
Harga: Rp75.000,00
Selasa, 23 Juni 2015
Resensi Buku: IDE BISNIS ANDA MEMANG BRILIAN!
Judul Resensi Buku:
Ide! Ada Apa dengan ‘Ide’?
(Resensi Buku: IDE BISNIS ANDA MEMANG BRILIAN!) -- ADA Yang menganalogikan ide itu seperti halnya lampu, penerang jalan seseorang untuk meraih kesempatan. Ibarat lampu, ide takkan bersinar selamanya. Bila terus-menerus dibiarkan, maka mati juga! Ada juga kiasan, bahwa ide ibarat seseorang yang berdiri di sudut dan tertawa ketika orang lain sedang memperjuangkannya. Ya, tertawa! Pertama, tertawa mencaci si pembuat ide karena gagal mewujudkannya. Kedua, tertawa bahagia karena sang ide telah berbuah sebuah kesuksesan berharga. Terus Anda pembaca Best-seller Books, pingin pilih yang mana, pertama atau kedua?
Menurut terminologi, ide memiliki pengertian yakni berupa rancangan yang tersusun dalam pikiran manusia. Pada dasarnya, semua orang dikaruniai hidup di era milenium ini dengan memiliki ide-ide. Saya, Anda, teman, keluarga, hingga orang-orang terkenal juga punya ide. Yang jadi pembeda adalah seberapa berharga ide itu dalam hidup masing-masing individu.
Dengan membaca buku karya Budi Safa’at ini, yang notabene, juga seorang redaktur di media cetak terkenal di Bandung, Anda akan diajak mengenal, berbicara, dan memikirkan tentang ide. Maksudnya adalah ide-ide bisnis bukan ide-ide negatif yang sering mempengaruhi akal pikiran kita. Yaitu, ide-ide bisnis yang telah mengantarkan 50 miliarder dunia mencapai impian tertinggi mereka. Ide yang mengubah nasib mereka. Ide yang jadi inspirasi jutaan manusia dalam mengejar masa depan. Sebelum Anda memiliki buku tersebut kemudian membacanya, resensi buku ini yang ditulis peresensi, Suro Prapanca, mudah-mudahan menambah hasrat Anda untuk segera mendapatkan bukunya.
Tentu saja bukan hanya ide-ide tanpa realisasi. Melainkan ide-ide yang telah mereka jalankan. Ingat, bagi kebanyakan dari miliarder tersebut, ide-ide tersebut harus melewati banyak faktor penghalang. Namun, berkat keyakinan menjalani sebuah ide, mereka akhirnya bisa berhasil mewujudkan ide tersebut menjadi sumber penghasilan. Oleh karena itu, tak salah kiranya melihat bagaimana para miliarder sukses itu begitu yakin betapa brilian ide bisnis mereka, serta bisa meyakinkan pula kepada orang-orang, termasuk Anda, pembaca buku ini.
Atau malahan Anda sebenarnya sudah punya ide, tapi tak tahu harus melangkah ke mana? Semoga, buku setebal 286 halaman yang diterbitkan oleh Gramedia Widiasarana Indonesia dan telah tersebar di toko-toko buku di sekitar Anda ini jadi solusinya. Belajar dari pengalaman mereka yang telah berhasil merealisasikan ide menjadikannya sebagai miliarder. Barangkali saja, Anda ingin memiliki ‘senjata terbaik’ meyakinkan calon-calon investor demi merealisasikan ide bisnis Anda? Semoga pula, buku ini menunjukkan jalan keluarnya.
Semua kisah yang diangkat dalam buku ini benar-benar nyata, tanpa sedikit pun rekayasa. Sekali lagi, ini tentang bagaimana sebuah ide, mengantarkan orang-orang biasa (kemudian menjadi orang hebat), setelah mencapai puncak kesuksesannya! Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran.
Judul : IDE BISNIS ANDA MEMANG BRILIAN!
ISBN : 978-602-3750-40-5
Penulis : Budi Safa’at
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : Juni 2015
Halaman : 286 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Kategori : Pengembangan Diri
Ide! Ada Apa dengan ‘Ide’?
(Resensi Buku: IDE BISNIS ANDA MEMANG BRILIAN!) -- ADA Yang menganalogikan ide itu seperti halnya lampu, penerang jalan seseorang untuk meraih kesempatan. Ibarat lampu, ide takkan bersinar selamanya. Bila terus-menerus dibiarkan, maka mati juga! Ada juga kiasan, bahwa ide ibarat seseorang yang berdiri di sudut dan tertawa ketika orang lain sedang memperjuangkannya. Ya, tertawa! Pertama, tertawa mencaci si pembuat ide karena gagal mewujudkannya. Kedua, tertawa bahagia karena sang ide telah berbuah sebuah kesuksesan berharga. Terus Anda pembaca Best-seller Books, pingin pilih yang mana, pertama atau kedua?
Menurut terminologi, ide memiliki pengertian yakni berupa rancangan yang tersusun dalam pikiran manusia. Pada dasarnya, semua orang dikaruniai hidup di era milenium ini dengan memiliki ide-ide. Saya, Anda, teman, keluarga, hingga orang-orang terkenal juga punya ide. Yang jadi pembeda adalah seberapa berharga ide itu dalam hidup masing-masing individu.
