Isme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan akhiran pembentuk nomina yang berarti sistem kepercayaan berdasarkan politik, sosial, atau ekonomi: misalnya terorisme, liberalisme, komunisme, dan isme-isme yang lain. Di sini, KAMUS ISME-ISME, Yapi Tambayong (sang penulis) mempersembahkan kamus yang mungkin belum pernah ada dalam peta kepustakaan kita atau pertama kalinya hadir mewarnai dunia kepustakaan di Indonesia.
Dalam kamus dengan tebal 368 halaman ini, Yapi Tambayong, yang juga memiliki beberapa nama samaran, seperti Remy Sylado, Alif Danya Munsyi, dan Dova Zila, mendasarkan isme-isme atau ajaran-ajaran ini tidak hanya dalam bidang politik, sosial, dan ekonomi. Juga, berdasarkan filsafat, teologi, seni, hukum, psikologi, biologi, serta medis.
Memahami isme itu tidak hanya perlu, melainkan penting. Hal ini karena pengertian isme dalam konteks ajaran/paham/kepercayaan/ideologi dan pengertian isme dalam wilayah terminologi tumbuh berkembang secara dinamis dari masa ke masa di setiap golongan masyarakat.
Di tengah keberagaman isme yang ada perlulah kita memiliki cara pandang bijaksana, dan kebijaksanaan yang terpenting ialah kesanggupan kita untuk menyempatkan belajar memahami secara mendalam, objektif, dan disertai sikap kritis.
Dengan menyempatkan membaca buku inilah, Anda para pembaca berarti sedang bersikap bijaksana. Karya Yapi Tambayong ini merupakan terobosan baru yang menjelaskan perihal isme. Selain tetap menguraikan isme-isme besar dunia, buku ini juga memasukkan isme-isme baru yang hadir di Indonesia. Seperti, Abeesisme/ABS-isme, Asbunisme, Modarisme, Ndoroisme, dan lain sebagainya, akan Anda temukan dalam kamus yang diterbitkan oleh Penerbit Nuansa Cendekia ini.
Dengan semangat dan tujuan memperbaiki kualitas keilmuan generasi bangsa. Yapi Tambayong menulis buku ini secara teliti dan telaten serta menyusun dengan kalimat-kalimat yang enak dibaca. Kiranya tak perlu diragukan lagi kualitas karya ini karena dengan membaca satu per satu istilah isme yang ditafsirkan secara cerdas oleh penulisnya, kita akan mendapatkan kekayaan pengetahuan tentang beragam isme.
Menurut penulis, sebagai penyuka bahasa—selama ini dia memperkenalkan dirinya sebagai munsyi—bahwa menulis kamus seperti ini karuan merupakan tantangan memikat untuk belajar lebih luas menyangkut kebahasaan atas segala aspek pengetahuan, ilmu, atau widya, yang pernah ada dan bersinambungan dalam sejarah peradaban.
Dia hendak menekankan bahwa dalam acuan di atas, adalah menulis. Baginya, menulis merupakan pekerjaan cendekia dari kemauan yang serius memandang arti serajah peradaban tersebut, sebagai katakanlah tanggung jawab budaya, untuk merangkumnya, memilihnya, lantas menyajikannya kepada Anda.
Jika hal itu boleh dibilang sebagai landasan, maka awal landasan ini dimulai dari banyak diskusi dengan sahabat dan kerabat dari latar sekolah-sekolah kesenian maupun sekolah-sekolah keagamaan—yang notabene peristilahannya mendapat bagian lumayan besar di kamus ini—tercetuslah harapan untuk perlunya sebuah catatan khusus berupa buku tentang istilah-istilah terpakai meliputi paham, aliran, atau gerakan yang terjadi di dalamnya, agar diskusi-diskusi tersebut bisa mengalir.
Maka, begitulah, dalam waktu singkat lahirlah Kamus Isme-Isme yang sedang Anda pegang ini. Dengan sendirinya kamus ini—yang dikerjakan dalam waktu singkat: lebih kurang satu bulan—belumlah boleh dibilang final. Masih ada besok untuk melengkapinya. Dan, tentu saja, kritik dan koreksi Puan-puan dan Tuan-tuan semua niscaya akan melengkapi kekurangan-kekurangannya. Untuk itu, selamat menikmati pengetahuan tentang isme-isme yang mungkin saja itu merupakan hal baru, selain beberapa yang sudah Anda ketahui atau dengar. Selamat membaca.
Judul : KAMUS ISME-ISME
ISBN : 978-602-8394-14-7
Penulis : Yapi Tambayong
Penerbit : Nuansa Cendekia
Cetakan : Juli 2013
Tebal : 368 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Kamus
Suro Prapanca (Bandung, 31 Oktober 2013)
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 3 November 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar