Minggu, 08 Desember 2013

Resensi Buku: ABU BAKAR, The 1st Khalifa

Resensi Buku: ABU BAKAR, The 1st Khalifa
Resensi Buku: ABU BAKAR The 1st Khalifa
Judul Resensi Buku:
Teladan Agung ABU BAKAR Ash Shiddiq  

(Resensi Buku: Abu Bakar, The 1st Khalifa) -- ERA milenium di 2013 akhir, menjelang tahun politik 2014 mendatang bagi bangsa Indonesia ini, umat (warga negara) sangat merindukan sosok teladan. Pribadi luhur yang bisa memberikan contoh nyata dalam mempraktikkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, keberanian, keteguhan, kecemerlangan, toleran, santun, dermawan, penyabar, dan selalu berpikir positif atas segala hal. Sosok teladan ini juga mumpuni dalam penguasaan ilmu agama dan pengetahuan duniawi, pegiat ibadah utama, bertakwa dan bertawakal, zuhud, serta selalu mengharapkan yang lebih baik di sisi Allah. Di dalam sosok itu terkumpul kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan juga kecerdasan spiritual (SQ) secara utuh dalam memaknai hidup di dunia ini.

Kita merindukan pemimpin yang mampu menyelaraskan antara ucapan dan tindakannya: Pemimpin yang berani membela kebenaran dan santun serta penuh kasih sayang kepada rakyatnya; Pemimpin yang mampu menyejukkan hati rakyatnya, memenuhi hak-hak dan kewajiban yang dipimpinnya; Pemimpin yang rela berkorban dengan harta dan tenaga serta pikirannya demi kemaslahatan umatnya; Pemimpin yang senantiasa menyertakan sikap tawakal dalam setiap ucapan, tindakan, dan keputusannya. Serta, pemimpin yang selalu menyadari bahwa jabatan adalah amanah yang diletakkan Allah di pundaknya dan harus dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya kelak. Setelah membaca resensi buku di Best-seller Books ini, dapatkan bukunya segera.


Panutan atau teladan memang harus dimiliki para pemimpin, tentu saja panutan atau teladan yang paripurna, seperti halnya Abu Bakar Ash Shiddiq sang Khalifah Pertama. Yang pada akhirnya pemimpin tersebut juga akan meneruskan keteladanannya. Selanjutnya, mereka dijadikan panutan oleh generasi-generasi selanjutnya.

Buku Abu Bakar The 1st Khalifa ini benar-benar lengkap disajikan oleh sang penulis, Misbah Em Majidy. Buku ini berkisah tentang Khalifah Pertama melanjutkan pemerintahan Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. Abu Bakar lah, orang yang pertama kali memeluk Islam. Salah satu sahabat Nabi yang sangat setia. Dia berasal dari keluarga mulia dan terhormat di kalangan kaumnya serta selalu menjaga kehormatan dirinya dari hal-hal yang tercela.

Membaca sirah (kehidupan) Abu Bakar Ash Shiddiq ini akan menjawab atas persoalan-persoalan: Bagaimana cara Abu Bakar mengubah kebiasaan jahiliah yang telah mengakar kuat pada penduduk Mekah? Bagaimana sepak terjang Abu Bakar setelah diberi amanat sebagai khalifah? Bagaimana sikap Abu Bakar terhadap orang-orang yang melanggar syariat Islam? Bagaimana Abu Bakar bersikap terhadap sahabat yang memprotes kebijakannya? Dan, Bagaimana suasana menjelang kematian Abu Bakar Ash Shiddiq?

Sungguh paripurna--dari awal sampai akhir--penggambaran sosok teladan Abu Bakar Ash Shiddiq. Dari mulai kehidupan pribadinya, kehidupannya bersama keluarga, kiprahnya dalam menjalankan pemerintahan Islam, bahkan sampai detik-detik menjelang kepergiannya.

Tambahan nutrisi pengetahuan dan kontribusi positif bagi syiar Islam melalui sirah (biografi) Abu Bakar dalam buku ini diharapkan bisa memaknai hidup agar lebih bermakna dan bermanfaat sehingga pengikut teladannya meraih kemuliaan di dunia, terlebih di hadapan Allah Azza wa Jalla. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul Buku : ABU BAKAR, The 1st Khalifa
ISBN : 978-979-055-484-9
Karya : Misbah Em Majidy MA
Diterbitkan : Syaamil Books
Cetakan I : Maret 2013
Tebal : 302 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23 cm
Kategori : Tarikh Islam

Suro Prapanca
Bandung, 6 Desember 2013 
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 8 Desember 2013

Resensi Buku: Di Balik Tirai KEMATIAN

Resensi Buku: Di Balik Tirai KEMATIAN
Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian
Judul Resensi Buku:
KEMATIAN, Datangnya adalah Keniscayaan 

(Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian) -- “AKU tidak melihat sesuatu yang hak lagi pasti terjadi, namun dianggap batil dan tidak bakal terjadi, seperti halnya maut. Dan aku tidak melihat sesuatu yang batil dan pasti lenyap, namun dianggap hak dan langgeng, seperti halnya dunia.” –Ali bin Abi Thalib.

Ungkapan tersebut merupakan bentuk keheranan Ali bin Abi Thalib kepada orang-orang yang melupakan mati padahal setiap saat ia melihat kematian. Hal sama juga pernah disampaikan oleh Salman Al Farisi yang mengaku heran kepada orang-orang yang melalaikan kematian padahal maut tidak pernah lalai terhadapnya.

Maka, ketika seseorang ditakdirkan untuk hidup, yang bersangkutan pun harus mau menerima kenyataan bahwa ia harus mati. Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti bagi yang hidup kecuali kematian. Itulah sebabnya, berpikir tentang kematian berhubungan erat dengan berpikir tentang kehidupan. Pandangan seseorang tentang kematian akan terefleksikan pada cara pandangannya terhadap kehidupan. Silakan, setelah membaca resensi buku di Best-seller Books ini, dapatkan bacaan langsung (bukunya) segera.


Secara garis besar, ada dua pandangan tentang kematian. Pertama, mengungkapkan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya (penganut paham eksistensialisme). Kedua, mengartikan kematian sebagai pintu menuju kenyataan yang lain. Kematian bukanlah akhir kehidupan manusia, melainkan jalan menuju kehidupan yang lain dalam kondisi berbeda (pandangan kaum teolog dan agamawan).

Di Balik Tirai Kematian, buku yang memuat kisah-kisah nyata, ini sungguh nyata hikmah yang bisa dipetik. Dengan buku setebal 290 halaman ini, Anda –sidang pembaca—dapat memetik hikmah dari kisah wafatnya Rasulullah dan para sahabat, kematian para ulama dan pencinta ilmu, kematian para tiran dan pembangkang, kematian tokoh-tokoh terkenal. Serta dengan buku kisah hikmah yang diterbitkan Syaamil Books ini, pembaca juga bisa mengambil hikmah dari kisah kematian husnulkhatimah dan kematian su’ul khatimah.

Agama mengajarkan, kematian dengan tujuan agar manusia tidak salah memandang kematian sehingga tidak salah pula dalam menyikapi kehidupan. Dengan demikian, kematian, pada satu sisi menjadi akhir dari kehidupan di dunia. Di sisi yang lain, kematian menjadi awal dari kehidupan di akhirat. Keduanya saling berhubungan dan memengaruhi. Jadi, bagaimana mungkin kita akan memanen kebaikan, kebahagiaan, dan kenikmatan alam akhirat jika yang kita tanam adalah benih permusuhan, angkara murka, pengingkaran, dan bermacam keburukan? Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul Buku : Di Balik Tirai Kematian
ISBN : 978-979-055-446-7
Karya : Sulaiman Abdurrahim dan Tauhid Nur Azhar
Diterbitkan : Syaamil Books
Cetakan I : Juli 2013
Tebal : 290 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Kisah Hikmah

Suro Prapanca
Bandung, 29 November 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 1 Desember 2013

Resensi Buku: SEHAT DENGAN SHALAT

Resensi Buku: SEHAT DENGAN SHALAT
Resensi Buku: Sehat dengan Shalat
Judul Resensi Buku:
LAUTAN MANFAAT di Balik Kewajiban Salat  

(Resensi Buku: Sehat dengan Shalat) -- SEGALA puji hanya bagi Allah Swt yang telah memberikan ilham kepada kita berupa keindahan memperhambakan diri kepada-Nya, memberi karunia kepada kita dengan keagungan belas kasih-Nya. Dengan keagungan-Nya, Allah telah menundukkan apa pun yang diciptakan-Nya untuk kepentingan kita, dan menjadikan kita sebagai golongan makhluk yang dikhususkan untuk beribadah kepada-Nya. “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.”—QS Al-Dzariyat [51]: 56-58.

Itulah mukadimah bahwa Allah telah memfardukan sebuah hubungan antara Sang Pencipta dan hamba yang diciptakan-Nya. Kefarduan itu adalah salat, ibadah yang dijadikan sebagai tiangnya agama. Salat yang memerintah kebajikan, mencegah keburukan, dan merupakan ibadah yang menyelamatkan. Allah telah memutuskan bahwa siapa pun yang mengikuti jalan yang lurus dengan berbuat ihsan, maka Dia akan memberi mereka pahala kebaikan dan tambahan kebaikan. Silakan simak terus resensi buku di Best-seller Books, selanjutnya segera miliki buku tersebut.


Dari ibadah salat ini, terungkap fakta-fakta ilmiah yang telah mencengangkan masyarakat modern. Fakta tersebut mengungkapkan bahwa salat tidak hanya bermanfaat bagi spiritual manusia semata, salat juga dapat menyehatkan tubuh manusia.

Dalam buku "Sehat dengan Shalat" karya Prof Dr Amir Saleh dan Dr Ahmed Saleh, PhD menjelaskan fungsi dan manfaat gerakan salat bagi kesehatan manusia dengan lugas dan tuntas. Dalam pelaksanaannya, gerakan wudu dan salat mampu menyehatkan tubuh apabila dilaksanakan dengan baik dan benar sesuai ajaran Rasulullah Saw.

Manfaat salat yang diungkap dalam buku ini antara lain: Salat berperan aktif menurunkan tekanan darah dan mengobati penyakit lambung; Salat membantu penyembuhan diabetes dan pemulihan luka pada tubuh. Pada saat salat dengan khusyuk, aktivitas otak meningkat positif; Salat mencegah penyakit punggung, terutama untuk orang yang sudah salat sebelum usia 10 tahun; Wudu mencegah sel kanker kulit akibat sengatan matahari, terutama sinar ultraviolet.

Seorang Muslim sepertinya wajib memiliki buku ini agar semakin mudah dalam melaksanakan ibadah salat dengan khusyuk dan merasakan dampak positif bagi kesehatan tubuh. Namun, semua fakta-fakta ilmiah manfaat salat bagi yang mendirikannya itu hanyalah bonus. Semestinya, yang tetap menjadi perhatian dan pemahaman bagi Muslim adalah bahwa salat merupakan kebutuhan (kewajiban yang harus Muslim jalankan sebagai tiangnya agama). Seperti yang diterangkan dalam QS An-Nisa’ [4]: 103, ”Maka dirikanlah salat, sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” Jadi, sudahkah Anda menjadikan salat sebagai kebutuhan? Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul Buku : SEHAT DENGAN SHALAT
Penulis : Prof Dr Amir Saleh dan Dr Ahmed Saleh, PhD
Diterbitkan : Salamadani, PT Grafindo Media Pratama
Cetakan I : Oktober 2013
Jumlah Halaman : 300 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 17 x 19 cm
Kategori : Islam-Kesehatan

Suro Prapanca
Bandung, 22 November 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 24 November 2013

Jumat, 06 Desember 2013

Buku Baru - Ubi Kayu dan Ubi Jalar

Buku Baru - Ubi Kayu dan Ubi Jalar
TEBAL BUKU & ISBN:
124 halaman; 978-602-8394-85-7

PENULIS:
Dr. Ir. Nur Richana, M.S.

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

Mungkin Anda tidak bisa memanfaatkan buku tentang Ubi Kayu dan Ubi Jalar ini karena sesuatu hal. Namun, berikan buku ini kepada saudara Anda di desa, sebagai kado perbaikan ekonomi keluarga mereka. Bersama buku ini keluarga petani desa akan mampu mengolah ubi kayu dan ubi jalar secara modern, mudah, dan ramah lingkungan.

Ubi Kayu dan Ubi Jalar ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya suksesnya program ketahanan pangan dan mengatasi kerawanan pangan. Buku ini menerangkan dengan saksama mengenai ubi kayu: botani, budi daya, komposisi kimia tanaman ini, teknologi pascapanen, pembuatan gaplek, pembuatan tepung, pembuatan pati, tape, keripik, enyek-enyek (cassava crackers), maltodekstrin, sirup glukosa, sirup fruktosa, sorbitol, bioetanol, dan produk bioproses lainnya. Juga mengenai botani ubi jalar, budi daya dan komposisinya. Selamat membaca!

Buku Baru - Dreams COME TRUE

Buku Baru - Dreams Come True
TEBAL BUKU & ISBN:
180 halaman; 978-602-9255-78-2

PENULIS:
Edvan Muhammad Kautsar

PENERBIT:
Mizania

Edvan, seorang motivator dan entrepreneur, kelahiran Tasikmalaya 20 tahun yang lalu. Masih sangat muda, tapi dia berhasil meraih sukses dengan tetap menyertakan nilai-nilai spiritual dalam kehidupannya. Buku ini penting untuk dibaca siapa pun —terutama generasi muda— agar terinspirasi dari pengalaman seorang anak muda bernama lengkap Edvan Muhammad Kautsar. Dia sudah jatuh bangun mewujudkan mimpi-mimpinya yang tertuang lengkap dalam buku berjudul Dreams Come True ini.

Dia memulai karier sebagai motivator dan entrepreneur sejak usia 14 tahun, berbisnis MLM pada usia 16 tahun, berbisnis batu bara dan bermain film pada usia 18 tahun, serta menjadi dosen pada usia 19 tahun. Edvan pernah gagal, tapi cerita kegagalannya akan meyakinkanmu bahwa kegagalan bukanlah akhir dari perjuangan. Pun cerita kesuksesannya akan menginspirasimu bahwa sukses sejak muda sama sekali bukan mustahil. Selamat membaca!

Buku Baru - Kunci SUKSES Entrepreneur

Buku Baru - Kunci Sukses Entrepreneur
TEBAL BUKU & ISBN:
154 halaman; 978-979-055-110-7

PENULIS:
Indah Ratnaningsih dan Mala Hayati

PENERBIT:
Progressio

Apa pun makna sukses bagi setiap orang, yang pasti, hampir setiap orang akan berlomba-lomba mengejar kesuksesan dalam hidupnya. Berbagai cara pun ditempuh untuk meraih status “sukses”, dari yang halal hingga yang melanggar etika masyarakat maupun agama.

Lalu, bagaimana sebenarnya jalan menuju kesuksesan tersebut? Buku ini akan membawa Anda belajar dari kehidupan entrepreneur dunia dalam proses meraih kesuksesannya, sekaligus menganalisis arti kesuksesan bagi mereka. Ada 10 entrepreneur dunia yang dikisahkan, yaitu Bill Gates; Thomas J Watson, Sr; Howard Schultz (Pemilik Starbuck Coffee); Kolonel Harland Sanders; Konosuke Matsushita; Soichiro Honda; Gottlieb Daimler dan Karl Benz; Sam Walton; Walt Disney; dan Mark Zuckerberg (Pencipta Facebook). Tidak melulu kesuksesan yang mereka dapat, kegagalan dan kesalahan juga pernah mereka alami. Dari sana, Anda bisa belajar cara keluar dari “masa krisis” yang mereka hadapi. Selamat membaca!

Kamis, 05 Desember 2013

Buku Baru - KAMUS Penerbitan dan Grafika

Buku Baru - Kamus Penerbitan & Grafika
TEBAL BUKU & ISBN:
136 halaman; 978-602-7768-39-0

PENULIS:
Henry Jacob

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

Buku kecil ini akan bermanfaat bagi para penerbit atau mereka yang ingin menjadi penerbit di negara-negara seluruh dunia yang menggunakan bahasa Inggris. Henry Jacob, sang penulis buku ini, sudah lama tertarik pada perkembangan linguistik dan berkarier cukup panjang di dunia penerbitan. Sekarang, dia mengepalai The British Museum.

Buku yang dia susun ini, Kamus Penerbitan dan Grafika, didasarkan pada pengalamannya yang luas sebagai seorang penulis, penerbit, dan guru. Buku ini berisi istilah-istilah yang lazim dijumpai dalam dunia penerbitan, kadang-kadang berbeda dengan atau ditambahkan dari arti-arti dalam kamus, dan hal-hal lain yang kerap dijumpai dalam industri penerbitan buku dan ruang lingkup kerja percetakan serta distribusi buku. Juga disertakan istilah-istilah akunting dan manajemen karena memiliki aplikasi khusus dalam dunia penerbitan. Sebuah referensi penting bagi Anda yang berkecimpung di dunia percetakan, penerbitan, kegrafikaan, serta Anda pencinta buku. Selamat membaca!

Buku Baru - KARAKTER Manusia Indonesia

Buku Baru - Karakter Manusia Indonesia
TEBAL BUKU & ISBN:
196 halaman; 978-602-7768-43-7

PENULIS:
Prof Dr Siti Musdah Mulia MA dan Ira D Aini

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

Pada tahun 2010, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia membuat rumusan 18 nilai yang menjadi pilar pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jika pendidikan karakter bisa dijalankan, kita mempunyai harapan yang bagus dan menggembirakan terhadap generasi muda dan masa depan bangsa Indonesia.

Banyak pujian dan pengakuan, bangsa Indonesia sebagai bangsa besar, sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, setelah Amerika Serikat dan India. Juga sebagai negara yang religius dan agamais. Namun, dibalik pujian dan fenomena religiusitas tersebut, menyisakan paradoks yang serius. Misalnya, meskipun agamais, tapi mu memakan uang haram dan memerangi saudara sebangsa sendiri. Meskipun paham hukum, tapi masih mau mempermainkan hukum dan memperjualbelikannya.

Dari paradoks-paradoks tersebut tampak bahwa ada persoalan serius pada karakter manusia Indonesia. Untuk itu, penting kiranya pendidikan karakter sebagai solusi persoalan bangsa. Buku karya Prof Musdah Mulia ini diyakini bisa memberikan sumbangan yang sangat besar bagi program tersebut. Selamat membaca!

Buku Baru - Raih 20 GELAR dalam 13 Tahun

Buku Baru - Raih 20 Gelar dalam 13 Tahun
TEBAL BUKU & ISBN:
134 halaman; 978-602-1258-16-3

PENULIS:
Zaenuddin HM

PENERBIT:
Change Publication, PT Prima Ufuk Semesta

Sudah lazim dan lumrah, seorang sarjana memiliki satu gelar akademik. Sarjana yang punya dua atau tiga gelar juga sudah sangat biasa. Tentu akan luar biasa, bila seorang yang memiliki lima, delapan, bahkan hingga puluhan gelar akademik tercantum di belakang namanya. Dialah salah satu yang luar biasa itu, dengan meraih 8 gelar sarjana, 3 gelar master, 9 gelar profesional dalam 13 tahun.

Sebuah buku tentang sarjana usia 31 tahun yang berhasil meraih mimpinya. Kisah nyata yang langka, unik, edukatif, dan inspiratif. Sungguh layak dibaca oleh kalangan mahasiswa, pelajar, dan kaum muda pada umumnya. Para orang tua pun bisa mengambil manfaatnya, agar dapat memotivasi putra-putrinya meraih prestasi dalam pendidikan sekaligus merancang karier di berbagai bidang pekerjaan dan profesi. “Gelar-gelar akademik maupun profesional yang saya raih hanyalah bonus dari usaha dan kerja keras selama ini. Sekarang yang terpenting adalah bagaimana saya bisa membagikan pengetahuan dan pengalaman yang mungkin berguna bagi teman-teman mahasiswa dan pelajar di Indonesia atau di mana pun mereka berada.” –Welin Kusuma, ST, SE, SSos, SH, SKom, SS, SAP, SStat, MT, MSM, MKn, RFP-I, CPBD, CPPM, CFP, AffWM, BKP, QWP, CPHR, ICPM. Selamat membaca!

Buku Baru - Agar HATI Selalu TENANG

Buku Baru - Agar Hati Selalu Tenang
TEBAL BUKU & ISBN:
186 halaman; 978-602-1258-17-0

PENULIS:
Dr HC Zen Muhammad Al Hadi MA

PENERBIT:
Zahira, PT Zaytuna Ufuk Abadi

Mungkin di suatu masa, Anda, para pembaca, pernah dihampiri pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di pikiran. Tempat apa sebenarnya dunia ini? Untuk apa kita hidup di dunia ini? Bagaimana semestinya kita menjalani hidup di dunia yang sekali ini?

Coba kita perhatikan sekeliling, banyak orang jungkir balik mati-matian mengejar kesenangan dunia supaya bahagia. Lihatlah, orang-orang ada yang berperilaku tamak harta, gila pangkat, mengumbar syahwat, berusaha keras mendapatkan keinginannya siang dan malam, menghalalkan segala cara. Apa yang mereka dapatkan? Hanya letih, stres, atau kadang terpenjara. Kebahagiaankah yang mereka peroleh?

Mungkin mereka belum menyadari bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya tidak akan bisa di dapat hanya dengan mengejar dunia. Di manakah kebahagiaan itu? Kebahagiaan, sesungguhnya ada di dalam hati. Di dunia ini hanyalah fatamorgana, kesenangan semu belaka. Buku Agar Hati Selalu Tenang ini mengajak pembaca bermuhasabah sembari menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sering terlintas di pikiran yang selalu mengusik hati kecil kita itu. Selamat membaca!

Buku Baru - Aku Bukan SITI NURBAYA

Buku Baru - Aku Bukan Siti Nurbaya
TEBAL BUKU & ISBN:
152 halaman; 978-602-9255-50-8

PENULIS:
Ahmad Rifa’I Rif’an

PENERBIT:
Mizania, PT Mizan Pustaka

Hidup adalah pilihan, baik-buruknya menentukan jalan hidup setiap insan. Pun begitu denganmu, wahai Muslimah. Jangan sia-siakan hidup dengan keliru menentukan arah jalanmu. Perbaikilah pilihanmu agar indah pula cerita hidupmu.

Buku ini akan menuntunmu cerdas dan bijak dalam memilih; dari memilih teman, lingkungan dan pergaulan, pasangan hidup, pendidikan, sampai masalah karier dan pekerjaan. Semuanya dibahas tuntas dalam buku ini agar kamu tak salah memilih.

Buku Aku Bukan Siti Nurbaya ini diharapkan bisa menjadi penjelas bagi kaum lelaki bahwa Islam memberikan hak yang besar kepada kaum Muslimah untuk menentukan jalan hidupnya. Juga bisa menjadi panduan bagi kaum Muslimah bahwa ketika memutuskan pilihan hidup, hendaklah didahului dengan pertimbangan-pertimbangan yang secara nalar maupun syariat bisa diterima dengan baik. Selamat membaca!

Buku Baru - GURU-guru Kecil Melly Kiong

Buku Baru - Guru-Guru Kecil
TEBAL BUKU & ISBN:
78 halaman; 978-979-061-258-7

PENULIS:
Melly Kiong

PENERBIT:
Progressio Publishing

Ketika anak-anak tidak jarang menjadi korban "salah asuhan", tereksploitasi, tercampakkan, bahkan terhinakan akibat atmosfer peradaban yang "sakit", Melly Kiong melalui gerakan "Rumah Moral"-nya mencoba "tampil beda". Setelah membaca buku ini, nurani terasa tersentuh dan terharu. Melalui sentuhan dan pergaulannya secara empirik dengan dunia anak-anak, Melly Kiong telah membebaskan "mitos" semacam itu. Anak-anak tidak hanya polos, lugu, dan jujur, tetapi juga sanggup menjadi kiblat dan "guru" bagi orang tua dalam merajut kehidupan "maha-indah".

Perhatikan cara buah hati kita menghadapi tantangan dunia, memiliki hati, pemaaf, kreativitas yang awalnya dianggap nakal padahal banyak akal, sungguhlah ajaib. Benar bahwa orang tua memberikan teladan, tapi merekalah yang mengajarkan kita agar bersungguh-sungguh menjadi orang tua yang sukses. Terakhir dan yang paling penting, anak-anak yang supersulit pun sebenarnya menunjukkan jalan ke surga serta mendoakan kita masuk surga. Pasalnya, anak-anak adalah guru sejati kita. Selamat membaca!

Buku Baru - CARA KREATIF Mendidik Anak ala Melly Kiong

Buku Baru - Cara Kreatif Mendidik Anak
TEBAL BUKU & ISBN:
118 halaman; 978-602-95136-5-3

PENULIS:
Melly Kiong

PENERBIT:
Progressio Publishing

Setelah sukses meluncurkan buku pertamanya yang berjudul “Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak dengan Baik ?” (Elex Media Komputindo, 2008), kini peraih penghargaan Muri (Januari 2009) atas rekor “Ibu Rumah Tangga Sektor Publik penulis buku Pedoman Parenting untuk para Ibu Rumah Tangga Sektor Publik” tersebut kembali menerbitkan bukunya dengan judul “Cara Kreatif Mendidik Anak ala Melly Kiong”. Penggagas komunitas “Peduli Anak Bangsa” yang dimulai dari rumah itu kembali berbagi kepada ibu-ibu muda mengenai pengalamannya sebagai seorang wanita karier yang sukses dalam mendidik anak-anaknya.

Kegagalan pendidikan anak di rumah, bukan semata-mata karena kurangnya kasih sayang orang tua pada anak, melainkan karena kebanyakan orang tua tidak tahu caranya, terutama cara mendidik anak yang efektif, praktis, dan efisien. Pengalaman mendidik putra-putranya selama 10 tahun yang sangat kreatif dituangkan penulis dalam buku ini dengan gamblang.

Dalam buku setebal 118 halaman ini, Melly mencoba berbagi tentang bagaimana cara kreatif membangun mental berusaha, menumbuhkan kepedulian pada sesama, binatang, dan lingkungan serta mendorong perbuatan baik, serta membuat suasana bersaudara yang rukun dan damai. Pada bagian akhir, dengan sangat kreatif Melly memberi contoh bagaimana mengapresiasi anak-anaknya serta mengingatkan hal-hal yang tidak baik dilakukan orang tua pada anak-anak di rumah. Selamat membaca!

Buku Baru - Mukjizat SABAR

Buku Baru - Mukjizat Sabar
TEBAL BUKU & ISBN:
276 halaman; 978-602-9255-60-7

PENULIS:
Tallal Alie Turfe

PENERBIT:
Penerbit Mizania, PT MIzan Pustaka

Allah SWT menguji manusia dengan berbagai kenikmatan dan kesulitan. Kenikmatan bisa membuat orang bersyukur, tetapi ia juga bisa membuat orang kufur. Kesulitan bisa membuat orang mendekatkan diri kepada Tuhan, tetapi ia juga bisa menyebabkan orang menyalahkan Tuhan. Di situlah arti pentingnya sabar: bagaimana orang mampu bersabar dalam menghadapi kenikmatan dan menerima kesulitan.

Buku ini mengungkapkan rahasia kesabaran para nabi dan orang saleh dalam menghadapi pergulatan hidup. Melalui kesabaranlah, para nabi berhasil mengembangkan dakwahnya, para sufi meraih cinta ilahi, orang-orang beriman sanggup menjalani ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Alih-alih dengan kelambanan dan kemalasan, sabar justru merupakan puncak spiritualitas para nabi. Inilah buku yang bisa merevolusi pandangan Anda tentang sabar. Selamat membaca!

Buku Baru - Mukjizat SHALAT MALAM

Buku Baru - Mukjizat Shalat Malam
TEBAL BUKU & ISBN:
324 halaman; 978-602-9255-59-1

PENULIS:
Sallamah Muhammad Abu Al-Kamal

PENERBIT:
Penerbit Mizania, PT MIzan Pustaka

Salat malam memiliki keutamaan yang amat banyak: meraih cinta Allah, menghapuskan dosa dan kesalahan, mendatangkan kesehatan bagi pelakunya, dan mengangkat derajatnya ke tempat yang terpuji. Tetapi, tidak sedikit umat Muslim yang mengabaikan salat malam ini dengan berbagai alasan. Ada yang kurang memahami keutamaannya, ada yang kurang disiplin dalam mengatur waktu, dan ada juga yang kurang merasakan manfaatnya secara konkret.

Buku ini bukan hanya menyajikan tata cara salat malam, melainkan juga berbagai hikmah dan manfaatnya, kiat-kiat efektif agar mudah melakukannya, adab-adab yang mesti dijaga, serta kisah-kisah teladan yang akan memotivasi kita agar mampu menegakkan salat malam dengan penuh gairah.

Inilah buku yang akan menuntun kita agar mampu merasakan kenikmatan beribadah dan berkomunikasi dengan Tuhan Yang Mahakasih. Selamat membaca!

Buku Baru - KESEMEK, Teknik Budidaya dan Pengolahan Pascapanen

TEBAL BUKU & ISBN:
84 halaman; 978-602-8394-40-6

PENULIS:
Neni Suhaeni

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

Buku tentang teknik budi daya dan pengolahan pascapanen kesemek. Budi daya kesemek telah banyak terbukti menghasilkan ekonomi bagi keluarga petani. Dengan memanfaatkan area pertanian yang terbatas sekalipun, kesemek bisa menjadi solusi untuk penghasilan tambahan, bahkan jika dikelola melalui pertanian modern sebagaimana yang telah diterapkan di negara-negara modern akan menjadikan solusi peningkatan ekonomi keluarga petani.

Buku ini ditulis secara ringkas untuk memandu pemula yang sadar akan potensi budi daya dan sadar akan peluang bisnis kesemek. Di dalamnya memuat berbagai langkah tepat dan mudah dalam pembudidayaannya. Selamat membaca!

Buku Baru - Araceae & Dioscorea

TEBAL BUKU & ISBN:
100 halaman; 978-602-8394-90-1

PENULIS:
Dr. Ir. Nur Richana, M.S.

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

Manfaat umbi-umbian di Indonesia untuk keluarga:

* Ubi kelapa paling digemari karena rasanya enak. Bisa diolah secara sederhana tanpa teknologi yang sulit. Cocok dimakan sebagai ubi rebus, dikukus, dan dibuat getuk. Tepung ubi kelapa dapat dibuat cake, bahkan volume pengembangannya sama dengan cake dari terigu.

* Umbi gadung merupakan sumber karbohidrat sekaligus sumber energi. Gadung merupakan bahan makanan yang enak rasanya. Umbi gadung bisa untuk mengobati kusta, diabetes, pengendalian hama terutama tikus.

* Ubi gembili bisa dimakan sebagai ubi rebus, dikukus, dan dibuat getuk. Tepungnya bisa dibuat cake.

* Kentang hitam telah dipakai secara turun-temurun sebagai obat maag. Mengandung semacam gelatin yang berfungsi menutupi luka dinding lambung. Di Afrika, kentang hitam digunakan untuk obat disentri.

* Umbi garut muda rasanya manis. Bermanfaat sebagai makanan kecil dengan cara dikukus, direbus, dan dibakar. Umbi garut yang tua bisa untuk pati, tepung, atau emping. Bahkan tanaman ini juga bisa menghasilkan mi kering dengan aroma yang sedap. Selamat membaca!

Buku Baru - Hukum & Pemikiran Modern

TEBAL BUKU & ISBN:
502 halaman; 978-602-8394-98-7

PENULIS:
Jerome Frank

PENERBIT:
Nuansa Cendekia

TAHUN TERBIT: 

Maret 2013

Banyak praktisi, termasuk intelektual bidang hukum memahami “ketidakpastian dalam realitas hukum berakar dari ketidakpastian aturan.” Akibatnya timbul kesimpulan, “ketidakpastian hukum selalu identik dengan ketidakpastian aturan.”

Melalui cara pandang baru, Jerome Frank, seorang pemikir hukum modern yang dikenal brilian itu membuka kesalahan berpikir seperti itu. Intisari dari buku ini adalah membuka problematika hukum modern dan menawarkan cara pandang baru. Basis risetnya, literatur utama hukum klasik dan modern, kajian realisme hukum, dan prinsip-prinsip psikologi praktik hukum. Bagian pertama buku ini, memuat tentang realisme hukum, praktik pengacara, kebijakan hakim, dan yudisial. Bagian kedua tentang kepastian hukum dengan kritik pada mitos-mitos pemikiran hukum, banyak mengupas kajian filosofis dan paradigma hukum yang sangat penting.

Pada bagian ketiga, Frank memberikan lampiran-lampiran, untuk menjawab bagaimana seharusnya hukum modern diterapkan di masyarakat. Selamat membaca!

Buku Baru - Hukum Waris

TEBAL BUKU & ISBN:
232 halaman; 978-602-7870-02-4

PENULIS:
Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn.

PENERBIT:
Kaifa, Penerbit Mizan
TAHUN TERBIT:
Desember 2012
 

Berdasarkan pengalamannya belasan tahun selaku praktisi, pengajar, dan pelatih kenotariatan, penulis menghadirkan serial Panduan Lengkap Hukum Praktis Populer. Setelah empat buku terbit dalam serial “Kiat-kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak”: Mendirikan Badan Usaha, Mengatasi Masalah Hukum Pertanahan, Akad Syariah, dan Hukum Jaminan Perbankan, dalam buku kelimanya ini, Irma Devita kembali hadir membantu Anda memahami seluk-beluk hukum waris, baik dalam hukum Islam maupun hukum perdata.

Praktisi hukum ini menyertakan banyak ilustrasi, contoh kasus, dan analogi dalam kehidupan sehari-hari. Tanya-jawab masalah yang sering muncul pun menyertai pembahasan tentang hukum waris baik secara waris perdata Barat maupun waris Islam. Ini memberikan wacana baru bahwa mempelajari dan menerapkan hukum itu sangat mudah dan praktis. Tak hanya masyarakat awam yang akan mendapatkan kiat praktis sebelum meminta bantuan notaris, para mahasiswa hukum dan/atau kenotariatan akan memperoleh pencerahan pula. Bahkan, para praktisi hukum akan mendapatkan alternatif solusi dalam menangani hukum waris dan pewarisan. Selamat membaca!

Buku Baru - OASE Kehidupan

TEBAL BUKU & ISBN:
178 halaman; 979-24-5766-6

PENULIS:
Abu Dzikra
Sodik Hasanuddin

PENERBIT:
Marja

Merujuk kisah-kisah hikmah sebagai teladan dari para pemimpin pada masa-masa awal kejayaan Islam sepeninggal Nabi Muhammad Saw. Kisah-kisah tersebut meskipun terjadi lebih dari tiga belas abad yang lalu, tetapi masih tetap relevan untuk dijadikan contoh teladan bagi para pemimpin pada masa sekarang ini, mulai tingkat terendah sampai dengan pemimpin tertinggi.

Di negeri kita yang masyarakatnya bersifat paternalistis ini, peran pemimpin sangatlah penting. Pemimpin sering dijadikan contoh teladan oleh rakyat dan para pejabat yang ada di bawahnya. Kalau pemimpin jujur, adil, dan amanah, maka manfaatnya akan terasa kepada rakyat dan para pejabat di bawahnya.

Sebaliknya, kalau pemimpinnya tidak jujur, tidak mempunyai integritas, dan hanya mementingkan diri sendiri serta kelompoknya, maka jangan salahkan kalau orang-orang yang ada di bawahnya juga melakukan hal serupa. Akhirnya muncul di masyarakat krisis kepercayaan kepada para pemimpin. Bagaimanakah para pemimpin pada masa awal keemasan Islam itu melaksanakan amanah yang telah diembannya? Selamat membaca!

Resensi Buku: The Geography of BLISS

Resensi Buku: The Geography of BLISS
Judul Resensi Buku:
KEBAHAGIAAN di Penjuru Dunia  

(Resensi Buku: The Geography of Bliss) -- SUNGGUH, Eric Weiner ingin melihat dunia, terutama dengan dana dari pihak lain. Maka dia menjadi jurnalis, membawa tas punggung dan buku catatannya, lalu menjelajahi dunia. Hasilnya adalah buku The Geography of Bliss ini. Penulis membawa pembaca melanglangbuana ke berbagai negara, dari Belanda, Swiss, Bhutan, hingga Qatar, Islandia, India, dan Amerika … untuk mencari tahu apa yang membuat orang-orang di sana bahagia atau murung. Buku ini adalah campuran aneh tulisan perjalanan, psikologi, sains, dan humor.

Apakah orang-orang di Swiss lebih bahagia karena negara mereka paling demokratis di dunia? Apakah penduduk Qatar menemukan kebahagiaan di tengah gelimang dolar dari minyak mereka? Apakah Raja Bhutan seorang pengkhayal karena berinisiatif memakai indikator kebahagiaan rakyat yang disebut Gross National Happiness sebagai prioritas nasional? Kenapa penduduk Islandia, yang suhunya sangat dingin dan jauh dari mana-mana, termasuk negara yang warganya paling bahagia di dunia? Kenapa di India kebahagiaan dan kesengsaraan bisa hidup berdampingan? Ingin tahu jawabannya, coba baca lebih lanjut resensi buku ini di Best-seller Books, lalu segera dapatkan bukunya.


(Resensi buku "The Geography of Bliss" oleh Suro Prapanca tertanggal 8 November 2013) Ditulis dengan wawasan yang dalam dan kocak, buku ini membawa pembaca ke tempat-tempat yang aneh dan bertemu dengan orang-orang yang, anehnya, tampak akrab. Sebuah bacaan ringan yang sekaligus memancing intelektualitas pembaca.

Memang bukan saran yang paling mendalam. Dari seseorang bernama “Happy” yang pernah penulis jumpai dalam pengembaraannya mengelilingi dunia untuk mengetahui apa itu kebahagiaan bagi penduduk yang menempati berbagai belahan dunia ini. Namun, Happy cukup bijak mengungkap rahasianya menjadi bahagia, “Tetaplah tersenyum. Bahkan ketika Anda sedih. Tetaplah tersenyum.”

Menurut penulis, hanya orang bodoh dan seorang filsuf yang akan melakukan generalisasi mengenai ciri kebahagiaan. Penulis menyadari bahwa dirinya bukan filsuf, maka inilah yang dia katakana: Uang itu penting, tapi kurang penting dibandingkan yang kita kira dan bukan seperti yang kita kira. Keluarga itu penting. Demikian juga dengan sahabat. Rasa iri itu racun. Begitu juga berpikir yang berlebihan. Pantai itu bersifat pilihan. Tapi tidak dengan kepercayaan. Tidak pula dengan rasa syukur.

Itulah epilog yang disampaikan Eric Weiner, penulis yang telah mempelajari literatur ilmiah mengenai kebahagiaan dan menjalinnya ke dalam narasinya yang lantas dibumbui dengan sindiran yang cerdas. Penulis menyampaikan memoarnya dengan penuh wawasan, riang, dan tajam. Berdasarkan pengembaraannya berkeliling ke berbagai negara, seperti di Belanda—yang mendasarkan kebahagiaan adalah angka; Swiss; Bhutan; Qatar—yang mendasarkan kebahagiaan adalah menang lotre; Islandia; Moldova; Thailand—kebahagiaan adalah tidak berpikir; Britania Raya, India—kebahagiaan adalah kontradiksi; serta Amerika—kebahagiaan adalah rumah. Bagaimana dengan di Indonesia? Apa arti kebahagiaan bagi masyarakat Indonesia? Anda akan menemukan arti kebahagiaan, setelah Anda membaca buku ini. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul Buku : The Geography of BLISS
Penulis : Eric Weiner
Diterbitkan : Penerbit Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan VI : Mei 2013
Tebal : 512 halaman
ISBN : 978-602-9225-27-3
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Memoar

(Suro Prapanca)
Bandung, 8 November 2013 

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 17 November 2013

Resensi Buku - KAMUS ISME-ISME

KAMUS ISME-ISME Pertama di Indonesia 

Isme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan akhiran pembentuk nomina yang berarti sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi: misalnya terorisme, liberalisme, komunisme, dan isme-isme yang lain. Di sini, KAMUS ISME-ISME, Yapi Tambayong (sang penulis) mempersembahkan kamus yang mungkin belum pernah ada dalam peta kepustakaan kita atau pertama kalinya hadir mewarnai dunia kepustakaan di Indonesia.

Dalam kamus dengan tebal 368 halaman ini, Yapi Tambayong, yang juga memiliki beberapa nama samaran, seperti Remy Sylado, Alif Danya Munsyi, dan Dova Zila, mendasarkan isme-isme atau ajaran-ajaran ini tidak hanya dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Juga, berdasarkan filsafat, teologi, seni, hukum, psikologi, biologi, serta medis.


Memahami isme itu tidak hanya perlu, melainkan penting. Hal ini karena pengertian isme dalam konteks ajaran/paham/kepercayaan/ideologi dan pengertian isme dalam wilayah terminologi tumbuh berkembang secara dinamis dari masa ke masa di setiap golongan masyarakat.

Di tengah keberagaman isme yang ada perlulah kita memiliki cara pandang bijaksana, dan kebijaksanaan yang terpenting ialah kesanggupan kita untuk menyempatkan belajar memahami secara mendalam, objektif, dan disertai sikap kritis.

Dengan menyempatkan membaca buku inilah, Anda para pembaca berarti sedang bersikap bijaksana. Karya Yapi Tambayong ini merupakan terobosan baru yang menjelaskan perihal isme. Selain tetap menguraikan isme-isme besar dunia, buku ini juga memasukkan isme-isme baru yang hadir di Indonesia. Seperti, Abeesisme/ABS-isme, Asbunisme, Modarisme, Ndoroisme, dan lain sebagainya, akan Anda temukan dalam kamus yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini.

Dengan semangat dan tujuan memperbaiki kualitas keilmuan generasi bangsa. Yapi Tambayong menulis buku ini secara teliti dan telaten serta menyusun dengan kalimat-kalimat yang enak dibaca. Kiranya tak perlu diragukan lagi kualitas karya ini karena dengan membaca satu per satu istilah isme yang ditafsirkan secara cerdas oleh penulisnya, kita akan mendapatkan kekayaan pengetahuan tentang beragam isme.

Menurut penulis, sebagai penyuka bahasa—selama ini dia memperkenalkan dirinya sebagai munsyi—bahwa menulis kamus seperti ini karuan merupakan tantangan memikat untuk belajar lebih luas menyangkut kebahasaan atas segala aspek pengetahuan, ilmu, atau widya, yang pernah ada dan bersinambungan dalam sejarah peradaban.

Dia hendak menekankan bahwa dalam acuan di atas, adalah menulis. Baginya, menulis merupakan pekerjaan cendekia dari kemauan yang serius memandang arti serajah peradaban tersebut, sebagai katakanlah tanggung jawab budaya, untuk merangkumnya, memilihnya, lantas menyajikannya kepada Anda.

Jika hal itu boleh dibilang sebagai landasan, maka awal landasan ini dimulai dari banyak diskusi dengan sahabat dan kerabat dari latar sekolah-sekolah kesenian maupun sekolah-sekolah keagamaan—yang notabene peristilahannya mendapat bagian lumayan besar di kamus ini—tercetuslah harapan untuk perlunya sebuah catatan khusus berupa buku tentang istilah-istilah terpakai meliputi paham, aliran, atau gerakan yang terjadi di dalamnya, agar diskusi-diskusi tersebut bisa mengalir.

Maka, begitulah, dalam waktu singkat lahirlah Kamus Isme-Isme yang sedang Anda pegang ini. Dengan sendirinya kamus ini—yang dikerjakan dalam waktu singkat: lebih kurang satu bulan—belumlah boleh dibilang final. Masih ada besok untuk melengkapinya. Dan, tentu saja, kritik dan koreksi Puan-puan dan Tuan-tuan semua niscaya akan melengkapi kekurangan-kekurangannya. Untuk itu, selamat menikmati pengetahuan tentang isme-isme yang mungkin saja itu merupakan hal baru, selain beberapa yang sudah Anda ketahui atau dengar. Selamat membaca.

Judul : KAMUS ISME-ISME
ISBN : 978-602-8394-14-7
Penulis : Yapi Tambayong
Penerbit : Nuansa Cendekia
Cetakan : Juli 2013
Tebal : 368 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Kamus

Suro Prapanca (Bandung, 31 Oktober 2013)

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 3 November 2013

Rabu, 04 Desember 2013

Resensi Buku - SOMEBODY ASKED ME

Anda Bertanya, Ustaz Aceng Menjawab 

Memasuki zaman global seperti saat sekarang ini, kegiatan dakwah tidak mesti dengan bahasa lisan dan disampaikan di atas mimbar atau podium. Pola dakwah bit at-tadwin (dakwah melalui tulisan) juga bisa dilakukan guna memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (internet) dan jejaring sosial. Misalnya, dengan menerbitkan kitab-kitab, buku, majalah, internet, koran, dan tulisan-tulisan yang mengandung pesan dakwah sangat penting dan efektif. Berangkat dari situlah Ustaz Aceng Karimullah, menyampaikan dakwah model ini.

H Aceng Karimullah, menyusun buku SOMEBODY Asked ME ini dari kumpulan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan melalui e-mail para jemaah majelis taklim Keluarga Muslim Trakindo Group. Ustaz yang mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Indonesia tahun 1987 ini berlatar belakang pendidikan pesantren tradisional di Garut dan Bandung (Jawa Barat) serta Jombang dan Kediri (Jawa Tengah).


Ustaz kelahiran Garut, 5 Juni 1953 ini memang sarat pengalaman beraktivitas di bidang keagamaan sejak zaman sebagai pelajar dan mahasiswa. Dia aktif di Pelajar Islam Indonesia (Bandung, 1964), kemudian di Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (Bandung, 1966), serta Himpunan Mahasiswa Islam (Bandung, 1973). Dan sampai sekarang aktif mengasuh kegiatan di pesantren, majelis taklim, serta kelompok bimbingan haji di Jakarta. Juga masih aktif menjawab pertanyaan-pertanyaan keagamaan di rubrik “Konsultasi Agama” pada majalah Nuansa Persada. Juga, merupakan Ketua Departemen Pendidikan Agama dan Dakwah di Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (masa bakti 2011-2016).

Dengan buku setebal 546 halaman yang diterbitkan oleh Madani Institute ini penulis mengajak pembaca menjadi pribadi yang saleh. Saleh dalam keluarga, saleh dalam pergaulan sosial, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan beragama. Buku ini telah memberikan jawaban-jawaban praktis atas pertanyaan masyarakat seputar kegiatan keberagamaan.

Materi dakwah bit at-tadwin dalam buku ini tidak terbatas pada urusan habluminallah (beribadah kepada Allah), tapi juga mencakup hidup keseharian dalam bermasyarakat dan berkeluarga (habluminannas) sehingga tercapailah sebagai Muslim yang, “Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidup dan matiku hanyalah untuk mencari rida Allah, Tuhan seru sekalian alam.”

Membaca buku ini menyadarkan kita bahwa tiada yang lebih penting dalam hidup ini daripada memahami ajaran-ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ayat-ayat Alquran maupun hadis-hadis Nabi yang disampaikan penulis dalam menjawab semua pertanyaan jemaah menjadi solusi untuk segala permasalahan hidup, dan dapat dijadikan cermin bagi siapa pun yang membacanya. Mudah-mudahan buku ini mendatangkan manfaatnya, dalam rangka saling mengingatkan dalam hal kebenaran dan kesabaran.

Menyangkut dakwah bit-tadwim ini Rasulullah saw bersabda, "Sesungguhnya tinta para ulama adalah lebih baik dari darahnya para syuhada." Subhanallah.

Judul : SOMEBODY ASKED ME
Penulis : Ustaz Aceng Karimullah
Diterbitkan : Madani Institute
Cetakan V : Juli 2013
Jumlah Halaman : 546 halaman
ISBN : 978-602-9255-44-7
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 14,5 x 20,5 cm
Kategori : Tanya-Jawab Agama Islam

Suro Prapanca
Bandung, 25 Oktober 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 27 Oktober 2013

Senin, 21 Oktober 2013

Resensi Buku - IDRIS SARDI, Perjalanan Maestro Biola Indonesia

Perjalanan MAESTRO BIOLA INDONESIA

Kemana pun pergi gendang suara telinga kita
Apabila masih dengan biola ada urusannya
500 musik dan teater, 900 aransemen banyaknya
Maka dengan Idris Sardi pasti kita bertemunya
Bagaimana bunyi dawai itu kok bisa jadi semacam sihir yang mencekam
Mengiris menyayat perasaan, air mata menitik diam-diam
Tapi juga kepala bisa bergoyang kiri dan kanan karena riang
….

Penggalan puisi yang sengaja Taufiq Ismail sampaikan khusus untuk Sang Maestro Biola, yang dikutip dalam buku ini. Barangkali bila kita berbicara biola, ingatan kita tertuju pada Idris Sardi. Ya, Idris Sardi, yang lahir di Batavia, Hindia Belanda (sekarang Jakarta), 7 Juni 1938 adalah seorang pemain biola Indonesia. Dia adalah anak dari pemain biola Orkes RRI Studio Jakarta, Mas Sardi.


Tapi sebelum menapak di tangga tertinggi sebagai Maestro Biola Indonesia, mungkin tak ada yang menyangka, ternyata masa kanak-kanak Idris Sardi jauh dari kata bahagia. Ia “menggadaikan” masa kecil untuk satu cinta pada biola. Bahkan, Suka Hardjana, salah seorang sahabat Idris, sampai menyebutkan bahwa Idris Sardi tak punya masa kanak-kanak.

Idris Sardi sendiri sering menjuluki fase hidup masa kecilnya yang berat dengan istilah seperti di “lumpur becek”. Bahkan, Idris kecil sempat merasa seperti anak pungut karena didikan ayahnya yang penuh disiplin. Aneh memang, keras dan tegasnya sang ayah itu hanya ditujukan padanya seorang, tidak pada adik-adiknya.

Buku biografi Idris Sardi: Perjalanan Maestro Biola Indonesia yang ditulis Fadli Zon ini bercerita dari awal sampai dengan kehidupannya sekarang (75 tahun). Biografi ini bercerita dari masa kelahiran, kemudian kanak-kanak. Penemuan bakat besar bermusik Idris Sardi masa kanak-kanak yang ditemukan oleh sang guru utama musiknya, sekaligus juga ayahnya sendiri, Mas Sardi. Selanjutnya, masa remajanya, yang juga terampas karena ditinggal untuk selama-lamanya oleh ayahandanya tercinta.

Di usianya yang 15 tahun, dia mendapat cobaan yang begitu besar. Meskipun sang ayah berlaku kasar dan sangat disiplin, tapi dia merasakan kehilangan yang mendalam. Sebagai anak sulung, serta-merta beban ekonomi keluarga berpindah ke pundaknya. Ia masih terlalu muda untuk menjadi tulang punggung keluarga, menghidupi ibu serta tujuh orang adiknya.

Tapi memang, cobaan dan masalah yang dia hadapi telah membuatnya lebih kuat dan tegar, dibandingkan orang yang terus senang dan tak mengalami hal-hal yang menyakitkan. Pun, cerita tentang pertemuan beliau dengan Zerlita (yang dicomblangi alm Bing Slamet), ibu dari tiga buah hatinya yang berbakat di dunia akting dan musik, Santi Sardi, Lukman Sardi, dan Ajeng Sardi. Di biografi ini juga, beliau menceritakan tentang “kegagalan berumah tangga” dengan Marini Zumarnis. Alih-alih menyalahkan orang lain, malah beliau merasa dialah yang bersalah, Dia merasa tak mampu menjaga istri dan keutuhan keluarganya dengan baik.

“Semoga biografi ini bisa bermanfaat buat negeri dan bangsa ini, juga kelak untuk cucu-cucu dan keturunan selanjutnya,” Santi Sardi. Dan memang, sejarah telah membuktikan dan juga menyaksikan sampai di usianya yang sudah 75 tahun ini, Idris Sardi, adalah nama besar dalam perjalanan musik Indonesia. Seorang jenius yang menjadi legenda hidup. Jejak langkahnya begitu panjang terserak dalam sejarah.

Judul : IDRIS SARDI, Perjalanan Maestro Biola Indonesia
Penulis : Fadli Zon
Diterbitkan : Fadli Zon Library
Cetakan Pertama : 2013
Tebal : 356 halaman
ISBN : 978-602-994458-8-1
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 24 x 30,5 cm


(Suro Prapanca)
Bandung, 18 Oktober 2013 

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 20 Oktober 2013 

Rabu, 16 Oktober 2013

Resensi Buku - INFERNO

INFERNO, Jurang Neraka Tanpa Dasar

Novel Inferno (Neraka) karya Dan Brown ini memiliki hubungan erat dengan mahakarya sastra Italia, Divina Commedia atau yang dikenal dengan nama Divine Comedy dalam bahasa Inggris. Puisi karya sastrawan besar Italia, Dante Alighieri, ini menceritakan perjalanan Dante—yang dipandu oleh Virgil—dalam mengunjungi tiga alam, Inferno (neraka), Purgatorio (api penyucian), dan Paradiso (surga). Inferno, yang merupakan awal dari karya ini adalah judul yang dipilih oleh Dan Brown untuk novel terbarunya.

Sejak bulan Mei 2012, Brown memang telah mengumumkan bahwa ia sedang menulis sebuah buku baru, meskipun ia menutupi topik yang sedang ditulisnya. Brown baru mengungkapkan lebih banyak informasi—menjelang penerbitan—bahwa novel ini akan berlatar di Eropa, di salah satu tempat paling mengagumkan yang pernah dikunjungi olehnya. Sama seperti Angels & Demon, Brown kembali menggunakan Italia sebagai latar novelnya, dan melanjutkan petualangan professor sejarah seni dan simbologi favorit, Robert Langdon.


Divine Comedy, yang menjadi inspirasi Brown dalam menulis Inferno, merupakan salah satu mahakarya di dunia kesusastraan, yang ditulis Dante di antara tahun 1308-1321. Yang menjadi misteri, menurut Italian Dante Society, saat itu tidak ada satu pun naskah asli Dante yang selamat, meskipun tertinggal salinan yang merupakan sisa dari cetakan sebelumnya.

Cerita novel thriller yang penuh dengan trik dan petualangan menegangkan ini berawal saat tengah malam, Robert Langdon terbangun di rumah sakit dan syok saat mendapati dirinya ada di Florence, Italia. Padahal, ingatan terakhirnya adalah berjalan pulang setelah memberi kuliah di Harvard. Belum sempat Langdon memahami keganjilan ini, dunianya meledak dalam kekacauan. Di depan mata, dokter yang merawatnya ditembak mati. Langdon berhasil lolos berkas Sienna Brooks, seorang dokter muda yang penuh rahasia.

Dalam pelarian, Langdon menyadari bahwa dia memiliki sebuah stempel kuno berisi kode rahasia ciptaan ilmuwan fanatik yang terobsesi pada kehancuran dunia berdasarkan mahakarya terhebat yang pernah ditulis—Inferno karya Dante. Ciptaan genetis ilmuwan tersebut mengancam kelangsungan umat manusia, Langdon harus berpacu dengan waktu memecahkan teka-teki yang berkelindan dalam puisi-puisi gelap Dante Alighieri. Belum lagi, dia harus menghindari sepasukan tentara berseragam hitam yang bertekad menangkapnya.

Langdon seperti menempatkan dirinya seperti jutaan manusia lainnya, bersalah untuk hal ini. Ketika berhadapan dengan masalah dunia, penyangkalan menjadi pandemik global. Langdon berjanji bahwa dia tidak akan pernah melupakannya hal ini. “Tempat tergelap di neraka dicadangkan bagi mereka yang tetap bersikap netral di saat krisis moral.” Bagi Langdon, makna kata-kata tersebut tidak pernah sejelas saat ini: “Dalam masa berbahaya, tidak ada dosa yang lebih besar daripada tetap diam.”

Inilah karya Dan Brown berikutnya setelah sukses dengan The Da Vinci Code, novel yang paling banyak dibaca sepanjang waktu, dan juga bestseller internasional The Lost Symbol, Angels & Demons, Deception Point, dan Digital Fortress. Sekali lagi dia menunjukkan kegeniusannya mengolah sejarah, seni, kode, dan simbol dalam sebuah kisah Inferno, yang kembali menegaskan kejayaannya sebagai perajut kisah yang luar biasa.