Dengan membaca buku karya Budi Safa’at ini, yang notabene, juga seorang redaktur di media cetak terkenal di Bandung, Anda akan diajak mengenal, berbicara, dan memikirkan tentang ide. Maksudnya adalah ide-ide bisnis bukan ide-ide negatif yang sering mempengaruhi akal pikiran kita. Yaitu, ide-ide bisnis yang telah mengantarkan 50 miliarder dunia mencapai impian tertinggi mereka. Ide yang mengubah nasib mereka. Ide yang jadi inspirasi jutaan manusia dalam mengejar masa depan. Sebelum Anda memiliki buku tersebut kemudian membacanya, resensi buku ini yang ditulis peresensi, Suro Prapanca, mudah-mudahan menambah hasrat Anda untuk segera mendapatkan bukunya.
Tentu saja bukan hanya ide-ide tanpa realisasi. Melainkan ide-ide yang telah mereka jalankan. Ingat, bagi kebanyakan dari miliarder tersebut, ide-ide tersebut harus melewati banyak faktor penghalang. Namun, berkat keyakinan menjalani sebuah ide, mereka akhirnya bisa berhasil mewujudkan ide tersebut menjadi sumber penghasilan. Oleh karena itu, tak salah kiranya melihat bagaimana para miliarder sukses itu begitu yakin betapa brilian ide bisnis mereka, serta bisa meyakinkan pula kepada orang-orang, termasuk Anda, pembaca buku ini.
Atau malahan Anda sebenarnya sudah punya ide, tapi tak tahu harus melangkah ke mana? Semoga, buku setebal 286 halaman yang diterbitkan oleh Gramedia Widiasarana Indonesia dan telah tersebar di toko-toko buku di sekitar Anda ini jadi solusinya. Belajar dari pengalaman mereka yang telah berhasil merealisasikan ide menjadikannya sebagai miliarder. Barangkali saja, Anda ingin memiliki ‘senjata terbaik’ meyakinkan calon-calon investor demi merealisasikan ide bisnis Anda? Semoga pula, buku ini menunjukkan jalan keluarnya.
Semua kisah yang diangkat dalam buku ini benar-benar nyata, tanpa sedikit pun rekayasa. Sekali lagi, ini tentang bagaimana sebuah ide, mengantarkan orang-orang biasa (kemudian menjadi orang hebat), setelah mencapai puncak kesuksesannya! Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran.
Judul : IDE BISNIS ANDA MEMANG BRILIAN!
ISBN : 978-602-3750-40-5
Penulis : Budi Safa’at
Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : Juni 2015
Halaman : 286 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Kategori : Pengembangan Diri
Harga: Rp39.000,00
Minggu, 14 Juni 2015
Resensi Buku: As Creative As Steve Jobs: 101 Cara Gila Menjadi Kreatif
Judul Resensi Buku:
Di masa hidupnya, Steve Jobs telah meraih segalanya. Dia seorang kaya raya, tenar, pintar, jenius, dan kreatif. Tak ada salahnya, meniru cara-cara pendiri Apple Inc, itu dalam meraih kesuksesan. Steve Jobs ternyata punya cara-cara gila untuk menjadi seorang pribadi yang kreatif. Jobs telah mengajarkan banyak hal kepada kita bahwa orang yang gagal di bangku akademis bukan berarti tidak dapat mencicipi kesuksesan di masa depan.
Steve Jobs adalah seorang yang genius, visioner, dan merupakan perintis yang tidak mau menjadi pengikut. Karya-karyanya selalu menakjubkan dan membuat setiap orang terpesona. Bagi Jobs, mengingat bahwa sebagai manusia, ia akan segera mati merupakan “alat" yang sangat penting. Mengingat mati akan membantunya untuk menentukan pilihan—pilihan besar dalam kehidupan.
Melalui resensi yang ditulis Budi Safa'at ini, saya dan Anda barangkali masih harus terus berjuang menggali dan mencari akan seperti apa kelak kita dikenang jika kita sudah tak ada. Sudahkah kita menentukan pilihan-pilihan besar dalam hidup kita? Apakah kita bisa menjadi seperti Steve Jobs? Bisa! Semua orang bisa sekreatif Steve Jobs!
Nah, untuk menjadi kreatif tentu banyak cara yang bisa ditempuh. Dan untuk meniru cara-cara Steve Jobs, maka buku yang satu ini adalah jawabannya. Judulnya saja, sudah menggambarkan bahwa isi buku ini merupakan sebuah pemaparan tentang cara-cara Steve Jobs dalam menjadi sosok kreatif. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran. (Budi Safa’at)
Judul Buku: As Creative As Steve Jobs: 101 Cara Gila Menjadi Kreatif
ISBN: 978-602-2517-41-2
Penulis: Lygia Pecanduhujan
Tahun Terbit: Desember 2014
Tebal: 144 Halaman
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Harga: Rp37.000,00
JADILAH ‘GILA’ DAN KREATIF
(Resensi Buku: As Creative As Steve Jobs: 101 Cara Gila Menjadi Kreatif) -- CERITA tentang sosok Steve Jobs takkan ada habisnya. Meski pun telah meninggal beberapa waktu lalu, kisah suksesnya jadi inspirasi sekaligus 'warisan' bagi jutaan manusia di berbagai penjuru dunia. Nah, Anda akan membaca warisan berharga ini sekilas di best-seller books.
(Resensi Buku: As Creative As Steve Jobs: 101 Cara Gila Menjadi Kreatif) -- CERITA tentang sosok Steve Jobs takkan ada habisnya. Meski pun telah meninggal beberapa waktu lalu, kisah suksesnya jadi inspirasi sekaligus 'warisan' bagi jutaan manusia di berbagai penjuru dunia. Nah, Anda akan membaca warisan berharga ini sekilas di best-seller books.
Di masa hidupnya, Steve Jobs telah meraih segalanya. Dia seorang kaya raya, tenar, pintar, jenius, dan kreatif. Tak ada salahnya, meniru cara-cara pendiri Apple Inc, itu dalam meraih kesuksesan. Steve Jobs ternyata punya cara-cara gila untuk menjadi seorang pribadi yang kreatif. Jobs telah mengajarkan banyak hal kepada kita bahwa orang yang gagal di bangku akademis bukan berarti tidak dapat mencicipi kesuksesan di masa depan.
Steve Jobs adalah seorang yang genius, visioner, dan merupakan perintis yang tidak mau menjadi pengikut. Karya-karyanya selalu menakjubkan dan membuat setiap orang terpesona. Bagi Jobs, mengingat bahwa sebagai manusia, ia akan segera mati merupakan “alat" yang sangat penting. Mengingat mati akan membantunya untuk menentukan pilihan—pilihan besar dalam kehidupan.
Melalui resensi yang ditulis Budi Safa'at ini, saya dan Anda barangkali masih harus terus berjuang menggali dan mencari akan seperti apa kelak kita dikenang jika kita sudah tak ada. Sudahkah kita menentukan pilihan-pilihan besar dalam hidup kita? Apakah kita bisa menjadi seperti Steve Jobs? Bisa! Semua orang bisa sekreatif Steve Jobs!
Nah, untuk menjadi kreatif tentu banyak cara yang bisa ditempuh. Dan untuk meniru cara-cara Steve Jobs, maka buku yang satu ini adalah jawabannya. Judulnya saja, sudah menggambarkan bahwa isi buku ini merupakan sebuah pemaparan tentang cara-cara Steve Jobs dalam menjadi sosok kreatif. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran. (Budi Safa’at)
Judul Buku: As Creative As Steve Jobs: 101 Cara Gila Menjadi Kreatif
ISBN: 978-602-2517-41-2
Penulis: Lygia Pecanduhujan
Tahun Terbit: Desember 2014
Tebal: 144 Halaman
Ukuran : 13,5 x 20 cm
Harga: Rp37.000,00
Sabtu, 13 Juni 2015
Resensi Buku: 100 Ciri Orang Berbakat Kaya
Judul Resensi Buku:
Apakah Anda termasuk salah satu orang yang punya bakat kaya raya? Mungkin, pertanyaan itu tak bisa Anda dapat dengan sekadar meminta pandangan teman, keluarga, atau pimpinan di perusahaan Anda. Jawaban dari pertanyaan itu ada di buku yang satu ini. Sebuah buku, yang memaparkan 100 ciri orang berbakat kaya!
Dalam buku ini dituturkan, ada beberapa tanda atau ciri yang sebenarnya bisa dikenali apakah seseorang memiliki bakat untuk menjadi kaya atau tidak. Kreatif dan inovatif, jago melihat peluang, pintar menilai karakter orang, hingga menganggap teman adalah kekayaan, adalah sebagian dari tanda-tanda itu.
Ada pula yang kaya raya karena dia memiliki jaringan yang luas, tidak takut gagal, senantiasa bahagia atau tidak mudah mengeluh, mengerjakan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan passion, hingga berani mencoba sesuatu yang baru. Hal-hal di atas, tentu hanyalah sebagian kecil dari banyak tanda-tanda lain dari seseorang yang punya bakat kaya raya.
Setiap orang sebenarnya bisa menjadi kaya. Ciri-ciri orang berbakat kaya dalam buku ini dapat dijadikan acuan bagi siapapun yang sekarang ini sedang bermimpi untuk menjadi kaya. Mimpi tanpa aksi tentu saja tak akan pernah terwujud. Dengan membaca buku yang diresensi oleh Budi Safaat ini, Anda dapat mengetahui ciri-cirinya, bisa jadi selama ini Anda telah memiliki bakat tersebut.
Jika sekarang ini Anda sudah memiliki ciri-ciri yang disebutkan dalam buku ini, bisa jadi impian Anda sudah ada di depan mata. Siapa pun di dunia ini memiliki kesempatan meraih kesuksesan dan kekayaan yang diinginkannya. Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran. (Budi Safaat)
Judul Buku: 100 Ciri Orang Berbakat Kaya
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Penulis: Honey Miftahuljannah
ISBN: 978-602-2518-98-3
Tahun Terbit: Februari 2015
Tebal: 288 halaman
Ukuran : 14 x 20 cm
Harga: Rp45.000,00
Apakah Anda Berbakat Kaya Raya?
(Resensi Buku: 100 Ciri Orang Berbakat Kaya) -- BANYAK syarat untuk menjadi kaya raya. Tapi, tak banyak yang tahu, bahwa seseorang yang punya bakat untuk menjadi kaya raya, sebenarnya sudah bisa terlihat sejak dia mulai merintis kariernya. Pingin tahu, ayo baca sampai tuntas bacaan di best-seller books ini!
(Resensi Buku: 100 Ciri Orang Berbakat Kaya) -- BANYAK syarat untuk menjadi kaya raya. Tapi, tak banyak yang tahu, bahwa seseorang yang punya bakat untuk menjadi kaya raya, sebenarnya sudah bisa terlihat sejak dia mulai merintis kariernya. Pingin tahu, ayo baca sampai tuntas bacaan di best-seller books ini!
Apakah Anda termasuk salah satu orang yang punya bakat kaya raya? Mungkin, pertanyaan itu tak bisa Anda dapat dengan sekadar meminta pandangan teman, keluarga, atau pimpinan di perusahaan Anda. Jawaban dari pertanyaan itu ada di buku yang satu ini. Sebuah buku, yang memaparkan 100 ciri orang berbakat kaya!
Dalam buku ini dituturkan, ada beberapa tanda atau ciri yang sebenarnya bisa dikenali apakah seseorang memiliki bakat untuk menjadi kaya atau tidak. Kreatif dan inovatif, jago melihat peluang, pintar menilai karakter orang, hingga menganggap teman adalah kekayaan, adalah sebagian dari tanda-tanda itu.
Ada pula yang kaya raya karena dia memiliki jaringan yang luas, tidak takut gagal, senantiasa bahagia atau tidak mudah mengeluh, mengerjakan pekerjaan atau profesinya sesuai dengan passion, hingga berani mencoba sesuatu yang baru. Hal-hal di atas, tentu hanyalah sebagian kecil dari banyak tanda-tanda lain dari seseorang yang punya bakat kaya raya.
Setiap orang sebenarnya bisa menjadi kaya. Ciri-ciri orang berbakat kaya dalam buku ini dapat dijadikan acuan bagi siapapun yang sekarang ini sedang bermimpi untuk menjadi kaya. Mimpi tanpa aksi tentu saja tak akan pernah terwujud. Dengan membaca buku yang diresensi oleh Budi Safaat ini, Anda dapat mengetahui ciri-cirinya, bisa jadi selama ini Anda telah memiliki bakat tersebut.
Jika sekarang ini Anda sudah memiliki ciri-ciri yang disebutkan dalam buku ini, bisa jadi impian Anda sudah ada di depan mata. Siapa pun di dunia ini memiliki kesempatan meraih kesuksesan dan kekayaan yang diinginkannya. Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran. (Budi Safaat)
Judul Buku: 100 Ciri Orang Berbakat Kaya
Penerbit: Gramedia Widiasarana Indonesia
Penulis: Honey Miftahuljannah
ISBN: 978-602-2518-98-3
Tahun Terbit: Februari 2015
Tebal: 288 halaman
Ukuran : 14 x 20 cm
Harga: Rp45.000,00
Senin, 09 Februari 2015
Resensi Buku: Farmasi; Medis & Kesehatan
Judul Resensi Buku:
Memperkaya Khazanah Kesehatan Populer
(Resensi Buku, Farmasi: Medis & Kesehatan) -- KESEHATAN merupakan sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Jadi, mengetahui hal-hal yang berkaitan erat dengan hal-ihwal kesehatan jadi sangat penting. Kita harus menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan prima. Salah satu langkah memelihara kesehatan adalah dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia medis dan obat-obatan.
Membaca buku Farmasi: Medis dan Kesehatan ini berarti Anda telah memegang pengetahuan populer mengenai dunia medis dan farmasi di genggaman. Buku yang diterbitkan Penerbit Nuansa Cendekia ini jadi salah satu referensinya. Nah pembaca, setelah baca resensi di best-seller books ini, kayaknya gak cukup deh tanpa Anda membaca langsung buku ini.
Dengan tebal 146 halaman, buku ini berisi pengetahuan dasar tercakup wawasan tentang penyakit, gangguan kesehatan, berikut istilah dan definisinya yang tentu saja akan memenuhi keingintahuan pribadi dan bisa menunjang pengetahuan bagi Anda yang berkeinginan untuk tujuan melanjutkan pendidikannya.
Menurut peresensi (Suro Prapanca), Buku ini memuat serangkaian pemahaman dunia farmasi dan medis. Di dalamnya dibahas tentang dan gangguan kesehatan berikut istilah dan definisinya, penggolongan obat-obatan, dan sebagainya. Pada bagian awal, buku ini memuat istilah dan hal-hal yang berkaitan dengan tema buku dilengkapi ilustrasi. Bagian selanjutnya berisi penggolongan obat-obatan dilengkapi tabel penggolongan obat berdasarkan akar kata dan sedikit ilustrasi.
Pemaparan yang ada di dalam buku karya Hega Angayomi ini dituangkan dalam bahasa yang jernih, dilengkapi tabel, bagan, dan ilustrasi sehingga definisi dan berbagai istilah dalam dunia medis dan farmasi bisa mudah dipahami. Buku ini jadi referensi dasar yang cukup baik dan diperlukan masyarakat modern sekarang ini. Perkayalah khazanah ilmu pengetahuan Anda di dunia medis dan farmasi. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL: Farmasi: Medis & Kesehatan
TEBAL BUKU & ISBN: 146 halaman; 978-602-7768-63-5
PENULIS: Hega Angayomi
PENERBIT: Nuansa Cendekia
Memperkaya Khazanah Kesehatan Populer
(Resensi Buku, Farmasi: Medis & Kesehatan) -- KESEHATAN merupakan sesuatu yang berharga dalam kehidupan. Jadi, mengetahui hal-hal yang berkaitan erat dengan hal-ihwal kesehatan jadi sangat penting. Kita harus menjaga tubuh kita agar tetap sehat dan prima. Salah satu langkah memelihara kesehatan adalah dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang dunia medis dan obat-obatan.
Membaca buku Farmasi: Medis dan Kesehatan ini berarti Anda telah memegang pengetahuan populer mengenai dunia medis dan farmasi di genggaman. Buku yang diterbitkan Penerbit Nuansa Cendekia ini jadi salah satu referensinya. Nah pembaca, setelah baca resensi di best-seller books ini, kayaknya gak cukup deh tanpa Anda membaca langsung buku ini.
Dengan tebal 146 halaman, buku ini berisi pengetahuan dasar tercakup wawasan tentang penyakit, gangguan kesehatan, berikut istilah dan definisinya yang tentu saja akan memenuhi keingintahuan pribadi dan bisa menunjang pengetahuan bagi Anda yang berkeinginan untuk tujuan melanjutkan pendidikannya.
Menurut peresensi (Suro Prapanca), Buku ini memuat serangkaian pemahaman dunia farmasi dan medis. Di dalamnya dibahas tentang dan gangguan kesehatan berikut istilah dan definisinya, penggolongan obat-obatan, dan sebagainya. Pada bagian awal, buku ini memuat istilah dan hal-hal yang berkaitan dengan tema buku dilengkapi ilustrasi. Bagian selanjutnya berisi penggolongan obat-obatan dilengkapi tabel penggolongan obat berdasarkan akar kata dan sedikit ilustrasi.
Pemaparan yang ada di dalam buku karya Hega Angayomi ini dituangkan dalam bahasa yang jernih, dilengkapi tabel, bagan, dan ilustrasi sehingga definisi dan berbagai istilah dalam dunia medis dan farmasi bisa mudah dipahami. Buku ini jadi referensi dasar yang cukup baik dan diperlukan masyarakat modern sekarang ini. Perkayalah khazanah ilmu pengetahuan Anda di dunia medis dan farmasi. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL: Farmasi: Medis & Kesehatan
TEBAL BUKU & ISBN: 146 halaman; 978-602-7768-63-5
PENULIS: Hega Angayomi
PENERBIT: Nuansa Cendekia
Resensi Buku: Dilema Dunia Multi-Finance
Judul Resensi Buku:
Fidusia dan Permasalahannya di Dunia Multifinance
(Resensi Buku: Dilema Dunia Multi-Finance) -- KREATIVITAS Masyarakat dalam mendayagunakan kendaraan bermotor, baik dalam aktivitas keseharian maupun aktivitas produksi, menyebabkan iklim industri pembiayaan semakin kondusif dan dinamis serta berpotensi besar bagi perusahaan pembiayaan (multifinance) dalam menggarap bisnis ini secara maksimal. Oleh karena itu, penting bagi multifinance untuk menciptakan strategi-strategi bisnis yang bersifat market friendly, agar masyarakat/konsumen tetap antusias dan loyal atas produk-produk yang ditawarkan. (Kali ini best-seller books meresensi hal yang rada serius dan berkatian dengan hukum pembiayaan/finance, tapi gak usah kerut kening ya....)
(Nah gitu, sambil senyum saja baca resensi yang ditulis oleh Suro Prapanca ini.) Konflik-konflik antara multifinance dan masyarakat masih sering terjadi dalam praktik dan pelaksanaannya di lapangan. Salah satu contoh konflik yang terjadi adalah perbedaan pandangan hukum terhadap Pasal 11 Undang-Undang Jaminan Fidusia mengenai kewajiban pendaftaran fidusia (fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda). Sering kali, Pasal 11 ini dikaitkan dengan penarikan unit kendaraan oleh multifinance, sehingga menimbulkan persoalan hukum yang tidak jarang membawa multifinance berhadapan dengan instansi-instansi penegak hukum, baik dalam ranah hukum pidana maupun perdata.
Buku karya Abednego Isa Latuihamallo, yang menjadikan maslah fidusia sebagai objek penelitiannya di Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini menjabarkan permasalahan-permasalahan hukum yang sering terjadi, sekaligus memaparkan kaidah-kaidah hukum yang tidak mungkin tidak dijelaskan karena merupakan dasar hukum yang melatarbelakangi konstruksi hukum pembiayaan konsumen.
