Judul Resensi Buku:
Kisah Hidup Novelis Paling Kontroversial Abad 21
(Resensi Buku: Dan Brown a Biograpy) -- SETIAP Kali berkunjung ke Paris, Brown memiliki kebiasaan untuk menghabiskan waktu seharian di museum, tempat yang berperan penting dalam novelnya (The Da Vinci Code)—bersama Leonardo da Vinci, sang pencipta lukisan paling terkenal yang dimiliki museum itu (Grands Gallery Louvre). Para penjaga di museum sudah terbiasa melihat pria Amerika yang bersikap santai dan necis saat menyusuri selasar dan terlihat sedang berpikir serius. Brown dan istrinya, Blythe, sedang melakukan lebih banyak penelitian untuk novel yang sedang ditulisnya, yang akan menjadi karya fiksi keempatnya yang diterbitkan. Kisah-kisah blak-blakan tentang Dan Brown, pria yang berjualan bukunya mengalahkan penjualan Alkitab, benar-benar best-seller books.
The Da Vinci Code (karya keempatnya) melejitkan Dan Brown sebagai salah satu penulis terpopuler sepanjang sejarah, buku-bukunya laris dan selalu ditunggu-tunggu fans di seluruh dunia. Tetapi, dia juga salah satu penulis yang paling misterius. Tak banyak kisah hidupnya berdasar. Dan Brown pun jarang memberikan wawancara ataupun muncul di hadapan publik.
Melalui biografi yang mencerahkan ini (Dan Brown a Biography) yang diresensi oleh Suro Prapanca, pembaca akan diajak menjelajahi masa kecil Dan Brown, masa kecil yang membuatnya terobsesi dengan kode-kode dan teka-teki. Bagaimana seorang guru bahasa Inggris, penyanyi sekaligus pencipta lagu ini bisa menelurkan karya-karya semacam, The Da Vinci Code, Angels & Demons, The Lost Symbol, dan Inferno yang merajai dunia. Pesona apa yang dimiliki Dan Brown sehingga jutaan pembacanya setia menunggu setiap karya-karyanya. Bagaimana kenyataannya, hasrat Dan Brown menjalani kehidupan yang sangat kreatif, pertama dengan berusaha terjun ke bisnis musik, lalu menulis buku humor pendek, dan akhirnya dengan menulis purnawaktu, sangat mirip dengan ujian, tantangan, dan bahaya konstan yang dihadapi Robert Langdon—alter ego-nya dan bintang dalam novel-novelnya. Selamat membaca! Resensi buku ini juga dimuat di Inilah Koran. (suro prapanca)
JUDUL: Dan Brown a Biography
TEBAL BUKU & ISBN: 240 halaman; 978-602-291-041-1
PENULIS: Lisa Rogak
PENERBIT: Bentang, PT Bentang Pustaka
Jumat, 05 September 2014
Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat
Judul Resensi Buku:
Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu
(Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat) -- PERNAHKAH Kita merasa sedih, saat apa yang kita miliki tiba-tiba diambil begitu saja oleh Allah: kekayaan yang kita jaga baik-baik ternyata lenyap hanya dalam hitungan detik? Anak yang kita rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang pergi untuk selamanya? Pekerjaan yang kita impikan lepas dari genggaman? Pasangan yang kita cintai dengan tulus tak lagi bersama?
Begitulah kehidupan ini: ada kesulitan dan kesusahan yang harus dihadapi. Tapi percayalah, selalu ada banyak kemudahan dalam setiap kesulitan. Itulah janji Allah. Dengan kesusahan dan kesulitan itu, Allah ingin kita selalu dekat dengan-Nya, meski Dia lebih dekat daripada urat nadi kita sekalipun. Jangan pernah menjauh dari-Nya, tetaplah mendekat kepada-Nya.
Bagaimana agar Allah senantiasa dekat? Melalui buku yang resensi oleh Suro Prapanca dan ditulis Yadi Saeful Hidayat ini, sang penulis, ingin berbagi jawabannya. Penulis ingin berbagi keyakinan dan kepercayaan, betapa Allah senantiasa hadir menyapa kita, dalam suka maupun duka, dalam bahagia maupun nestapa. Bahkan, saat kita merasa Dia menjauh dari kita, hakikatnya kitalah yang menjauh dari-Nya. Yadi Saeful Hidayat menceritakan pengalaman dan pengamalannya (yang akhirnya terangkum dalam buku setebal 236 halaman ini). Setiap catatan di buku ini pernah dia share kepada beberapa teman, untuk menjadi pembaca pertama bagi tulisannya. Alhamdulillah, responsnya bagus, karena beberapa orang bahkan setiap hari mengingatkan penulis untuk terus membagikan tulisannya kepada mereka. Dari sinilah sebetulnya ide untuk membukukan catatan-catatan tersebut muncul: penulis ingin berbagi apa yang sudah dituliskannya kepada lebih banyak orang.
Tentang itulah buku ini bercerita (agar Allah begitu special di hati kita). Penulis berharap besar semoga hal itu benar-benar terwujud, ketika semua orang tak lagi galau saat menghadapi kesedihannya. Mengapa? Percayalah, Allah tak pernah meninggalkannya, dan Dia hadir setiap saat untuknya.
Kebaikan itu hanya dari Allah, maka janganlah pernah ragu untuk mengambilnya. Membaca buku yang berjudul Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat ini seolah kita disodorkan cermin, sudah seberapa dekat kita dengan-Nya? Sehingga membuat kita ingin lebih dekat lagi dengan Sang Mahakasih. Buku ini bertabur doa-doa dan sangat menyejukkan hati. Siapa pun yang ingin memperbaiki ‘hubungan’ dan lebih mesra lagi dengan-Nya. Bacalah buku ini! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul : Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat
ISBN : 978-602-1337-05-9
Penulis : Yadi Saeful Hidayat
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Mei 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 236 halaman
Dimensi : 14,5 x 19 cm
Buatlah Allah Begitu Spesial di Hatimu
(Resensi Buku: Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat) -- PERNAHKAH Kita merasa sedih, saat apa yang kita miliki tiba-tiba diambil begitu saja oleh Allah: kekayaan yang kita jaga baik-baik ternyata lenyap hanya dalam hitungan detik? Anak yang kita rawat dengan penuh cinta dan kasih sayang pergi untuk selamanya? Pekerjaan yang kita impikan lepas dari genggaman? Pasangan yang kita cintai dengan tulus tak lagi bersama?
Begitulah kehidupan ini: ada kesulitan dan kesusahan yang harus dihadapi. Tapi percayalah, selalu ada banyak kemudahan dalam setiap kesulitan. Itulah janji Allah. Dengan kesusahan dan kesulitan itu, Allah ingin kita selalu dekat dengan-Nya, meski Dia lebih dekat daripada urat nadi kita sekalipun. Jangan pernah menjauh dari-Nya, tetaplah mendekat kepada-Nya.
Bagaimana agar Allah senantiasa dekat? Melalui buku yang resensi oleh Suro Prapanca dan ditulis Yadi Saeful Hidayat ini, sang penulis, ingin berbagi jawabannya. Penulis ingin berbagi keyakinan dan kepercayaan, betapa Allah senantiasa hadir menyapa kita, dalam suka maupun duka, dalam bahagia maupun nestapa. Bahkan, saat kita merasa Dia menjauh dari kita, hakikatnya kitalah yang menjauh dari-Nya. Yadi Saeful Hidayat menceritakan pengalaman dan pengamalannya (yang akhirnya terangkum dalam buku setebal 236 halaman ini). Setiap catatan di buku ini pernah dia share kepada beberapa teman, untuk menjadi pembaca pertama bagi tulisannya. Alhamdulillah, responsnya bagus, karena beberapa orang bahkan setiap hari mengingatkan penulis untuk terus membagikan tulisannya kepada mereka. Dari sinilah sebetulnya ide untuk membukukan catatan-catatan tersebut muncul: penulis ingin berbagi apa yang sudah dituliskannya kepada lebih banyak orang.
Tentang itulah buku ini bercerita (agar Allah begitu special di hati kita). Penulis berharap besar semoga hal itu benar-benar terwujud, ketika semua orang tak lagi galau saat menghadapi kesedihannya. Mengapa? Percayalah, Allah tak pernah meninggalkannya, dan Dia hadir setiap saat untuknya.
Kebaikan itu hanya dari Allah, maka janganlah pernah ragu untuk mengambilnya. Membaca buku yang berjudul Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat ini seolah kita disodorkan cermin, sudah seberapa dekat kita dengan-Nya? Sehingga membuat kita ingin lebih dekat lagi dengan Sang Mahakasih. Buku ini bertabur doa-doa dan sangat menyejukkan hati. Siapa pun yang ingin memperbaiki ‘hubungan’ dan lebih mesra lagi dengan-Nya. Bacalah buku ini! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul : Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkau Dekat
ISBN : 978-602-1337-05-9
Penulis : Yadi Saeful Hidayat
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Mei 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 236 halaman
Dimensi : 14,5 x 19 cm
Resensi Buku: How to Make a Baby, Mommy?
Judul Resensi Buku:
Mulailah Pendidikan Seks Sejak dalam Kandungan
(Resensi Buku: How to Make a Baby, Mommy? -- PENDIDIKAN Seks adalah pendidikan sebagaimana pendidikan lain pada umumnya, yaitu pendidikan yang mengandung nilai-nilai informasi untuk mencegah berbagai dampak negatif pada anak dan remaja. Dengan demikian, informasi tentang seks diberikan sesuai dengan konteksnya, yaitu dalam kaitannya dengan norma-norma agama dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, apa yang dilarang, apa yang lazim, dan bagaimana cara melakukannya dengan benar tanpa melanggar aturan.
Sayangnya, seperti juga disebutkan pe-resensi buku Suro Prapanca ini, masih banyak orang tua yang kurang mampu memenuhi kebutuhan anak-anak dan remaja akan informasi yang benar mengenai masalah seks ini. Selain sikap orang tua yang masih belum terbuka tentang seks karena menganggap seks adalah hal yang tabu, juga karena orang tua sendiri banyak yang kurang paham perihal masalah seks. Pengetahuan yang terbatas itulah yang kemudian menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang akurat bagi anak-anak dan remaja mereka.
Salah satu hak dasar anak adalah hak memperoleh perlindungan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Namun, saat ini banyak kisah-kisah miris yang tersiar dalam berita, bahkan mungkin dijumpai di sekitar kita, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual, yang celakanya justru sering dilakukan oleh orang-orang terdekatnya sendiri yang seharusnya melindungi anak tersebut. Apakah itu orang tuanya (kandung, tiri, atau angkat), paman, kakek, pengasuh, bahkan ada yang guru sekolahnya sendiri!
Best-seller book yang diterbitkan oleh Kaifa ini hadir menginspirasi para orang tua agar tak lagi gagu menjawab pertanyaan anak seputar pendidikan seks, sekaligus menjadikannya tak tabu diperbincangkan. Disusun oleh para penulis yang adalah orang tua-orang tua hebat yang sangat peduli dengan perkembangan si buah hati. Bisa diibaratkan, buku setebal 172 halaman ini mengandung ilmu yang bergizi tinggi dan disajikan dengan bahasa yang renyah dan segar, hingga Anda (pembaca) tak perlu sampai mengerutkan dahi untuk mencernanya.
Semestinya, seks itu indah, tentu apabila di koridor yang benar. Dan, orang tua adalah madrasah pertama bagi buah hati dalam mengajarkannya. Bacalah buku ini, sehingga mereka bisa menjadi pengemban misi untuk menghadirkan generasi penerus yang dicintai langit, didoakan segala penjuru angin untuk menjadi pemimpin di dunia!
Buku How to Make a Baby, Mommy? ini patut diapresiasi sebagai sumbangan nyata dalam bentuk panduan bagi para orang tua untuk melindungi anak dan menyelamatkan mereka dari berbagai kemungkinan adanya kekerasan seksual. Dian Mirda S, Gita Lovusa, dkk (penulis buku ini) mengingatkan agar para orang tua mampu mengembangkan komunikasi efektif dua arah dengan putra-putrinya di rumah. Tidak dengan cara menggurui, tetapi justru dengan cara menjalin persahabatan yang akrab sehingga anak pun dapat menangkap penjelasan yang diberikan secara tepat. Kiranya, dengan membaca buku ini, pandangan para orang tua bisa menjadi terbuka lebih luas dan dapat menjelaskan kepada putra-putrinya tercinta mengenai masalah seks dengan cara-cara yang benar. Sangat layak dikonsumsi ilmunya dan sekaligus dikoleksi. Selamat membaca, Ayah dan Bunda! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul Buku : How to Make a Baby, Mommy?: Pendidikan Seks Dimulai Sejak dalam Kandungan
ISBN : 978-602-1637-26-5
Penulis : Dian Mardi S, Gita Lovusa, dkk
Penerbit : Kaifa, PT Mizan Pustaka
Cetakan : April 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xii+172 halaman
Dimensi : 17 x 19 cm
Mulailah Pendidikan Seks Sejak dalam Kandungan
(Resensi Buku: How to Make a Baby, Mommy? -- PENDIDIKAN Seks adalah pendidikan sebagaimana pendidikan lain pada umumnya, yaitu pendidikan yang mengandung nilai-nilai informasi untuk mencegah berbagai dampak negatif pada anak dan remaja. Dengan demikian, informasi tentang seks diberikan sesuai dengan konteksnya, yaitu dalam kaitannya dengan norma-norma agama dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, apa yang dilarang, apa yang lazim, dan bagaimana cara melakukannya dengan benar tanpa melanggar aturan.
Sayangnya, seperti juga disebutkan pe-resensi buku Suro Prapanca ini, masih banyak orang tua yang kurang mampu memenuhi kebutuhan anak-anak dan remaja akan informasi yang benar mengenai masalah seks ini. Selain sikap orang tua yang masih belum terbuka tentang seks karena menganggap seks adalah hal yang tabu, juga karena orang tua sendiri banyak yang kurang paham perihal masalah seks. Pengetahuan yang terbatas itulah yang kemudian menyebabkan orang tua kurang dapat berfungsi sebagai sumber informasi yang akurat bagi anak-anak dan remaja mereka.
Salah satu hak dasar anak adalah hak memperoleh perlindungan dari berbagai tindak kekerasan, termasuk kekerasan seksual. Namun, saat ini banyak kisah-kisah miris yang tersiar dalam berita, bahkan mungkin dijumpai di sekitar kita, anak-anak yang menjadi korban kekerasan seksual, yang celakanya justru sering dilakukan oleh orang-orang terdekatnya sendiri yang seharusnya melindungi anak tersebut. Apakah itu orang tuanya (kandung, tiri, atau angkat), paman, kakek, pengasuh, bahkan ada yang guru sekolahnya sendiri!
Best-seller book yang diterbitkan oleh Kaifa ini hadir menginspirasi para orang tua agar tak lagi gagu menjawab pertanyaan anak seputar pendidikan seks, sekaligus menjadikannya tak tabu diperbincangkan. Disusun oleh para penulis yang adalah orang tua-orang tua hebat yang sangat peduli dengan perkembangan si buah hati. Bisa diibaratkan, buku setebal 172 halaman ini mengandung ilmu yang bergizi tinggi dan disajikan dengan bahasa yang renyah dan segar, hingga Anda (pembaca) tak perlu sampai mengerutkan dahi untuk mencernanya.
Semestinya, seks itu indah, tentu apabila di koridor yang benar. Dan, orang tua adalah madrasah pertama bagi buah hati dalam mengajarkannya. Bacalah buku ini, sehingga mereka bisa menjadi pengemban misi untuk menghadirkan generasi penerus yang dicintai langit, didoakan segala penjuru angin untuk menjadi pemimpin di dunia!
Buku How to Make a Baby, Mommy? ini patut diapresiasi sebagai sumbangan nyata dalam bentuk panduan bagi para orang tua untuk melindungi anak dan menyelamatkan mereka dari berbagai kemungkinan adanya kekerasan seksual. Dian Mirda S, Gita Lovusa, dkk (penulis buku ini) mengingatkan agar para orang tua mampu mengembangkan komunikasi efektif dua arah dengan putra-putrinya di rumah. Tidak dengan cara menggurui, tetapi justru dengan cara menjalin persahabatan yang akrab sehingga anak pun dapat menangkap penjelasan yang diberikan secara tepat. Kiranya, dengan membaca buku ini, pandangan para orang tua bisa menjadi terbuka lebih luas dan dapat menjelaskan kepada putra-putrinya tercinta mengenai masalah seks dengan cara-cara yang benar. Sangat layak dikonsumsi ilmunya dan sekaligus dikoleksi. Selamat membaca, Ayah dan Bunda! Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul Buku : How to Make a Baby, Mommy?: Pendidikan Seks Dimulai Sejak dalam Kandungan
ISBN : 978-602-1637-26-5
Penulis : Dian Mardi S, Gita Lovusa, dkk
Penerbit : Kaifa, PT Mizan Pustaka
Cetakan : April 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xii+172 halaman
Dimensi : 17 x 19 cm
Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi IBUMU
Judul Resensi Buku:
Sayangi Ibumu, Manfaatkan Kekuatannya
(Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi Ibumu) -- SEMUA Orang berusaha meraih kesuksesan, dari mulai membaca buku, mengikuti bimbingan, belajar, mengaji, hingga mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu. Ada yang menjalaninya dengan mudah, ada pula yang menjalaninya dengan susah payah. Ukuran kesuksesan sendiri, setiap orang tentu berbeda. Ada yang sudah merasa sukses dengan berprofesi A, ada yang merasa sukses jika mencapai tahap B. Bahkan, bagi orang lain, tahap E adalah ukuran kesuksesannya. Jadi, jika berbagai cara sudah dilakukan, tetapi kesuksesan belum kunjung teraih, berhati-hatilah, jangan-jangan Anda hanya menggunakan kekuatan dunia, logika, dan ilmu pengetahuan.
Tidak bisa dimungkiri, seperti resensi yang dimuat di blog Best-seller Books ini, kita hidup dalam sebuah kekuatan besar yang tidak tercapai dengan logika dan ilmu pengetahuan semata, ada kekuatan lain yaitu kekuatan Tuhan. Sebagai orang beriman, kita menyadari berada di dalamnya dan terikat dengan kehendak-Nya. Namun ingat, ini berarti perlu penyeimbang, akan lebih hebat jika kita menggunakan keduanya. Jangan sampai “melupakan kekuatan Tuhan” yang berakibat semakin tinggi kesuksesan dan materi yang didapat, tapi hati terasa semakin aneh dan kosong. Barangkali, Anda sering merasakannya?
Membaca resensi buku ini, seperti teringat kembali, banyak sekali pengetahuan spiritual yang telah kita pelajari sejak sekolah dasar, tetapi kita tidak menyadarinya. Padahal, Tuhan telah berjanji membagikan kekuatan (rida)-Nya kepada orang tua, khususnya seorang ibu. Seperti sabda Nabi Muhammad, “Keridaan Allah bergantung pada keridaan orang tua dan kemurkaan Allah bergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR Al-Tirmidzi). Masih ingatkah Anda kisah Alqamah yang harus mendapatkan pemaafan sang ibu sebelum bisa dengan tenang menjemput ajalnya, juga bagaimana Nabi Muhammad saw sampai mengulang tiga kali menyebut ibu sebelum ayah dalam hal berbakti kepada orang tua?
Jadi, manfaatkanlah kekuatan seorang ibu sebagai jalan untuk meraih kesuksesan. Manfaatkan kekuatan seorang ibu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika kita mampu “memanfaatkan” ibu untuk meridai keinginan kita, insya Allah Dia juga akan rida. Akhirnya, kita pun mendapatkan apa yang kita inginkan.
Buku dengan judul 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi Ibumu ini berisi banyak inspirasi terbaik tentang meraih kebermaknaan hidup lewat kasih sayang seorang ibu. Buku ini mengajak Anda untuk melihat hidup dari perspektif yang berbeda, bahwa untuk sukses Anda juga butuh doa dan restu orang tua. Mulai dari bahasan: Rahasia 13 Miracle Power of Ibu untuk meng-shortcut waktu Anda dalam meraih kesuksesan, membangun pola pikir dan kepribadian positif; Menyelesaikan berbagai permasalahan keluarga, perceraian, broken home, KDRT; sampai bahasan Membangun keharmonisan dan “peternakan pahala” antara orang tua dan anak.
Buku setebal 304 halaman ini adalah bacaan seorang anak yang ingin membahagiakan ibu dengan kesuksesannya, bacaan anak yang masih memiliki ibu maupun tidak memiliki ibu, bahkan bagi seorang ibu atau istri yang ingin memanfaatkan kekuatannya untuk membuat putra-putrinya sukses dan bahagia, juga bagi seorang ayah atau suami yang ingin berkolaborasi menjadi dua penyandang kekuatan Tuhan yang tak terkalahkan. Ingat, jangan tahan air mata Anda saat membaca lembar demi lembar buku ini. Biarkan ia menetes, itulah bentuk komitmen Anda untuk mulai menggunakan sebuah kekuatan mahadahsyat, ibu. Biarkan air mata Anda menjadi sebuah rasa syukur yang tiada tara karena Anda akan memperoleh apa pun yang Anda inginkan sesegera mungkin. Selamat membaca resensi buku ini yang juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul Buku : 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi IBUMU
ISBN : 978-602-1337-07-3
Penulis : Monde Ariezta
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : April 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 304 halaman
Dimensi : 14,5 x 19 cm
Sayangi Ibumu, Manfaatkan Kekuatannya
(Resensi Buku: 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi Ibumu) -- SEMUA Orang berusaha meraih kesuksesan, dari mulai membaca buku, mengikuti bimbingan, belajar, mengaji, hingga mengikuti kegiatan-kegiatan tertentu. Ada yang menjalaninya dengan mudah, ada pula yang menjalaninya dengan susah payah. Ukuran kesuksesan sendiri, setiap orang tentu berbeda. Ada yang sudah merasa sukses dengan berprofesi A, ada yang merasa sukses jika mencapai tahap B. Bahkan, bagi orang lain, tahap E adalah ukuran kesuksesannya. Jadi, jika berbagai cara sudah dilakukan, tetapi kesuksesan belum kunjung teraih, berhati-hatilah, jangan-jangan Anda hanya menggunakan kekuatan dunia, logika, dan ilmu pengetahuan.
Tidak bisa dimungkiri, seperti resensi yang dimuat di blog Best-seller Books ini, kita hidup dalam sebuah kekuatan besar yang tidak tercapai dengan logika dan ilmu pengetahuan semata, ada kekuatan lain yaitu kekuatan Tuhan. Sebagai orang beriman, kita menyadari berada di dalamnya dan terikat dengan kehendak-Nya. Namun ingat, ini berarti perlu penyeimbang, akan lebih hebat jika kita menggunakan keduanya. Jangan sampai “melupakan kekuatan Tuhan” yang berakibat semakin tinggi kesuksesan dan materi yang didapat, tapi hati terasa semakin aneh dan kosong. Barangkali, Anda sering merasakannya?
Membaca resensi buku ini, seperti teringat kembali, banyak sekali pengetahuan spiritual yang telah kita pelajari sejak sekolah dasar, tetapi kita tidak menyadarinya. Padahal, Tuhan telah berjanji membagikan kekuatan (rida)-Nya kepada orang tua, khususnya seorang ibu. Seperti sabda Nabi Muhammad, “Keridaan Allah bergantung pada keridaan orang tua dan kemurkaan Allah bergantung pada kemurkaan orang tua.” (HR Al-Tirmidzi). Masih ingatkah Anda kisah Alqamah yang harus mendapatkan pemaafan sang ibu sebelum bisa dengan tenang menjemput ajalnya, juga bagaimana Nabi Muhammad saw sampai mengulang tiga kali menyebut ibu sebelum ayah dalam hal berbakti kepada orang tua?
Jadi, manfaatkanlah kekuatan seorang ibu sebagai jalan untuk meraih kesuksesan. Manfaatkan kekuatan seorang ibu sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Jika kita mampu “memanfaatkan” ibu untuk meridai keinginan kita, insya Allah Dia juga akan rida. Akhirnya, kita pun mendapatkan apa yang kita inginkan.
Buku dengan judul 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi Ibumu ini berisi banyak inspirasi terbaik tentang meraih kebermaknaan hidup lewat kasih sayang seorang ibu. Buku ini mengajak Anda untuk melihat hidup dari perspektif yang berbeda, bahwa untuk sukses Anda juga butuh doa dan restu orang tua. Mulai dari bahasan: Rahasia 13 Miracle Power of Ibu untuk meng-shortcut waktu Anda dalam meraih kesuksesan, membangun pola pikir dan kepribadian positif; Menyelesaikan berbagai permasalahan keluarga, perceraian, broken home, KDRT; sampai bahasan Membangun keharmonisan dan “peternakan pahala” antara orang tua dan anak.
Buku setebal 304 halaman ini adalah bacaan seorang anak yang ingin membahagiakan ibu dengan kesuksesannya, bacaan anak yang masih memiliki ibu maupun tidak memiliki ibu, bahkan bagi seorang ibu atau istri yang ingin memanfaatkan kekuatannya untuk membuat putra-putrinya sukses dan bahagia, juga bagi seorang ayah atau suami yang ingin berkolaborasi menjadi dua penyandang kekuatan Tuhan yang tak terkalahkan. Ingat, jangan tahan air mata Anda saat membaca lembar demi lembar buku ini. Biarkan ia menetes, itulah bentuk komitmen Anda untuk mulai menggunakan sebuah kekuatan mahadahsyat, ibu. Biarkan air mata Anda menjadi sebuah rasa syukur yang tiada tara karena Anda akan memperoleh apa pun yang Anda inginkan sesegera mungkin. Selamat membaca resensi buku ini yang juga dimuat di harian Inilah Koran. (suro prapanca)
Judul Buku : 1001 Alasan Kamu Harus Sayangi IBUMU
ISBN : 978-602-1337-07-3
Penulis : Monde Ariezta
Penerbit : Mizania, PT Mizan Pustaka
Cetakan : April 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 304 halaman
Dimensi : 14,5 x 19 cm
Sabtu, 19 Juli 2014
Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!
Judul Resensi Buku:
“Mengobati” Karut-marut Penggunaan Bahasa
(Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!) -- BAHASA itu fenomena. Tak hanya berfungsi sebagai lingua franca atau sarana pergaulan antarindividu, ia juga “mewarnai” kehidupan. Bahasa tak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga kesan. Bahasa bisa menjadi bagian dari duka dan bahagia anak manusia. Namun, sering kali pula bahasa hadir tidak semestinya. Bahasa tak salah. Yang salah itu penutur atau penggunanya.
Segala bentuk kekritisan (dan kejenakaan) dalam penggunaan bahasa disampaikan secara utuh dalam buku ini ––buku yang menjadi representasi idealisme berbahasa tujuh penulus muda. Ketujuh penulis ini ––Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas–– menyampaikan kegundahan dan koreksi atas ketidakakuratan penggunaan bahasa. Sangat menjadi best-seller book yang mengulas kebahasaan populer saat ini.
Para penulis memberi judul buku ini "Jangan Salahkan Bahasa!", kemudian berkesempatan diresensi oleh Suro Prapanca. Buku ini memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pengguna bahasa, baik itu para eksekutif, penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan juga selebritas. Dengan ketebalan 242 halaman, berbagai istilah dibahas. Ada yang serius, ada juga yang ringan menggelitik. Dengan kajian yang begitu menarik, buku ini sangat layak dikoleksi oleh para pencinta bahasa Indonesia.
“Buku ini memberikan pandangan lain tentang suatu persoalan kebahasaan sehingga persoalan bahasa tidak harus dilihat secara hitam putih,” ujar M. Abdul Khak, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, dalam kata pengantarnya.
Lewat tulisan-tulisan yang (hampir semua) dimuat di rubrik “Wisat Bahasa” HU Pikiran Rakyat ini, “mengobati” karut-marut pemakaian bahasa, seperti Bagaimana penggunaan kata nomine, nominasi, dan nominator?; Absensi versus presensi?; Apa kata nonsense adalah kata asing (Inggris)?; Silaturahmi atau silaturahim?; Berbahasa satu bahasa Indonesia atau Menjunjung bahsaa persatuan bahasa Indonesia?; Penggunaan akronim kebablasan.; Terima kasih sebanyak-banyaknya atau terima kasih setulus-tulusnya?; serta masih banyak lagi bahasan mengenai berbahasa ini. Jadi, walaupun dalam keseharian kita menggunakan bahasa Indonesia, membaca buku ini seperti menemukan tempat yang belum pernah kita kunjungi. Ada dua hal yang terasa setiap kita mendapat “pengalaman” baru: kejutan yang menyenangkan atas informasi baru dan mendalam serta perasaan bahwa masih banyak pengetahuan yang perlu terus kita gali dari bahasa Indonesia sebagai persatuan di bumi Nusantara ini.
Niscaya ini benar-benar buku yang harus dibaca oleh para pemakai bahasa Indonesia aktif terutama para eksekutif, termasuk penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan selebritas (dalam arti sebenarnya yang bukan melulu artis seperti disalahartikan di Indonesia selama ini), yang biasa memakai istilah asing untuk keren-kerenan tanpa memedulikan laras dan tidaknya hubungan maknawinya. Sekali lagi, buku ini benar-benar memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pihak tersebut tadi. Bahwa bahasa pun selalu berkembang, itu merupakan daya pikat tersendiri untuk dikaji ilmiah dari sudut pengetahuan sosiologi yang membuat pemerhati dan pengajar bahasa seyogianya tidak bersikap kolot, ngotot, ngeyel, dan keukeuh pada hanya satu saja pengertian peristilahan tertentu. Tampaknya pembaca mendapatkan itu di dalam mendaras buku ini. Selamat membaca resensi buku ini yang juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Jangan Salahkan Bahasa!
ISBN : 978-602-1241-02-8
Penulis : Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas
Penerbit : Media Cendekia Publisher
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xii+242 halaman
Dimensi : 14,5 x 21 cm
“Mengobati” Karut-marut Penggunaan Bahasa
(Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!) -- BAHASA itu fenomena. Tak hanya berfungsi sebagai lingua franca atau sarana pergaulan antarindividu, ia juga “mewarnai” kehidupan. Bahasa tak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga kesan. Bahasa bisa menjadi bagian dari duka dan bahagia anak manusia. Namun, sering kali pula bahasa hadir tidak semestinya. Bahasa tak salah. Yang salah itu penutur atau penggunanya.
Segala bentuk kekritisan (dan kejenakaan) dalam penggunaan bahasa disampaikan secara utuh dalam buku ini ––buku yang menjadi representasi idealisme berbahasa tujuh penulus muda. Ketujuh penulis ini ––Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas–– menyampaikan kegundahan dan koreksi atas ketidakakuratan penggunaan bahasa. Sangat menjadi best-seller book yang mengulas kebahasaan populer saat ini.
Para penulis memberi judul buku ini "Jangan Salahkan Bahasa!", kemudian berkesempatan diresensi oleh Suro Prapanca. Buku ini memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pengguna bahasa, baik itu para eksekutif, penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan juga selebritas. Dengan ketebalan 242 halaman, berbagai istilah dibahas. Ada yang serius, ada juga yang ringan menggelitik. Dengan kajian yang begitu menarik, buku ini sangat layak dikoleksi oleh para pencinta bahasa Indonesia.
“Buku ini memberikan pandangan lain tentang suatu persoalan kebahasaan sehingga persoalan bahasa tidak harus dilihat secara hitam putih,” ujar M. Abdul Khak, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, dalam kata pengantarnya.
Lewat tulisan-tulisan yang (hampir semua) dimuat di rubrik “Wisat Bahasa” HU Pikiran Rakyat ini, “mengobati” karut-marut pemakaian bahasa, seperti Bagaimana penggunaan kata nomine, nominasi, dan nominator?; Absensi versus presensi?; Apa kata nonsense adalah kata asing (Inggris)?; Silaturahmi atau silaturahim?; Berbahasa satu bahasa Indonesia atau Menjunjung bahsaa persatuan bahasa Indonesia?; Penggunaan akronim kebablasan.; Terima kasih sebanyak-banyaknya atau terima kasih setulus-tulusnya?; serta masih banyak lagi bahasan mengenai berbahasa ini. Jadi, walaupun dalam keseharian kita menggunakan bahasa Indonesia, membaca buku ini seperti menemukan tempat yang belum pernah kita kunjungi. Ada dua hal yang terasa setiap kita mendapat “pengalaman” baru: kejutan yang menyenangkan atas informasi baru dan mendalam serta perasaan bahwa masih banyak pengetahuan yang perlu terus kita gali dari bahasa Indonesia sebagai persatuan di bumi Nusantara ini.
Niscaya ini benar-benar buku yang harus dibaca oleh para pemakai bahasa Indonesia aktif terutama para eksekutif, termasuk penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan selebritas (dalam arti sebenarnya yang bukan melulu artis seperti disalahartikan di Indonesia selama ini), yang biasa memakai istilah asing untuk keren-kerenan tanpa memedulikan laras dan tidaknya hubungan maknawinya. Sekali lagi, buku ini benar-benar memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pihak tersebut tadi. Bahwa bahasa pun selalu berkembang, itu merupakan daya pikat tersendiri untuk dikaji ilmiah dari sudut pengetahuan sosiologi yang membuat pemerhati dan pengajar bahasa seyogianya tidak bersikap kolot, ngotot, ngeyel, dan keukeuh pada hanya satu saja pengertian peristilahan tertentu. Tampaknya pembaca mendapatkan itu di dalam mendaras buku ini. Selamat membaca resensi buku ini yang juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Jangan Salahkan Bahasa!
ISBN : 978-602-1241-02-8
Penulis : Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas
Penerbit : Media Cendekia Publisher
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xii+242 halaman
Dimensi : 14,5 x 21 cm
Resensi Buku: Max Havelaar
Judul Resensi Buku:
Kisah yang “Membunuh” Kolonialisme
(Resensi Buku: Max Havelaar) -- MULTATULI atau Eduard Douwes Dekker (1820-1887) menulis Max Havelaar setelah selama 18 tahun mengabdi sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karier Multatuli sebagai penulis berlangsung 18 tahun, sama seperti masa kariernya sebagai pegawai pemerintah. Multatuli kemudian mengasingkan diri ke Jerman dan meninggal pada Februari 1887.
Eduard Douwes Dekker adalah mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada pribumi. Satu Best-seller Book yang pada zamannya benar-benar menjadi "Kisah yang Membunuh Kolonialisme".
Meski pendidikan hanya terbuka bagi kaum elite yang loyal kepada pemerintah Hindia Belanda, setidaknya kesempatan itu membuka mata para priyayi pribumi tentang kondisi dunia. Bahkan, Pramoedya Ananta Toer (pengarang yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun, --pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing) berpendapat bahwa reformasi pendidikan kaum elite ini pada akhirnya memunculkan pergerakan nasional, yang memunculkan negara Indonesia dan mengakhiri kolonialisme Belanda pada 1945, serta memicu gerakan-gerakan antikolonialisme di Afrika. Karena itu, Pramoedya menyebut Max Havelaar sebagai buku yang “membunuh” kolonialisme.
Penerbit Qanita mempersembahkan Max Havelaar sebagai salah satu buku yang penting dalam khazanah sastra klasik Indonesia. Sebuah karya yang mengunggah kebobrokan pemerintahan dan ketidakpedulian para pejabat, sebuah penyakit yang menjadi momok di Lebak dan Indonesia hingga masa kini. Sebuah karya sastra yang memperkaya batin pembacanya.
Qanita menerjemahkan Max Havelaar dari edisi bahasa Inggris terjemahan Baron Alphonse Nahuys, dengan referensi edisi terjemahan Indonesia oleh HB Jassin. Penerbit juga melakukan beberapa penyesuaian minor agar bahasanya lebih bisa diterima pembaca sekarang, tetapi dengan tetap mempertahankan nuansa klasiknya.
Tragis, lucu, dan humanis, Max Havelaar, salah satu karya klasik yang mendunia. Kemunculannya menggemparkan dan mengusik naruni. Buku ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diadaptasi dalam film dan drama, gaung kisah Max Havelaar masih menyentuh pembaca sejak terbit tahun 1860 hingga kini. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : MAX HAVELAAR
ISBN : 978-602-1637-45-6
Penulis : Multatuli
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 480 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kisah yang “Membunuh” Kolonialisme
(Resensi Buku: Max Havelaar) -- MULTATULI atau Eduard Douwes Dekker (1820-1887) menulis Max Havelaar setelah selama 18 tahun mengabdi sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karier Multatuli sebagai penulis berlangsung 18 tahun, sama seperti masa kariernya sebagai pegawai pemerintah. Multatuli kemudian mengasingkan diri ke Jerman dan meninggal pada Februari 1887.
Eduard Douwes Dekker adalah mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada pribumi. Satu Best-seller Book yang pada zamannya benar-benar menjadi "Kisah yang Membunuh Kolonialisme".
Meski pendidikan hanya terbuka bagi kaum elite yang loyal kepada pemerintah Hindia Belanda, setidaknya kesempatan itu membuka mata para priyayi pribumi tentang kondisi dunia. Bahkan, Pramoedya Ananta Toer (pengarang yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun, --pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing) berpendapat bahwa reformasi pendidikan kaum elite ini pada akhirnya memunculkan pergerakan nasional, yang memunculkan negara Indonesia dan mengakhiri kolonialisme Belanda pada 1945, serta memicu gerakan-gerakan antikolonialisme di Afrika. Karena itu, Pramoedya menyebut Max Havelaar sebagai buku yang “membunuh” kolonialisme.
Penerbit Qanita mempersembahkan Max Havelaar sebagai salah satu buku yang penting dalam khazanah sastra klasik Indonesia. Sebuah karya yang mengunggah kebobrokan pemerintahan dan ketidakpedulian para pejabat, sebuah penyakit yang menjadi momok di Lebak dan Indonesia hingga masa kini. Sebuah karya sastra yang memperkaya batin pembacanya.
Qanita menerjemahkan Max Havelaar dari edisi bahasa Inggris terjemahan Baron Alphonse Nahuys, dengan referensi edisi terjemahan Indonesia oleh HB Jassin. Penerbit juga melakukan beberapa penyesuaian minor agar bahasanya lebih bisa diterima pembaca sekarang, tetapi dengan tetap mempertahankan nuansa klasiknya.
Tragis, lucu, dan humanis, Max Havelaar, salah satu karya klasik yang mendunia. Kemunculannya menggemparkan dan mengusik naruni. Buku ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diadaptasi dalam film dan drama, gaung kisah Max Havelaar masih menyentuh pembaca sejak terbit tahun 1860 hingga kini. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : MAX HAVELAAR
ISBN : 978-602-1637-45-6
Penulis : Multatuli
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 480 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Senin, 14 Juli 2014
Resensi Buku: Islamic Character Building
Menjadikan Muslim Berkarakter Qurani
SALAH Satu tujuan pendidikan --seperti disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof H Akhmaloka PhD dalam pengantar buku ini-- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kepeloporan dan kemampuan berkompetisi secara sehat dan sportif serta memiliki tanggung jawab dan etika. Tak terkecuali dalam menyampaikan pendidikan agama/etika, pun harus mengambil sebagian tanggung jawab tersebut. Agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai tujuan pendidikan yang telah disebutkan di atas, menurut Akhmaloka, perlu dilakukan tiga tahapan sistematis yang kerap dinamakan sebagai konsep BAC, yaitu behavior, attitude, dan culture.
Lebih lanjut Akhmaloka menyampaikan, pendidikan yang diberikan itu, pertama-tama harus dapat mengubah perilaku (behavior), baik karena kesadaran maupun karena keterpaksaan. Tahap selanjutnya, terjadi perubahan sikap (attitude) yang berkesadaran. Kemudian, setelah mengalami perubahan perilaku dan sikap berkesadaran, maka kelak akan terwujud budaya (culture) yang baik.
Tujuan pendidikan itulah yang mendasari dalam menghadapi perkembangan kemajuan teknologi informasi di dunia yang semakin pesat dan persaingannya yang semakin ketat sekarang ini. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut, kita harus menjadi pribadi yang berkualitas prima dalam aspek spiritual dan jasmani. Pertanyaannya, persiapan apa yang harus dilakukan seorang Muslim untuk menjadi pribadi yang prima tersebut?
Sesungguhnya untuk melaksanakan tugasnya, manusia telah dibekali pedoman hidup (Alquran dan hadis). Islam mengajarkan kita untuk menjadi hamba yang saleh dan manusia yang cerdas dalam memanfaatkan berbagai karunia dari Allah Swt.
Buku karya Dr Asep Zaenal Ausop MAg (dosen mata kuliah Agama Islam di ITB) ini mengurai banyak hal yang mampu menjadikan seorang Muslim berkarakter Qurani (Quranic character), seperti Islam sebagai way of life yang diwajibkan Allah kepada manusia; Hakikat manusia: siapa manusia itu, tujuan hidup manusia, dan tugas manusia dalam kehidupan; Aturan hukum yang harus dipahami manusia dalam bertugas sebagai khalifah fil ardh; Etika manusia kepada Sang Pencipta, sesama manusia, dan makhluk lainnya; Panduan membangun peradaban dengan ilmu agama dan ilmu sains.
Membaca buku Islamic Character Building sampai tuntas akan mengobati dahaga Anda akan informasi mengenai pribadi Muslim yang prima. Pribadi Insan Kamil yang mampu menjadi hamba yang saleh, manusia yang berbudi pekerti luhur, dan manusia yang memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama.
Buku setebal 464 halaman ini akan mengubah paradigma berpikir Anda, mengoreksi Islam persepsi menuju Islam ilmu, serta insya Allah akan membuka cakrawala Anda tentang khazanah ilmu Islam, serta meningkatkan iman dan amaliah. Buku ini pun akan membantu anda menjadi Muslim tauhidullah, beribadah sesuai sunah Rasulullah saw dan berkarakter Qurani. Selamat membaca.
Judul : Islamic Character Building
ISBN : 978-602-781-741-8
Penulis : Dr Asep Zaenal Ausop MAg
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xviii+646 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm
SALAH Satu tujuan pendidikan --seperti disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof H Akhmaloka PhD dalam pengantar buku ini-- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kepeloporan dan kemampuan berkompetisi secara sehat dan sportif serta memiliki tanggung jawab dan etika. Tak terkecuali dalam menyampaikan pendidikan agama/etika, pun harus mengambil sebagian tanggung jawab tersebut. Agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai tujuan pendidikan yang telah disebutkan di atas, menurut Akhmaloka, perlu dilakukan tiga tahapan sistematis yang kerap dinamakan sebagai konsep BAC, yaitu behavior, attitude, dan culture.
Lebih lanjut Akhmaloka menyampaikan, pendidikan yang diberikan itu, pertama-tama harus dapat mengubah perilaku (behavior), baik karena kesadaran maupun karena keterpaksaan. Tahap selanjutnya, terjadi perubahan sikap (attitude) yang berkesadaran. Kemudian, setelah mengalami perubahan perilaku dan sikap berkesadaran, maka kelak akan terwujud budaya (culture) yang baik.
Tujuan pendidikan itulah yang mendasari dalam menghadapi perkembangan kemajuan teknologi informasi di dunia yang semakin pesat dan persaingannya yang semakin ketat sekarang ini. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut, kita harus menjadi pribadi yang berkualitas prima dalam aspek spiritual dan jasmani. Pertanyaannya, persiapan apa yang harus dilakukan seorang Muslim untuk menjadi pribadi yang prima tersebut?
Sesungguhnya untuk melaksanakan tugasnya, manusia telah dibekali pedoman hidup (Alquran dan hadis). Islam mengajarkan kita untuk menjadi hamba yang saleh dan manusia yang cerdas dalam memanfaatkan berbagai karunia dari Allah Swt.
Buku karya Dr Asep Zaenal Ausop MAg (dosen mata kuliah Agama Islam di ITB) ini mengurai banyak hal yang mampu menjadikan seorang Muslim berkarakter Qurani (Quranic character), seperti Islam sebagai way of life yang diwajibkan Allah kepada manusia; Hakikat manusia: siapa manusia itu, tujuan hidup manusia, dan tugas manusia dalam kehidupan; Aturan hukum yang harus dipahami manusia dalam bertugas sebagai khalifah fil ardh; Etika manusia kepada Sang Pencipta, sesama manusia, dan makhluk lainnya; Panduan membangun peradaban dengan ilmu agama dan ilmu sains.
Membaca buku Islamic Character Building sampai tuntas akan mengobati dahaga Anda akan informasi mengenai pribadi Muslim yang prima. Pribadi Insan Kamil yang mampu menjadi hamba yang saleh, manusia yang berbudi pekerti luhur, dan manusia yang memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama.
Buku setebal 464 halaman ini akan mengubah paradigma berpikir Anda, mengoreksi Islam persepsi menuju Islam ilmu, serta insya Allah akan membuka cakrawala Anda tentang khazanah ilmu Islam, serta meningkatkan iman dan amaliah. Buku ini pun akan membantu anda menjadi Muslim tauhidullah, beribadah sesuai sunah Rasulullah saw dan berkarakter Qurani. Selamat membaca.
Judul : Islamic Character Building
ISBN : 978-602-781-741-8
Penulis : Dr Asep Zaenal Ausop MAg
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xviii+646 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm
Resensi Buku: 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
Pesepak Bola Muslim di Piala Dunia 2014
DEMAM Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil sana, dapat dirasakan bahkan sampai di Indonesia. Bahkan, sekarang sedang panas-panasnya, setelah memasuki babak perdelapan final. Apalagi nanti bila sudah memasuki babak semifinal, dan terakhir pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh bermiliar mata di penjuru dunia, Final Piala Dunia tanggal 14 Juli 2014. (Dimenangkan oleh Jerman dengan skor Jerman 1 - 0 Argentina, sampai babak pertambahan waktu, Senin (14/7/2014) dini hari.)
Di antara pemain-pemain sepak bola hebat yang memperkuat tim nasional yang berjibaku di Piala Dunia itu adalah para pesepak bola Muslim. Dalam perjalanannya, hubungan sepak bola dan agama sudah berlangsung sangat lama, biak itu di Asia, Afrika, Amerika, terutama Eropa. Dan yang membuat kita bertanya-tanya adalah, bagaimana para pesepak bola Muslim itu tetap taat menjalankan ritual agamanya di atas lapangan hijau, seperti di Piala Dunia sekarang ini yang berlangsung bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Tentu hal ini juga mengundang banyak pasang mata dan telinga, termasuk Anda pembaca, untuk melirik dan memperhatikan mereka.
Buku 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia ini akan memberi dahaga informasi siapa saja sih mereka yang mahir mengolah si kulit bundar, tapi tak malu-malu menunjukkan identitas kemuslimannya di atas panggung sepak bola dunia? Lihatlah kiprah Mesut Ozil, gelandang Timnas Jerman yang sampai sekarang masih berjuang di babak perdelapan final untuk melaju ke babak selanjutnya. Anda mau tahu siapa lagi pesepak bola Muslim hebat lainnya?
Tentu, setelah Anda membaca buku yang menarik dengan gambar-gambar sang bintang full color ini, barulah mengetahui bahwa ternyata bintang sepak bola itu seorang Muslim. Di samping pesepak bola Muslim yang sekarang sedang memperkuat timnasnya di ajang Piala Dunia 2014. Juga, pesepak bola Muslim yang sekarang merumput di liga-liga Eropa, liga sepak bola yang katanya terbaik di seluruh jagat ini.
Ada yang menilai, mereka adalah para “pendakwah di atas lapangan hijau”. Mereka jadi sumber inspirasi tidak hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga untuk dunia sepak bola umumnya. Dalam buku ini juga digambarkan bagaimana, beberapa stadion di Inggris misalnya, mulai membangun musala agar para pemain Muslim mereka dapat leluasa menunaikan ibadah salat. Otoritas sepak bola Inggris cukup sensitif dengan meniadakan minuman beralkohol bagi para pemain Muslim saat mereka mendapat suatu penghargaan semisal Man of the Match, tak peduli tradisi itu sudah begitu lama dilakukan. Begitu juga dengan gerakan sujud syukur yang belakangan ini marak dilakukan para pesepak bola di mana-mana.
Dan, banyak lagi kisah inspiratif dari para pesepak bola Muslim hebat yang membuat hubungan sepak bola dan agama menampakkan wajahnya yang baru. Kita tunggu, 20 pesepak bola Muslim hebat dunia ini, yang nanti akan merengkuh mahkota penuh gengsi Piala Dunia 2014? Selamat membaca.
Judul : 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
ISBN : 978-602-241-902-0
Penulis : Arif Rahmadi Haryono & Yugha Erlangga
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 170 halaman
Dimensi : 19 x 24,5 cm
DEMAM Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil sana, dapat dirasakan bahkan sampai di Indonesia. Bahkan, sekarang sedang panas-panasnya, setelah memasuki babak perdelapan final. Apalagi nanti bila sudah memasuki babak semifinal, dan terakhir pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh bermiliar mata di penjuru dunia, Final Piala Dunia tanggal 14 Juli 2014. (Dimenangkan oleh Jerman dengan skor Jerman 1 - 0 Argentina, sampai babak pertambahan waktu, Senin (14/7/2014) dini hari.)
Di antara pemain-pemain sepak bola hebat yang memperkuat tim nasional yang berjibaku di Piala Dunia itu adalah para pesepak bola Muslim. Dalam perjalanannya, hubungan sepak bola dan agama sudah berlangsung sangat lama, biak itu di Asia, Afrika, Amerika, terutama Eropa. Dan yang membuat kita bertanya-tanya adalah, bagaimana para pesepak bola Muslim itu tetap taat menjalankan ritual agamanya di atas lapangan hijau, seperti di Piala Dunia sekarang ini yang berlangsung bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Tentu hal ini juga mengundang banyak pasang mata dan telinga, termasuk Anda pembaca, untuk melirik dan memperhatikan mereka.
Buku 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia ini akan memberi dahaga informasi siapa saja sih mereka yang mahir mengolah si kulit bundar, tapi tak malu-malu menunjukkan identitas kemuslimannya di atas panggung sepak bola dunia? Lihatlah kiprah Mesut Ozil, gelandang Timnas Jerman yang sampai sekarang masih berjuang di babak perdelapan final untuk melaju ke babak selanjutnya. Anda mau tahu siapa lagi pesepak bola Muslim hebat lainnya?
Tentu, setelah Anda membaca buku yang menarik dengan gambar-gambar sang bintang full color ini, barulah mengetahui bahwa ternyata bintang sepak bola itu seorang Muslim. Di samping pesepak bola Muslim yang sekarang sedang memperkuat timnasnya di ajang Piala Dunia 2014. Juga, pesepak bola Muslim yang sekarang merumput di liga-liga Eropa, liga sepak bola yang katanya terbaik di seluruh jagat ini.
Ada yang menilai, mereka adalah para “pendakwah di atas lapangan hijau”. Mereka jadi sumber inspirasi tidak hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga untuk dunia sepak bola umumnya. Dalam buku ini juga digambarkan bagaimana, beberapa stadion di Inggris misalnya, mulai membangun musala agar para pemain Muslim mereka dapat leluasa menunaikan ibadah salat. Otoritas sepak bola Inggris cukup sensitif dengan meniadakan minuman beralkohol bagi para pemain Muslim saat mereka mendapat suatu penghargaan semisal Man of the Match, tak peduli tradisi itu sudah begitu lama dilakukan. Begitu juga dengan gerakan sujud syukur yang belakangan ini marak dilakukan para pesepak bola di mana-mana.
Dan, banyak lagi kisah inspiratif dari para pesepak bola Muslim hebat yang membuat hubungan sepak bola dan agama menampakkan wajahnya yang baru. Kita tunggu, 20 pesepak bola Muslim hebat dunia ini, yang nanti akan merengkuh mahkota penuh gengsi Piala Dunia 2014? Selamat membaca.