Judul : INFERNO
Penulis : Dan Brown
Penerjemah : Ingrid Dwijni Nimpoeno dan Berliani Mantili Nugrahani
Diterbitkan : Penerbit Bentang (PT Bentang Pustaka)
Cetakan I : September 2013
Jumlah Halaman : 644 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Novel

(Suro Prapanca)
Bandung, 11 Oktober 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 13 Oktober 2013

Resensi Buku - Little Women

ROMANTIKA 4 BERSAUDARI

Karya klasik yang tak lekang oleh waktu ini bercerita tentang kehidupan empat bersaudari, suatu masa di Concord, Massachusetts. Little Women diterbitkan pada abad ke-19, novel ini disebut sebagai karya paling realis di antara novel-novel sejenis yang lebih menawarkan mimpi dan idealisme. Dialah Louisa May Alcott, sang penulis yang telah menghadirkan cerita realis tersebut dengan menerbitkannya dalam sebuah novel yang sedang Anda baca sekarang ini. Di samping itu, dia juga telah menulis lebih dari tiga puluh judul buku dan kumpulan cerita.

Karier kepenulisannya dimulai dari menciptakan karya-karya indah dalam puisi serta cerita-cerita menarik dalam cerpen, yang kemudian dimuat di majalah-majalah ternama. Buku pertamanya, Flower Fables, diterbitkan pada 1854. Kemudian novel yang tengah Anda baca ini, Little Women, ditulis pada 1868, menjadi karya pertama di Amerika yang memotret tokoh remaja perempuan dengan sikap-sikap realistis, alih-alih menggambarkan tokoh yang sempurna di kebanyakan fiksi anak-anak saat itu.


Sang penulis sepertinya merepresentasikan watak pribadinya dalam tokoh Jo March di novel Little Women ini, dia berwatak tomboi sewaktu masih remaja, dan juga memiliki tiga saudara perempuan. Sepertinya dia menghidupkan kembali karakter orang-orang terdekatnya dalam sebuah tokoh-tokoh utama yang mengisi perjalanan cerita dalam novel ini. Pertama, Meg (saudari tertua dari empat bersaudara), si Cantik keibuan yang bermimpi menjadi ratu bergaun indah. Jo, si Tomboi yang sangat mencintai buku dan sastra. Beth, si Pendiam yang begitu berbakat memainkan piano. Dan si bungsu, Amy, Michelangelo kecil dengan sketsa-sketsa memukau di kertas gambarnya.

Hari-hari mereka sederhana, tapi dilingkupi kehangatan. Walaupun tak pernah luput dari masalah, kesedihan, ketidakpuasan, bahkan pertengkaran, mereka tak pernah berhenti saling mencintai dan teramat bersyukur memiliki satu sama lain. Sang Ibu yang selalu berada di samping mereka memberi banyak inspirasi dan semangat, sementara bocah laki-laki bernama Laurie, yang ikut serta dalam setiap petualangan keempat gadis itu, membawa keceriaan tak tergantikan.

Novel dengan tebal 436 halaman ini yang terdiri atas babak demi babak cerita (sampai 23 babak) ini benar-benar menciptakan empat karakter wanita yang paling dicintai dalam dunia sastra Amerika sampai saat ini (Penguin Classics).

Lewat Little Women, Louisa May Alcott menyuratkan kebahagiaan dalam kesederhanaan, dan menunjukkan bahwa rumah mungil pun dapat menjadi istana indah dengan kehadiran orang-orang tercinta. Dia meninggal pada 6 Maret 1888 dan dimakamkan di Sleepy Hollow Cemetery di Concord.

Judul : LITTLE WOMEN
ISBN : 978-602-9225-76-1
Karya : Louisa May Alcott
Penerjemah : Utti Setiawati
Penyunting : Prisca Primasari
Proofreader : Emi Kusmiati
Diterbitkan : Penerbit Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan I : Maret 2013
Tebal : 436 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Novel

Bandung, 27 September 2013
Suro Prapanca
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 29 September 2013

Resensi Buku - SEPULUH TAHUN KOPERASI (1930-1940)

Koperasi Melawan Kapitalisme 

Koperasi adalah pilar bagi ekonomi rakyat. Gerakan koperasi merupakan wadah organisasi pergerakan dalam melawan kapitalisme, dan tentunya kolonialisme. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh founding father bangsa ini, Soekarno (Presiden Pertama RI), kolonialisme sebenarnya tak lain adalah terusan dari kapitalisme.

Dalam sejarah perkembangan koperasi di Indonesia, memang berangkat dari perjuangan beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong diri sendiri dan manusia sesamanya. Koperasi dikenalkan di Indonesia oleh seorang Pamong Praja Patih R Aria Wiria Atmaja di Purwokerto, Jawa Tengah, pada tahun 1896. Pada tanggal 12 Juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi yang pertama di Tasikmalaya. Tanggal dilaksanakannya kongres ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.


Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992, didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Di Indonesia, prinsip koperasi telah dicantumkan dalam UU No. 12 Tahun 1967 dan UU No. 25 Tahun 1992. Prinsip koperasi di Indonesia kurang lebih sama dengan prinsip yang diakui dunia internasional dengan adanya sedikit perbedaan, yaitu adanya penjelasan mengenai SHU (Sisa Hasil Usaha).

Buku Sepuluh Tahun Koperasi (1930-1940) karya RM Margono Djojohadikusumo ini bisa disebut sebagai buku paling klasik yang pernah ditulis oleh orang Indonesia mengenai perkembangan gerakan koperasi di negeri Indonesia. Ini merupakan warisan intelektual yang dapat menjelaskan lahirnya di Hindia Belanda. Sehingga kedudukan buku ini menjadi sangat penting dalam melihat perkembangan koperasi di masa awal pergerakan.

RM Margono Djojohadikusumo (1894-1978) ayahanda dari Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo, bukan hanya seorang sarjana dengan latar belakang pendidikan yang cukup, juga seorang pegawai Jawatan Perkreditan Rakyat (dan kemudian Jawatan Koperasi) pada pemerintahan kolonial dengan pengalaman lapangan yang panjang. Ia seorang nasionalis yang memperhatikan dan terlibat dalam persoalan-persoalan mikro. Dengan demikian buku ini bukan sekadar produk pengamatan dari belakang meja, melainkan juga refleksi atas pengalaman penulisnya bergelut dengan persoalan kredit rakyat dan koperasi dalam praktik kehidupan sehari-hari.

Dalam kelembagaan koperasi, rakyat ditempatkan sebagai subjek (people based) sekaligus sebagai pusat dari kegiatan ekonomi (people centered). Ini jelas berseberangan dengan gagasan kapitalisme yang berpijak pada paham individualisme, atau berorientasi pada kepentingan diri sendiri (self interst). Meski begitu mulia tujuan yang ingin dicapai dalam lembaga koperasi ini, tapi sepertinya sampai saat ini pertentangan antara gerakan koperasi dan kapitalisme belum akan berakhir. Sehingga, penerbitan ulang buku ini seolah menghangatkan kembali ingatan kita tentang pentingnya perekonomian rakyat. Hanya di atas pilar kuatnya ekonomi rakyat, maka Indonesia bisa bertegak menghadapi tantangan zaman.

Judul : SEPULUH TAHUN KOPERASI (1930-1940)
Penulis : RM Margono Djojohadikusumo
Diterbitkan : Fadli Zon Library
Cetakan Edisi Baru : Juli 2013
Tebal : 136 halaman
ISBN : 978-602-7898-04-2
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 15,5 x 24 cm


(Suro Prapanca)
Bandung, 4 September 2013 

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 6 Oktober 2013

Kamis, 19 September 2013

Resensi Buku - GATHOLOCO: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama

Karya Sastra Kontroversial Pengujung Abad Ke-19 

Penerjemah Serat Gatholoco kemudian dijadikan buku berjudul Gatholoco: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama ini, Damar Shashangka, lahir di Malang pada tanggal 8 April 1980. Kelahirannya di keluarga Kejawen membuatnya sangat tertarik kepada mistisisme dan spiritualitas semenjak kecil. Saat masih berumur belasan tahun, ia memperoleh sebuah visi bahwa suatu saat dirinya bakal menulis banyak buku tentang sejarah Nusantara. Ia telah menulis novel berseri Sabda Palon dan Wali Sanga, yang berkisah tentang kehancuran Majapahit dan berkuasanya Islam di Nusantara. Karya-karyanya selalu menjadi referensi berbobot tentang sejarah Nusantara berikut ajaran-ajaran kunonya. Selain Gatholoco, yang saat ini berada di tangan Anda, ia pun telah menerjemahkan dan mengulas naskah kuno Darmagandhul. Anak muda yang fasih berbicara dan menulis tentang spiritualitas Islam, Kejawen, dan Siwa Buddha ini bisa dihubungi secara personal melalui Facebook Fans Page: DAMAR SHASHANGKA.

Gatholoco adalah lambang Lelaki Sejati, ia yang mampu memahami proses penciptaan manusia melalui Lingga dan Yoni, yang menjadi penyebab turunnya ruh ke bumi. Lelaki Sejati adalah ia yang sanggup mengendalikan segala anasir di dalam tubuhnya. Buku ini menceritakan kembara Gatholoco menaklukkan lima wanita yang merepresentasikan unsur-unsur halus di dalam manusia: Retna Dewi Lupitwati (yoni/kundalini), Mlenuk Gembuk (memori), Dudul Mendut (kesadaran), Rara Bawuk (emosi), dan Dewi Bleweh (pikiran). Seolah berbicara pada diri sendiri, Gatholoco kemudian membabar rahasia ilmu sejati dan ketuhanan dengan bahasa yang memukau dan sarat makna.

Dengan lugas dia mengulasnya melalui bahasa tiga tradisi spiritual yang berkembang di Nusantara: Tasawuf Islam, Siwa Buddha, dan Kejawen. Dan pada bagian akhir buku setebal 400 halaman ini, dia menyarikan ajaran Aji Asmaragama dari beragam kitab kuno, yaitu pengetahuan olah asmara. Anda tentu penasaran ingin mengetahuinya? Tentu, karena buku ini sungguh jelas menyampaikannya dari mulai A sampai Z, bahkan metode untuk memperoleh keturunan sesuai yang diharapkan pun tersaji.