Dengan membaca buku setebal 156 halaman ini, harapannya, pembaca, regulator, atau lembaga yang terkait dapat menjembatani permasalahan mengenai ini dengan melalukan edukasi dan sosialisasi secara optimal. Agar, kegiatan pembiayaan ini bersifat konstruktif dan tetap berjalan dalam koridor hukum yang semestinya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL: Dilema Dunia Multi-Finance
TEBAL BUKU & ISBN: 156 halaman; 978-602-251-712-2
PENULIS: Abednego Isa Latuihamallo
PENERBIT: Grasindo
Fidusia dan Permasalahannya di Dunia Multifinance
(Resensi Buku: Dilema Dunia Multi-Finance) -- KREATIVITAS Masyarakat dalam mendayagunakan kendaraan bermotor, baik dalam aktivitas keseharian maupun aktivitas produksi, menyebabkan iklim industri pembiayaan semakin kondusif dan dinamis serta berpotensi besar bagi perusahaan pembiayaan (multifinance) dalam menggarap bisnis ini secara maksimal. Oleh karena itu, penting bagi multifinance untuk menciptakan strategi-strategi bisnis yang bersifat market friendly, agar masyarakat/konsumen tetap antusias dan loyal atas produk-produk yang ditawarkan. (Kali ini best-seller books meresensi hal yang rada serius dan berkatian dengan hukum pembiayaan/finance, tapi gak usah kerut kening ya....)
(Nah gitu, sambil senyum saja baca resensi yang ditulis oleh Suro Prapanca ini.) Konflik-konflik antara multifinance dan masyarakat masih sering terjadi dalam praktik dan pelaksanaannya di lapangan. Salah satu contoh konflik yang terjadi adalah perbedaan pandangan hukum terhadap Pasal 11 Undang-Undang Jaminan Fidusia mengenai kewajiban pendaftaran fidusia (fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda). Sering kali, Pasal 11 ini dikaitkan dengan penarikan unit kendaraan oleh multifinance, sehingga menimbulkan persoalan hukum yang tidak jarang membawa multifinance berhadapan dengan instansi-instansi penegak hukum, baik dalam ranah hukum pidana maupun perdata.
Buku karya Abednego Isa Latuihamallo, yang menjadikan maslah fidusia sebagai objek penelitiannya di Program Pascasarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini menjabarkan permasalahan-permasalahan hukum yang sering terjadi, sekaligus memaparkan kaidah-kaidah hukum yang tidak mungkin tidak dijelaskan karena merupakan dasar hukum yang melatarbelakangi konstruksi hukum pembiayaan konsumen.
Dengan membaca buku setebal 156 halaman ini, harapannya, pembaca, regulator, atau lembaga yang terkait dapat menjembatani permasalahan mengenai ini dengan melalukan edukasi dan sosialisasi secara optimal. Agar, kegiatan pembiayaan ini bersifat konstruktif dan tetap berjalan dalam koridor hukum yang semestinya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL: Dilema Dunia Multi-Finance
TEBAL BUKU & ISBN: 156 halaman; 978-602-251-712-2
PENULIS: Abednego Isa Latuihamallo
PENERBIT: Grasindo
Resensi Buku: The Fault in Our Stars
Judul Resensi Buku:
Kisah Cinta bagi Kita Semua!
(Resensi Buku: The Fault in Our Stars) -- MESKI Keajaiban medis mampu mengecilkan tumornya dan membuat Hazel bertahan hidup beberapa tahun lagi, Hazel Grace tetap putus asa. Hazel merasa tidak ada gunanya lagi hidup di dunia. Namun, ketika nasib mempertemukannya dengan Augustus Waters di Grup Pendukung Anak-Anak Penderita Kanker, hidup Hazel berubah 180 derajat. (Ayo pembaca best-seller books, jika hanya resensi yang singkat ini rasanya belum puas deh teraduk-aduk emosinya, tanpa baca langsung novelnya.)
Tokoh utama dalam novel ini, Hanzel, adalah gadis belia berusia enam belas tahun, mengidap kanker tiroid dengan metastasis* di paru-paru. Sedangkan Augustus Waters, adalah remaja yang masih tujuh belas tahun, diidentifikasi mengalami osteosarkoma* satu setengah tahun yang lalu. The Fault in Our Stars juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul sama dengan judul novelnya. Versi filmnya sendiri dirilis di Amerika Serikat pada 16 Mei 2014. Filmnya sendiri disutradarai oleh Josh Boone dan pemainnya antara lain oleh Shailene Woodley sebagai Hanzel, Ansel Elgort sebagai Augustus Waters.
Jangan khawatir pembaca, menurut peresensi (Suro Prapanca), istilah-istilah kedokteran di atas walaupun akan Anda temui saat membaca novel mengasyikkan ini, dapat langsung ada ketahui penjelasannya langsung saat itu juga. Pada novel versi bahasa Indonesianya ini, pemeran tokoh film tersebut menjadi sampul novel dan diterbitkan oleh Penerbit Qanita. Di Amerika sana, novelnya merupakan buku bestseller versi New York Times dan filmnya sendiri menjadi film unggulan dari Twentieth Century Fox.
Membaca novel karya John Green ini pembaca seperti diajak berempati bagaimana kondisi psikologis penderita penyakit yang divonis tidak akan hidup lebih lama lagi. Singkatnya, novel setebal 424 halaman ini sungguh mencerahkan, berani, dan menggugah. The Fault in Our Stars dengan brilian mengeksplorasi kelucuan, ketegangan, juga tragisnya hidup dan cinta.
Bagi Anda, pembaca, yang penasaran terhadap penulis buku ini, bisa berkomunikasi melalui follow twitternya di @realjohngreen dan tumblr, fishingboatproceeds.tumblr.com atau kunjungi www.johngreenbooks.com. John Green adalah penulis bestseller dunia yang sering mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya. Dengan saudaranya, Hank, John mengelola akun Vlogbrothers (youtube.vlogbrothers)
Di awal novel ini sang penulis menyempatkan memberi catatan: “Buku ini karya fiksi. Akulah pengarangnya.” Sepertinya John ingin menegaskan untuk tidak menebak-nebak apakah ada fakta-fakta yang tersembunyi di dalam cerita ini. Dia ingin menyampaikan, bahwa cerita khayalan juga bisa bermakna, bagi kita semua, sesama manusia. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL : The Fault in Our Stars
TEBAL BUKU & ISBN : 424 halaman; 978-602-1637-39-5
PENULIS : John Green
PENERBIT : Qanita, PT Mizan Pustaka
Kisah Cinta bagi Kita Semua!
(Resensi Buku: The Fault in Our Stars) -- MESKI Keajaiban medis mampu mengecilkan tumornya dan membuat Hazel bertahan hidup beberapa tahun lagi, Hazel Grace tetap putus asa. Hazel merasa tidak ada gunanya lagi hidup di dunia. Namun, ketika nasib mempertemukannya dengan Augustus Waters di Grup Pendukung Anak-Anak Penderita Kanker, hidup Hazel berubah 180 derajat. (Ayo pembaca best-seller books, jika hanya resensi yang singkat ini rasanya belum puas deh teraduk-aduk emosinya, tanpa baca langsung novelnya.)
Tokoh utama dalam novel ini, Hanzel, adalah gadis belia berusia enam belas tahun, mengidap kanker tiroid dengan metastasis* di paru-paru. Sedangkan Augustus Waters, adalah remaja yang masih tujuh belas tahun, diidentifikasi mengalami osteosarkoma* satu setengah tahun yang lalu. The Fault in Our Stars juga diangkat menjadi film layar lebar dengan judul sama dengan judul novelnya. Versi filmnya sendiri dirilis di Amerika Serikat pada 16 Mei 2014. Filmnya sendiri disutradarai oleh Josh Boone dan pemainnya antara lain oleh Shailene Woodley sebagai Hanzel, Ansel Elgort sebagai Augustus Waters.
Jangan khawatir pembaca, menurut peresensi (Suro Prapanca), istilah-istilah kedokteran di atas walaupun akan Anda temui saat membaca novel mengasyikkan ini, dapat langsung ada ketahui penjelasannya langsung saat itu juga. Pada novel versi bahasa Indonesianya ini, pemeran tokoh film tersebut menjadi sampul novel dan diterbitkan oleh Penerbit Qanita. Di Amerika sana, novelnya merupakan buku bestseller versi New York Times dan filmnya sendiri menjadi film unggulan dari Twentieth Century Fox.
Membaca novel karya John Green ini pembaca seperti diajak berempati bagaimana kondisi psikologis penderita penyakit yang divonis tidak akan hidup lebih lama lagi. Singkatnya, novel setebal 424 halaman ini sungguh mencerahkan, berani, dan menggugah. The Fault in Our Stars dengan brilian mengeksplorasi kelucuan, ketegangan, juga tragisnya hidup dan cinta.
Bagi Anda, pembaca, yang penasaran terhadap penulis buku ini, bisa berkomunikasi melalui follow twitternya di @realjohngreen dan tumblr, fishingboatproceeds.tumblr.com atau kunjungi www.johngreenbooks.com. John Green adalah penulis bestseller dunia yang sering mendapatkan penghargaan atas karya-karyanya. Dengan saudaranya, Hank, John mengelola akun Vlogbrothers (youtube.vlogbrothers)
Di awal novel ini sang penulis menyempatkan memberi catatan: “Buku ini karya fiksi. Akulah pengarangnya.” Sepertinya John ingin menegaskan untuk tidak menebak-nebak apakah ada fakta-fakta yang tersembunyi di dalam cerita ini. Dia ingin menyampaikan, bahwa cerita khayalan juga bisa bermakna, bagi kita semua, sesama manusia. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL : The Fault in Our Stars
TEBAL BUKU & ISBN : 424 halaman; 978-602-1637-39-5
PENULIS : John Green
PENERBIT : Qanita, PT Mizan Pustaka
Resensi Buku: 50 Ritual Pagi Miliarder Dunia
Judul Resensi Buku:
Ritual Pagi ala Miliarder Dunia
(Resensi Buku: 50 Ritual Pagi Miliarder Dunia) -- PAGI adalah awal dari hari dan sepertinya tak ada yang tak sepakat kalau pagi itu memiliki keindahan tersendiri. Udaranya pun segar. Di awal hari inilah, banyak inspirasi datang pada saat-saat menjelang matahari terbit. Masalahnya, untuk sebagian orang terutama yang bekerja hingga larut malam, keindahan pagi sering kali terlewatkan. Mereka masih asyik dibuai mimpi lantaran kebablasan tidur! Jadi, boro-boro menikmati pagi, apalagi menikmati tulisan-tulisan di Best-seller books ini.