Judul : 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
ISBN : 978-602-241-902-0
Penulis : Arif Rahmadi Haryono & Yugha Erlangga
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 170 halaman
Dimensi : 19 x 24,5 cm
Buku Baru: TAUHID FOR TEENS
TEBAL BUKU & ISBN:
184 halaman; 979-24-5754-2
PENULIS:
Hamid Muhammad
PENERBIT:
MARJA
Tauhid for Teens ini menjelaskan tentang Tauhid, Kenabian, dan Kepemimpinan, Hari Kebangkitan, dan Keadilan Ilahi dalam satu untaian benang merah. Semuanya bermula dari Tauhid dan kembali kepada Tauhid.
Buku karya Hamid Muhammad dengan tebal 184 halaman ini merupakan salah satu sumber yang mungkin bisa memberikan pengantar bagi pembaca untuk mengenal dasar-dasar keimanan dalam agama. Meski ditujukan bagi pemula, namun cocok juga dibaca oleh para lansia. Pembahasannya dengan bahasa yang logis dan rasional, mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Selamat membaca.
184 halaman; 979-24-5754-2
PENULIS:
Hamid Muhammad
PENERBIT:
MARJA
Tauhid for Teens ini menjelaskan tentang Tauhid, Kenabian, dan Kepemimpinan, Hari Kebangkitan, dan Keadilan Ilahi dalam satu untaian benang merah. Semuanya bermula dari Tauhid dan kembali kepada Tauhid.
Buku karya Hamid Muhammad dengan tebal 184 halaman ini merupakan salah satu sumber yang mungkin bisa memberikan pengantar bagi pembaca untuk mengenal dasar-dasar keimanan dalam agama. Meski ditujukan bagi pemula, namun cocok juga dibaca oleh para lansia. Pembahasannya dengan bahasa yang logis dan rasional, mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Selamat membaca.
Buku Baru: GHOST DORMITORY IN TOKYO
TEBAL BUKU & ISBN:
168 halaman; 978-602-242-328-7
PENULIS:
Wanda Amyra Mayshara
PENERBIT:
DAR! Mizan
Jangan sekali-kali berharap menjadi siswa paling pintar di Nakayoshi.
Mengapa? Siapa tahu ada yang iri.
Sanae mendadak sakit gara-gara rajin belajar. Ironis, bukan? Ada sosok yang tidak senang Sanae berprestasi. Demam Sanae tidak juga turun. Dan itu bukan bagian paling parah. Nyatanya, Sanae diganggu hantu Aiko. Hantu itu tidak suka saat Sanae berprestasi. Bahkan mungkin, dia juga benci kalau kamu punya rangking lebih tinggi. Tentu saja, kamu bisa bantu Sanae melawan hantu Aiko. Kamu tetap bisa secemerlang anak-anak cerdas seluruh dunia. Satu saja yang kamu dan Sanae perlu ketahui. Bagaimana menghadapi hantu Aiko yang iri ini? Selamat membaca.
168 halaman; 978-602-242-328-7
PENULIS:
Wanda Amyra Mayshara
PENERBIT:
DAR! Mizan
Jangan sekali-kali berharap menjadi siswa paling pintar di Nakayoshi.
Mengapa? Siapa tahu ada yang iri.
Sanae mendadak sakit gara-gara rajin belajar. Ironis, bukan? Ada sosok yang tidak senang Sanae berprestasi. Demam Sanae tidak juga turun. Dan itu bukan bagian paling parah. Nyatanya, Sanae diganggu hantu Aiko. Hantu itu tidak suka saat Sanae berprestasi. Bahkan mungkin, dia juga benci kalau kamu punya rangking lebih tinggi. Tentu saja, kamu bisa bantu Sanae melawan hantu Aiko. Kamu tetap bisa secemerlang anak-anak cerdas seluruh dunia. Satu saja yang kamu dan Sanae perlu ketahui. Bagaimana menghadapi hantu Aiko yang iri ini? Selamat membaca.
Buku Baru: JAWA JEJAWEN (Kumpulan Cerpen)
TEBAL BUKU & ISBN:
188 halaman; 978-602-242-385-0
PENULIS:
Fauzi, Billy, dkk
PENERBIT:
DAR! Mizan
KUMPULAN cerita pendek dari para penulis Fantasteen bestseller dan pemenang I Am The Next Fantasteen Top Author.
Menjelang malam, dirimu akan lenyap ….
Jangan bangun dari tempat tidurmu ….
Mungkin kau piker, rumah yang kau huni saat ini, hanya bangunan tua tak bernyawa. Mungkin kau piker, sejarah setiap inci dinding rumahmu, hanya kisah sepele semata. Yang mungkin tak pernah engkau tahu adalah siapa yang selama ini menyimpan cerita-cerita itu. Yang mungkin tak pernah engkau sadari adalah … dia masih ada di sana. Mungkin menatapmu berjalan melewatinya? Atau mungkin sudah berencana untuk menyapamu … suatu hari nanti? Selamat membaca.
188 halaman; 978-602-242-385-0
PENULIS:
Fauzi, Billy, dkk
PENERBIT:
DAR! Mizan
KUMPULAN cerita pendek dari para penulis Fantasteen bestseller dan pemenang I Am The Next Fantasteen Top Author.
Menjelang malam, dirimu akan lenyap ….
Jangan bangun dari tempat tidurmu ….
Mungkin kau piker, rumah yang kau huni saat ini, hanya bangunan tua tak bernyawa. Mungkin kau piker, sejarah setiap inci dinding rumahmu, hanya kisah sepele semata. Yang mungkin tak pernah engkau tahu adalah siapa yang selama ini menyimpan cerita-cerita itu. Yang mungkin tak pernah engkau sadari adalah … dia masih ada di sana. Mungkin menatapmu berjalan melewatinya? Atau mungkin sudah berencana untuk menyapamu … suatu hari nanti? Selamat membaca.
Senin, 05 Mei 2014
Resensi Buku: The Music Producer
Judul Resensi Buku:
Sebuah Cerita, Cara, dan Tips Produksi Musik
(Resensi Buku: The Music Producer) -- BUAT Masyarakat pada umumnya, memproduksi musik itu seperti misteri karena mereka tidak tahu apa yang terjadi di studio rekaman, seperti saat workshop (apa itu workshop di dunia rekaman?), editing, dan lain-lain. Kita umumnya hanya menikmati hasil akhirnya saja, berupa kaset, CD, MP3, dan DVD. Ternyata, untuk terlibat dalam proses rekaman, ada peta yang harus dilalui. Apa saja itu? Membaca buku tipis (yang dimuat di Best-seller Bokks) nan berbobot (138 halaman) ini, Anda akan menemukan banyak hal, ihwal memproduksi sebuah musik.
Buku ini adalah karya Hery “Capung” Purnomo, suhunya produser musik. Suhu yang juga sebagai gitaris Java Jive ini membagi pengalamannya selama berkiprah di dunia musik tentang bagaimana memproduksi musik. Sebuah perjalanan dari sebuah ide dan inspirasi bermusik sang penulis, menuju sebuah kemasan produk yang bisa mengantar karya seorang musisi pada sebuah tempat terhormat di masyarakat. Juga, merupakan bagian dari kisah hidup Capung. Dari mulai menyukai musik di masa kecil, mengejar mimpi, menikmati, dan pada akhirnya berbagi pada generasi musik selanjutnya.
Dalam buku yang dicetak terbatas (500 eksemplar), melalui penerbit yang namanya sama dengan home studio miliknya, Studionya Capung, dia berbagi filosofi dalam berkarya di dunia musik, “Tidak ada sebuah teori yang sempurna.” Kita hanya bisa mendengar, menyukai sepenuh hati, lalu mencoba membuat karya itu sempurna di telinga dan hati kita.
Para musisi yang Anda kenal di jagat musik Indonesia atau para superstar seperti Noah, D’Masiv, Letto, Vierra, Java Jive, Nidji, dan lain-lain, ternyata lagu-lagu mereka yang telah menjadi hits bahkan melegenda, mengalun indah sampai sekarang ini, membutuhkan tangan dingin seorang produser musik.
Kemampuan Capung dalam bermusik tidak usah didebat. Kiprahnya sudah terlihat sejak masa SMA, sejak dia bergabung dengan band yang membawa nama SMA-nya. Bagi Capung, kemampuannya bermusik tidak dibuatnya hanya sekadar hobi untuk mengisi waktu luang. Capung serius dalam menjalaninya sehingga musik bukan hanya bias sebagai karya dalam hidupnya, tapi juga bisa menjadi karier dan sumber penghasilan tetap. Hal yang sering kali jadi pertanyaan banyak orang awam, “Bisakah terjun ke dunia musik menjamin masa depan?”
Jawabannya, Capung bisa. Dan melalui yang diberi judul THE MUSIC PRODUCER ini, dia membagikan ilmu dan pengalamannya untuk orang-orang yang punya mimpi untuk menjadi bagian dari insan musik Indonesia, bahkan mungkin dunia. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : The Music Producer
Penulis : Hery ‘Capung’ Purnomo
Penerbit : Studionya Capung
Cetakan : Januari 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 138 halaman
Dimensi : 14,5 x 20,5 cm
Kategori : Tips Produksi Musik
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 27 April 2014
Sebuah Cerita, Cara, dan Tips Produksi Musik
(Resensi Buku: The Music Producer) -- BUAT Masyarakat pada umumnya, memproduksi musik itu seperti misteri karena mereka tidak tahu apa yang terjadi di studio rekaman, seperti saat workshop (apa itu workshop di dunia rekaman?), editing, dan lain-lain. Kita umumnya hanya menikmati hasil akhirnya saja, berupa kaset, CD, MP3, dan DVD. Ternyata, untuk terlibat dalam proses rekaman, ada peta yang harus dilalui. Apa saja itu? Membaca buku tipis (yang dimuat di Best-seller Bokks) nan berbobot (138 halaman) ini, Anda akan menemukan banyak hal, ihwal memproduksi sebuah musik.
Buku ini adalah karya Hery “Capung” Purnomo, suhunya produser musik. Suhu yang juga sebagai gitaris Java Jive ini membagi pengalamannya selama berkiprah di dunia musik tentang bagaimana memproduksi musik. Sebuah perjalanan dari sebuah ide dan inspirasi bermusik sang penulis, menuju sebuah kemasan produk yang bisa mengantar karya seorang musisi pada sebuah tempat terhormat di masyarakat. Juga, merupakan bagian dari kisah hidup Capung. Dari mulai menyukai musik di masa kecil, mengejar mimpi, menikmati, dan pada akhirnya berbagi pada generasi musik selanjutnya.