Menilik dari bahasa yang digunakan penulis Serat Gatholoco, karya sastra kontroversial ini lahir di pengujung abad ke-19, ketika Sastra Jawa Baru begitu marak serta mencapai kejayaannya. Membicarakan Sastra Jawa Baru, mau tidak mau harus berpaling pada seorang pujangga besar pada saat itu, Raden Ngabehi Ranggawarsita (15 Maret 1802 – 24 Desember 1873), sehingga ada anggapan bahwa serat tersebut ditulis olehnya. Tak pelak, kehadiran Serat Gatholoco sangat mengguncang tatanan mainstream yang mencekam kuat masyarakat Jawa kala itu. Selain penuh kritik pedas, sarkasme, dan pemikiran yang berani, dasar-dasar Filsafat Lingga Yoni, yang nyaris sirna di ranah publik Jawa, dimunculkan kembali olehnya. Bagaimana dengan Anda, sidang pembaca, yang hidup di zaman Reformasi ini. Akankah buku terjemahan ini juga bisa mengguncang cara pikir Anda? Selamat membaca!

Judul : GATHOLOCO: Rahasia Ilmu Sejati dan Asmaragama
ISBN : 978-979-17998-9-8
Penulis : Damar Shashangka
Penerbit : Penerbit Dolphin
Cetakan : 2013
Tebal : 400 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Filsafat

Suro Prapanca
Bandung, 8 September 2013 

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 22 September 2013

Minggu, 15 September 2013

Resensi Buku - POLITIK HURU HARA MEI 1998

Siapa Dalang Tragedi Mei 1998? 

Huru-hara Mei 1998 yang diawali Insiden Trisakti pada 12 Mei 1998 adalah peristiwa bersejarah yang telah membawa Indonesia pada babak baru perjalanan bangsa. Rezim Soeharto yang telah berkuasa lebih dari tiga dasawarsa akhirnya jatuh. Peristiwa ini tak dapat dipisahkan dari rangkaian krisis moneter yang telah berlangsung sejak Juli 1997 dimulai di Thailand dan menyebar ke beberapa negara lain di Asia, termasuk Indonesia. Krisis moneter yang salah penanganan dan misdiagnosa dari pemerintah atas tekanan lembaga moneter internasional, International Monetary Fund (IMF), krisis moneter Indonesia berkembang menjadi krisis ekonomi dan akhirnya melahirkan krisis politik. Hanya dalam waktu dua bulan setelah disumpah menjadi presiden untuk ketujuh kalinya, Soeharto akhirnya mengundurkan diri dan jabatan presiden secara konstitusional jatuh ke tangan Wakil Presiden BJ Habiebie.

Tragedi Mei 1998 kurang lebih sudah 15 tahun berlalu, namun masih banyak pihak yang belum mengetahui secara jelas peristiwa huru-hara itu. Apalagi, generasi muda yang mungkin jauh dari kejadian tersebut. Dengan mengetahui secara lebih utuh rentetan peristiwa kerusuhan terbesar di Indonesia itu, mungkin kita akan lebih arif dan bijaksana dalam menyikapi dan mengetahui akar masalah yang menyebabkan peristiwa itu terjadi, siapa sebenarnya yang harus bertanggung jawab, siapa yang menjadi korban, dan siapa kambing hitamnya. Atas dasar itulah, buku Politik Huru Hara Mei 1998 ini kembali diterbitkan. Sejak diluncurkan pertama kali pada 23 April 2004 buku ini telah mendapatkan tanggapan yang cukup luas. Dan kini, telah memasuki cetakan XI.

Dari pengantar penerbitan yang ditulis dalam buku setebal 186 halaman ini, sepertinya memang dimaksudkan untuk mengomentari dan menanggapi terbitnya buku yang ditulis Jenderal Wiranto: Dari Catatan Wiranto: Bersaksi di Tengah Badai yang diterbitkan oleh Institute for Democracy of Indonesia pada April 2003. Yang banyak bercerita tentang peristiwa sekitar Mei 1998 dan banyak menyinggung soal rivalitas Wiranto dan Prabowo.

Buku karya Fadli Zon yang merupakan salah seorang saksi mata dan berada di tengah putaran ketika tragedi Mei 1998, yang tidak ingin peristiwa bersejarah itu dijadikan propaganda pribadi. Dia ingin, sepahit apa pun, sejarah memang harus diketahui rakyat Indonesia, utamanya bagi generasi muda penerus kepemimpinan. Politik Huru Hara Mei 1998 yang sudah dicetak sampai ke cetakan XI ini sepertinya menjadi pembanding dan juga bisa menjadi bahan pengembangan diskusi-diskusi yang lebih terbuka dan jujur tentang insiden Trisakti, Huru-hara Mei 1998, dan bagaimana rivalitas Wiranto dan Prabowo?

Tidak bisa dimungkiri bahwa Peristiwa Mei 1998 yang diikuti mundurnya Presiden Soeharto merupakan titik tolak perubahan sebuah era. Indonesia memasuki era baru: reformasi. Sebagian besar tokoh pelaku dan saksi sejarah yang berdiri dalam pusaran peristiwa itu, masih ada hingga kini. Sehingga, mendudukkan diskursus ini merupakan sesuatu yang penting bagi kebenaran sejarah peristiwa tersebut.

Judul : POLITIK HURU HARA MEI 1998
Penulis : Fadli Zon
Diterbitkan : Fadli Zon Library
Cetakan XI : Mei 2013
Tebal : 186 halaman
ISBN : 978-602-7898-02-8
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 24 cm

(Suro Prapanca)
Bandung, 10 September 2013 

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 15 September 2013

Resensi Buku - PASANG NAIK KULIT BERWARNA

Bangkitnya Bangsa-bangsa Kulit Berwarna 

Pasang Naik Kulit Berwarna adalah terjemahan dari buku The Rising Tide of Color karya Lothrop Stoddard, buku yang sangat terkenal di dunia pada saat itu, terutama di dunia Barat, diterbitkan pada tahun 1920. Kemudian, diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia empat puluh tahun lebih setelah itu, di tahun 1966. Tahun bergelora dan bangkitnya bangsa-bangsa kulit berwarna, baik bangsa Arab, Melayu, Hindu, maupun bangsa Tionghoa, semuanya bergerak dan bangkit, diibaratkan seperti mengalami rising tide atau pasang naik.

Penerbitan buku ini adalah prakarsa Presiden RI pertama Ir Soekarno, yang memerintahkan kepada Menteri Koordinator Kesejahteraan pada saat itu, HM Muljadi Jojomartono, untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa nasional, Bahasa Indonesia, mengingat pentingnya buku itu di saat masa-masa revolusi.


Demikian besar perhatian Presiden Soekarno terhadap isi buku tersebut, hingga banyak dari pidato-pidato beliau yang mengutip serta mengungkapkan isi karangan penulis terkenal dan tajam itu. Akan tetapi, karena nama Indonesia dalam buku tersebut hanya disebut setara cangkingan (sedikit) saja, kemudian Presiden Soekarno meminta panitia penerbitan buku ini untuk menambah bab khusus yang membicarakan mengenai ‘Pasang Naik Gerakan Nasional di Indonesia’.

Karena itulah, di tahun 2013 ini, Museum Konferensi Asia-Afrika didukung Kementerian Luar Negeri RI menerbitkan kembali buku ini. Tentu saja, setelah penulisannya diubah sesuai dengan ejaan yang telah disempurnakan supaya generasi sekarang ini mudah mencerna isinya. Dan sidang pembaca bisa menelaahnya secara kritis dan tajam, mengambil yang berfaedah dan membuang apa yang tidak berguna.

Buku ini menjadi penting, sebagai satu pengetahuan untuk menjaga kesadaran berbangsa dilihat dari sudut pandang pergulatan bangsa-bangsa dalam kurun waktu tertentu dalam perjalanan sejarah dunia. Dari buku ini, kesadaran manusia yang berasal dari pelbagai bangsa muncul, bahwa manusia dilahirkan untuk saling mengenal, memahami, dan bertoleransi satu sama lain. Semangat yang sesuai dengan isi Dasasila Bandung yang lahir dari Konferensi Asia-Afrika 1955. Menyimak dan menikmati karya terjemahan ini memang mesti kritis dan tajam karena perubahan dari ejaan lama disesuaikan dengan EYD. Pun, gaya selingkung penulisan tidak banyak berubah karena ingin mempertahankan gaya bahasa pada zamannya.

Sidang pembaca, generasi penerus bangsa, barangkali bisa mengecamkan apa yang dikehendaki oleh Presiden RI pertama Ir Soekarno, “Buku ini dipersembahkan kepada bangsa Indonesia, untuk dimengerti isinya dan kemudian menginsyafi serta lebih menyadari dirinya sebagai bangsa yang terhormat. Untuk melaksanakan amanat penderitaan rakyat. Tidak ada kelebihan orang yang berkulit putih terhadap yang berkulit hitam, demikian pula tidak ada kelebihan orang yang berkulit hitam terhadap yang berkulit putih, melainkan karena takwanya.”

Judul : PASANG NAIK KULIT BERWARNA
Penulis : Lothrop Stoddard
Diterbitkan : Museum KAA & Kemenlu RI
Cetakan 2 : 2013
Tebal : 296 halaman
ISBN : 978-602-99064-0-0
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
(Suro Prapanca)
Bandung, 6 September 2013

Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 8 September 2013