Malah, sebagian (banyak) lagi, masih malas bangun pagi? Apa pasal (barangkali termasuk Anda)?, jangan-jangan Anda bingung harus melakukan apa ketika beranjak dari tempat tidur pada pagi hari. Ayo bangun pagi! Kemudian baca “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia” karya Budi Safa’at, penulis yang juga redaktur di media cetak harian ini.
Menurut hemat saya, Suro Prapanca (peresensi yang tinggal di Bandung, ... sekadar info ya), dengan membaca buku setebal 210 halaman yang diterbitkan oleh Grasindo ini, Anda akan menyimak kisah-kisah yang datang dari tokoh-tokoh terkenal yang sukses. Khususnya “ritual” pagi setiap harinya yang tak pernah mereka lewatkan. Tirulah kebiasaan para tokoh terkemuka di dunia yang selalu menyibukkan diri sebelum bersantap makanan di meja makan. Inc Magazine memaparkan bahwa biasanya orang akan cenderung lebih proaktif dan produktif pada pagi hari. Selain itu, memulai hari dengan berolahraga akan memberi banyak manfaat untuk kesehatan.
Pagi memang menyimpan berjuta cerita. Akan sangat menarik disimak, ketika kisah-kisah itu datang dari para tokoh terkenal yang sukses. Belum banyak yang tahu rahasia pagi dari sosok-sosok hebat, seperti juara dunia 6 kali MotoGP, Valentino Rossi; Kanselir Jerman Angela Merkel, dan masih banyak lagi pesohor dunia dari mulai “superwomen”, selebritas-olahragawan, sampai pebisnis sukses.
Mereka adalah sumber inspirasi. Maka, tak ada salahnya menyimak, menyerap, hingga mencontoh kebiasaan-kebiasaan mereka dalam menjalani kesehariannya. Dalam buku ini, ada banyak cerita menarik “ritual” mereka yang ternyata sungguh di luar dugaan! Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL : 50 Ritual Pagi Miliarder Dunia
TEBAL BUKU & ISBN : 210 halaman; 978-602-251-740-5
PENULIS : Budi Safa’at
PENERBIT : Grasindo
Ritual Pagi ala Miliarder Dunia
(Resensi Buku: 50 Ritual Pagi Miliarder Dunia) -- PAGI adalah awal dari hari dan sepertinya tak ada yang tak sepakat kalau pagi itu memiliki keindahan tersendiri. Udaranya pun segar. Di awal hari inilah, banyak inspirasi datang pada saat-saat menjelang matahari terbit. Masalahnya, untuk sebagian orang terutama yang bekerja hingga larut malam, keindahan pagi sering kali terlewatkan. Mereka masih asyik dibuai mimpi lantaran kebablasan tidur! Jadi, boro-boro menikmati pagi, apalagi menikmati tulisan-tulisan di Best-seller books ini.
Malah, sebagian (banyak) lagi, masih malas bangun pagi? Apa pasal (barangkali termasuk Anda)?, jangan-jangan Anda bingung harus melakukan apa ketika beranjak dari tempat tidur pada pagi hari. Ayo bangun pagi! Kemudian baca “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia” karya Budi Safa’at, penulis yang juga redaktur di media cetak harian ini.
Menurut hemat saya, Suro Prapanca (peresensi yang tinggal di Bandung, ... sekadar info ya), dengan membaca buku setebal 210 halaman yang diterbitkan oleh Grasindo ini, Anda akan menyimak kisah-kisah yang datang dari tokoh-tokoh terkenal yang sukses. Khususnya “ritual” pagi setiap harinya yang tak pernah mereka lewatkan. Tirulah kebiasaan para tokoh terkemuka di dunia yang selalu menyibukkan diri sebelum bersantap makanan di meja makan. Inc Magazine memaparkan bahwa biasanya orang akan cenderung lebih proaktif dan produktif pada pagi hari. Selain itu, memulai hari dengan berolahraga akan memberi banyak manfaat untuk kesehatan.
Pagi memang menyimpan berjuta cerita. Akan sangat menarik disimak, ketika kisah-kisah itu datang dari para tokoh terkenal yang sukses. Belum banyak yang tahu rahasia pagi dari sosok-sosok hebat, seperti juara dunia 6 kali MotoGP, Valentino Rossi; Kanselir Jerman Angela Merkel, dan masih banyak lagi pesohor dunia dari mulai “superwomen”, selebritas-olahragawan, sampai pebisnis sukses.
Mereka adalah sumber inspirasi. Maka, tak ada salahnya menyimak, menyerap, hingga mencontoh kebiasaan-kebiasaan mereka dalam menjalani kesehariannya. Dalam buku ini, ada banyak cerita menarik “ritual” mereka yang ternyata sungguh di luar dugaan! Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran.
JUDUL : 50 Ritual Pagi Miliarder Dunia
TEBAL BUKU & ISBN : 210 halaman; 978-602-251-740-5
PENULIS : Budi Safa’at
PENERBIT : Grasindo
Langganan:
Postingan (Atom)