Dalam buku yang dicetak terbatas (500 eksemplar), melalui penerbit yang namanya sama dengan home studio miliknya, Studionya Capung, dia berbagi filosofi dalam berkarya di dunia musik, “Tidak ada sebuah teori yang sempurna.” Kita hanya bisa mendengar, menyukai sepenuh hati, lalu mencoba membuat karya itu sempurna di telinga dan hati kita.
Para musisi yang Anda kenal di jagat musik Indonesia atau para superstar seperti Noah, D’Masiv, Letto, Vierra, Java Jive, Nidji, dan lain-lain, ternyata lagu-lagu mereka yang telah menjadi hits bahkan melegenda, mengalun indah sampai sekarang ini, membutuhkan tangan dingin seorang produser musik.
Kemampuan Capung dalam bermusik tidak usah didebat. Kiprahnya sudah terlihat sejak masa SMA, sejak dia bergabung dengan band yang membawa nama SMA-nya. Bagi Capung, kemampuannya bermusik tidak dibuatnya hanya sekadar hobi untuk mengisi waktu luang. Capung serius dalam menjalaninya sehingga musik bukan hanya bias sebagai karya dalam hidupnya, tapi juga bisa menjadi karier dan sumber penghasilan tetap. Hal yang sering kali jadi pertanyaan banyak orang awam, “Bisakah terjun ke dunia musik menjamin masa depan?”
Jawabannya, Capung bisa. Dan melalui yang diberi judul THE MUSIC PRODUCER ini, dia membagikan ilmu dan pengalamannya untuk orang-orang yang punya mimpi untuk menjadi bagian dari insan musik Indonesia, bahkan mungkin dunia. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : The Music Producer
Penulis : Hery ‘Capung’ Purnomo
Penerbit : Studionya Capung
Cetakan : Januari 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 138 halaman
Dimensi : 14,5 x 20,5 cm
Kategori : Tips Produksi Musik
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 27 April 2014
Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian
Judul Resensi Buku:
Memandang Kematian, Menyikapi Kehidupan
(Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian) -- ALI BIN ABI THALIB Menyampaikan, “Aku tidak melihat sesuatu yang hak lagi pasti terjadi, namun dianggap batil dan tidak bakal terjadi, seperti halnya maut. Dan aku tidak melihat sesuatu yang batil dan pasti lenyap, namun dianggap hak dan langgeng, seperti halnya dunia.”
Ungkapan tersebut merupakan bentuk keheranan Ali bin Abi Thalib kepada orang-orang yang melupakan mati padahal setiap saat ia melihat kematian. Hal sama juga pernah disampaikan oleh Salman Al Farisi yang mengaku heran kepada orang-orang yang melalaikan kematian padahal maut tidak pernah lalai terhadapnya.
Maka, ketika seseorang ditakdirkan untuk hidup, yang bersangkutan pun harus mau menerima kenyataan bahwa ia harus mati. Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti bagi yang hidup kecuali kematian. Silakan baca resensi selanjutnya di blog Best-seller Books ini.
Secara garis besar, ada dua pandangan tentang kematian. Pertama, mengungkapkan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya (penganut paham eksistensialisme). Kedua, mengartikan kematian sebagai pintu menuju kenyataan yang lain. Kematian bukanlah akhir kehidupan manusia, melainkan jalan menuju kehidupan yang lain dalam kondisi berbeda (pandangan kaum teolog dan agamawan).
Di Balik Tirai Kematian (menurut peresensi buku ini, Suro Prapanca) buku yang memuat kisah-kisah nyata, ini sungguh nyata hikmah yang bisa dipetik. Dengan buku setebal 290 halaman ini, Anda –sidang pembaca—dapat memetik hikmah dari kisah wafatnya Rasulullah dan para sahabat, kematian para ulama dan pencinta ilmu, kematian para tiran dan pembangkang, kematian tokoh-tokoh terkenal. Serta dengan buku kisah hikmah yang diterbitkan Syaamil Books ini, pembaca juga bisa mengambil hikmah dari kisah kematian husnul khatimah dan kematian su’ul khatimah.
Agama mengajarkan, kematian dengan tujuan agar manusia tidak salah memandang kematian sehingga tidak salah pula dalam menyikapi kehidupan. Dengan demikian, kematian, pada satu sisi menjadi akhir dari kehidupan di dunia. Di sisi yang lain, kematian menjadi awal dari kehidupan di akhirat. Keduanya saling berhubungan dan memengaruhi. Jadi, bagaimana mungkin kita akan memanen kebaikan, kebahagiaan, dan kenikmatan alam akhirat jika yang kita tanam adalah benih permusuhan, angkara murka, pengingkaran, dan bermacam keburukan? Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi, Suro Prapanca)
Judul Buku : Di Balik Tirai Kematian
ISBN : 978-979-055-446-7
Penulis : Sulaiman Abdurrahim dan Tauhid Nur Azhar
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 290 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Kisah Hikmah
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014
Memandang Kematian, Menyikapi Kehidupan
(Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian) -- ALI BIN ABI THALIB Menyampaikan, “Aku tidak melihat sesuatu yang hak lagi pasti terjadi, namun dianggap batil dan tidak bakal terjadi, seperti halnya maut. Dan aku tidak melihat sesuatu yang batil dan pasti lenyap, namun dianggap hak dan langgeng, seperti halnya dunia.”
Ungkapan tersebut merupakan bentuk keheranan Ali bin Abi Thalib kepada orang-orang yang melupakan mati padahal setiap saat ia melihat kematian. Hal sama juga pernah disampaikan oleh Salman Al Farisi yang mengaku heran kepada orang-orang yang melalaikan kematian padahal maut tidak pernah lalai terhadapnya.
Maka, ketika seseorang ditakdirkan untuk hidup, yang bersangkutan pun harus mau menerima kenyataan bahwa ia harus mati. Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti bagi yang hidup kecuali kematian. Silakan baca resensi selanjutnya di blog Best-seller Books ini.
Secara garis besar, ada dua pandangan tentang kematian. Pertama, mengungkapkan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya (penganut paham eksistensialisme). Kedua, mengartikan kematian sebagai pintu menuju kenyataan yang lain. Kematian bukanlah akhir kehidupan manusia, melainkan jalan menuju kehidupan yang lain dalam kondisi berbeda (pandangan kaum teolog dan agamawan).
Di Balik Tirai Kematian (menurut peresensi buku ini, Suro Prapanca) buku yang memuat kisah-kisah nyata, ini sungguh nyata hikmah yang bisa dipetik. Dengan buku setebal 290 halaman ini, Anda –sidang pembaca—dapat memetik hikmah dari kisah wafatnya Rasulullah dan para sahabat, kematian para ulama dan pencinta ilmu, kematian para tiran dan pembangkang, kematian tokoh-tokoh terkenal. Serta dengan buku kisah hikmah yang diterbitkan Syaamil Books ini, pembaca juga bisa mengambil hikmah dari kisah kematian husnul khatimah dan kematian su’ul khatimah.
Agama mengajarkan, kematian dengan tujuan agar manusia tidak salah memandang kematian sehingga tidak salah pula dalam menyikapi kehidupan. Dengan demikian, kematian, pada satu sisi menjadi akhir dari kehidupan di dunia. Di sisi yang lain, kematian menjadi awal dari kehidupan di akhirat. Keduanya saling berhubungan dan memengaruhi. Jadi, bagaimana mungkin kita akan memanen kebaikan, kebahagiaan, dan kenikmatan alam akhirat jika yang kita tanam adalah benih permusuhan, angkara murka, pengingkaran, dan bermacam keburukan? Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi, Suro Prapanca)
Judul Buku : Di Balik Tirai Kematian
ISBN : 978-979-055-446-7
Penulis : Sulaiman Abdurrahim dan Tauhid Nur Azhar
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 290 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Kisah Hikmah
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014
Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari RAHMAT ALLAH
Judul Resensi Buku:
Mukjizat Optimisme dan Azab Berputus Asa
(Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah) -- BAGAIMANA Mengatasi masalah yang begitu berat untuk Anda tanggung? Bagaimana rahasia mengatasinya? Terkadang kita bisa menyaksikan ada orang yang perlu waktu lama untuk bangkit dari masalah yang menerpa dirinya, bahkan sampai ada yang tak mampu menanggungnya dan lebih mengambil jalan pintas yang sangat dilarang oleh agama, misalnya, bunuh diri.
Peresensi buku ini, Suro Prapanca, menyampaikan bahwa sesungguhnya orang yang mau mencermati kehidupan, niscaya ia akan mendapati bahwasanya sebagian besar dari manusia tidak pernah bisa terlepas dari tekanan dan berbagai problematika kehidupan. Manusia akan mendapati dirinya berada dalam beragam permasalahan. Terkadang mereka dihinggapi rasa sakit, rasa pesimis, dan rasa putus asa. Atau dapat digambarkan bahwa hidup ini bagaikan roda, kadang di atas, kadang di bawah. Saat ini ia berbahagia, besok lusa bisa jadi berduka. Setelah membaca Best-seller Book ini, lalu apakah setiap menghadapi kesulitan Anda harus berputus asa?
Buku Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah ini bisa menjadi terapi yang berbasis Alquran, Sunnah, dan kisah inspiratif. Sarat dengan kiat-kiat untuk mengembalikan harapan serta optimisme bagi yang terperosok pada jurang putus asa. Sang penulis, Dr Ahmad Abduh ‘Iwadh, mengurainya dengan lengkap dan sistematis, mengupas pula secara etimologis (asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna) dan terminologis (peristilahan, batasan atau definisi istilah) tentang konstruksi putus asa secara lengkap.
Dalam buku setebal 432 halaman ini juga terdapat penjelasan mengenai: Kiat-kiat menghadapi putus asa menurut Alquran dan Sunnah; Seluk-beluk hidup para nabi dan ulama besar dalam menghadapi setiap cobaan; Berbagai cobaan yang dialami istri-istri Rasulullah Saw dan kaum mukminat; Mukjizat bagi orang-orang yang bersabar; serta Kunci pembuka pintu kebaikan, kemudahan, dan kebahagiaan.
Sidang pembaca yang selalu haus akan ilmu, Anda akan mendapatkan manfaat dari terjemahan buku yang aslinya berjudul Wa la Taiasu min Rauhillah ini. Semoga setelah membacanya, bisa menambah kehidupan Anda menjadi penuh energi, kedamaian, dan kebahagiaan. Tidak hanya untuk duniawi, tetapi juga ukhrawi. Bacalah dan tataplah hidup ini dengan lebih optimistis. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : JANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
ISBN : 978-602-7817-43-2
Penulis : Ahmad Abduh ‘Iwadh
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 432 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm Kategori : Motivasi Islam
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014
Mukjizat Optimisme dan Azab Berputus Asa
(Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah) -- BAGAIMANA Mengatasi masalah yang begitu berat untuk Anda tanggung? Bagaimana rahasia mengatasinya? Terkadang kita bisa menyaksikan ada orang yang perlu waktu lama untuk bangkit dari masalah yang menerpa dirinya, bahkan sampai ada yang tak mampu menanggungnya dan lebih mengambil jalan pintas yang sangat dilarang oleh agama, misalnya, bunuh diri.
Peresensi buku ini, Suro Prapanca, menyampaikan bahwa sesungguhnya orang yang mau mencermati kehidupan, niscaya ia akan mendapati bahwasanya sebagian besar dari manusia tidak pernah bisa terlepas dari tekanan dan berbagai problematika kehidupan. Manusia akan mendapati dirinya berada dalam beragam permasalahan. Terkadang mereka dihinggapi rasa sakit, rasa pesimis, dan rasa putus asa. Atau dapat digambarkan bahwa hidup ini bagaikan roda, kadang di atas, kadang di bawah. Saat ini ia berbahagia, besok lusa bisa jadi berduka. Setelah membaca Best-seller Book ini, lalu apakah setiap menghadapi kesulitan Anda harus berputus asa?
Buku Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah ini bisa menjadi terapi yang berbasis Alquran, Sunnah, dan kisah inspiratif. Sarat dengan kiat-kiat untuk mengembalikan harapan serta optimisme bagi yang terperosok pada jurang putus asa. Sang penulis, Dr Ahmad Abduh ‘Iwadh, mengurainya dengan lengkap dan sistematis, mengupas pula secara etimologis (asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna) dan terminologis (peristilahan, batasan atau definisi istilah) tentang konstruksi putus asa secara lengkap.
Dalam buku setebal 432 halaman ini juga terdapat penjelasan mengenai: Kiat-kiat menghadapi putus asa menurut Alquran dan Sunnah; Seluk-beluk hidup para nabi dan ulama besar dalam menghadapi setiap cobaan; Berbagai cobaan yang dialami istri-istri Rasulullah Saw dan kaum mukminat; Mukjizat bagi orang-orang yang bersabar; serta Kunci pembuka pintu kebaikan, kemudahan, dan kebahagiaan.
Sidang pembaca yang selalu haus akan ilmu, Anda akan mendapatkan manfaat dari terjemahan buku yang aslinya berjudul Wa la Taiasu min Rauhillah ini. Semoga setelah membacanya, bisa menambah kehidupan Anda menjadi penuh energi, kedamaian, dan kebahagiaan. Tidak hanya untuk duniawi, tetapi juga ukhrawi. Bacalah dan tataplah hidup ini dengan lebih optimistis. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : JANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
ISBN : 978-602-7817-43-2
Penulis : Ahmad Abduh ‘Iwadh
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 432 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm Kategori : Motivasi Islam
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014
Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!
TEBAL BUKU BARU & ISBN:
200 halaman; 978-979-2457-93-2
PENULIS:
Emilia Renita AZ
PENERBIT:
Marja
(Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!) -- DENGAN Maksud untuk menjaga kemurnian ajaran Islam, para ulama muda di MUI menyusun 10 Kriteria Aliran Sesat. Meski tidak disebutkan kelompok mana yang disasar dengan 10 kriteria tersebut, namun orang sudah mafhum. Persoalannya, benarkah kriteria tersebut berlaku untuk kelompok yang dimaksud, ataukah justru sebaliknya? Buku ini menanggapi statement dua lembaga (MUI dan Muhammadiyah) dengan menyajikan yang komprehensif dari kitab-kitab rujukan Ahlussunah yang muktabar.
Meski demikian, buku ini tidak hendak memperlebar jurang perbedaan di antara mazhab besar dalam Islam: Sunni dan Syiah. Sebaliknya, penulis buku ini ingin mengajak pembaca dan umumnya umat Islam, untuk memahami doktrin-doktrin mazhab lain untuk disikapi secara arif dan bijaksana. Selamat membaca.
200 halaman; 978-979-2457-93-2
PENULIS:
Emilia Renita AZ
PENERBIT:
Marja
(Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!) -- DENGAN Maksud untuk menjaga kemurnian ajaran Islam, para ulama muda di MUI menyusun 10 Kriteria Aliran Sesat. Meski tidak disebutkan kelompok mana yang disasar dengan 10 kriteria tersebut, namun orang sudah mafhum. Persoalannya, benarkah kriteria tersebut berlaku untuk kelompok yang dimaksud, ataukah justru sebaliknya? Buku ini menanggapi statement dua lembaga (MUI dan Muhammadiyah) dengan menyajikan yang komprehensif dari kitab-kitab rujukan Ahlussunah yang muktabar.
Meski demikian, buku ini tidak hendak memperlebar jurang perbedaan di antara mazhab besar dalam Islam: Sunni dan Syiah. Sebaliknya, penulis buku ini ingin mengajak pembaca dan umumnya umat Islam, untuk memahami doktrin-doktrin mazhab lain untuk disikapi secara arif dan bijaksana. Selamat membaca.
Buku Baru: FIQH Indonesia
TEBAL BUKU & ISBN:
484 halaman; 978-979-2457-94-1
PENULIS:
Marzuki Wahid
PENERBIT:
Marja
KOMPILASI Hukum Islam (KHI) dalam studi politik hukum adalah figh mazhab negara. Seluruh elemen konstruksinya dilakukan oleh tim yang dibentuk negara. Latar belakang pembentukan, logika hukum, hingga pola redaksi yang digunakan juga lazimnya hukum positif yang diakui negara. Legitimasi hukum pemberlakuannya juga bergantung pada keputusan negara.
Naskah Counter Legal Draft (CLD)-KHI menawarkan 23 agenda pembaruan hukum keluarga Islam. Rumusan ini didasarkan pada penafsiran atas Alquran, Hadis, dan pendapat ulama fikih dengan pendekatan kemashlahatan, maqashid al-syariah, akal publik, dan kearifan lokal. Penalarannya menggunakan perspektif demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, dan keadilan gender pada lanskap realitas keindonesiaan.
484 halaman; 978-979-2457-94-1
PENULIS:
Marzuki Wahid
PENERBIT:
Marja
KOMPILASI Hukum Islam (KHI) dalam studi politik hukum adalah figh mazhab negara. Seluruh elemen konstruksinya dilakukan oleh tim yang dibentuk negara. Latar belakang pembentukan, logika hukum, hingga pola redaksi yang digunakan juga lazimnya hukum positif yang diakui negara. Legitimasi hukum pemberlakuannya juga bergantung pada keputusan negara.
Naskah Counter Legal Draft (CLD)-KHI menawarkan 23 agenda pembaruan hukum keluarga Islam. Rumusan ini didasarkan pada penafsiran atas Alquran, Hadis, dan pendapat ulama fikih dengan pendekatan kemashlahatan, maqashid al-syariah, akal publik, dan kearifan lokal. Penalarannya menggunakan perspektif demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, dan keadilan gender pada lanskap realitas keindonesiaan.
Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku
Judul Resensi Buku:
Kemenangan Melawan Penyakit Gagal Ginjal
(Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku) -- APAKAH Akan berujung pada sehat ataupun kematian, kepada Tuhan juga kita pasrahkan. Tuhan telah berfirman, Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam Kitab sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu (QS Al-Hadid [57]: 22-23). Penerbit buku ini adalah Qanita, PT Mizan Pustaka yang biasa menerbitkan Best-seller Books.
Kata sakit sering kita dengar sehari-hari. Namun, jarang kita menyadari bahwa sakit memiliki arti yang sangat besar karena sakit merupakan persimpangan jalan. Seseorang yang awalnya sehat, saat menderita sakit, dia akan berada di simpang jalan menuju sehat atau kematian. Masing-masing jalan itu akan mengarah ke satu pertemuan. Pertemuan kepada Tuhan jika dia meninggal. Dan, pertemuan pada keluarga jika dia sehat.
Menurut peresensi buku, Suro Prapanca, terhadap buku yang berjudul "4 Ginjal di Tubuhku", buku ini benar-benar membuktikan besarnya sebuah perjuangan. Perjuangan melawan penyakit. Penulis buku ini, Basyrah Nasution, menuliskan memoar bagaimana menghadapi vonis yang bak petir di siang bolong, penyakit gagal ginjal. Apalagi, gagal ginjal yang sudah memasuki tahap akhir. Karena pilihan pengobatannya hanya dua, cuci darah atau cangkok ginjal. Sampai dengan perjuangan penulis setelah menjalani transplantasi ginjal. Dalam buku setebal 204 halaman ini penulis menceritakannya dari awal datangnya vonis yang diungkapkan dalam Mimpi Buruk di Awal Februari sampai kemudian mendapatkan keteguhan Syukur atas Nikmat Kesembuhan.
“Aku belum tahu, apa rahasia Tuhan di balik semua perjalanan sakitku selama empat tahun terakhir. Apa rahasia dari darah yang menetes setiap kali jarum ditusukkan atau dicabut, darah yang diambil setiap minggu untuk tes laboratorium. Ataupun malam-malam tak bisa tidur karena sesak dan gatal-gatal, serta demikian banyak uang dihabiskan. Hanya Tuhan yang tahu seperti apa akhirnya nanti.
Kini, ada 4 ginjal di tubuhku. Ini bagian dari takdirku. Aku hanya berharap di sisa hidupku, ada manfaat yang dapat kubagikan kepada orang lain,” pesan sang penulis, Basyrah Nasution pada pembaca.
Basyrah tidak bermaksud mengeksploitasi ataupun membesar-besarkan sakitnya. Dia hanya berniat untuk berbagi saja. Karena, sakit dapat menimpa siapa saja. Menyaksikan keluarga ataupun teman yang sakit akan memberikan pelajaran untuk menghargai nikmat sehat. Selanjutnya, bagi orang yang dapat mengambil pelajaran, akan berusaha menjaga kesehatan dengan menjauhi segala penyebab datangnya penyakit. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : 4 Ginjal di Tubuhku
ISBN : 978-602-1637-31-9
Penulis : Basyrah Nasution
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Maret 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 204 halaman
Dimensi : 14 x 20,5 cm
Kategori : Memoar
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014
Kemenangan Melawan Penyakit Gagal Ginjal
(Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku) -- APAKAH Akan berujung pada sehat ataupun kematian, kepada Tuhan juga kita pasrahkan. Tuhan telah berfirman, Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam Kitab sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu (QS Al-Hadid [57]: 22-23). Penerbit buku ini adalah Qanita, PT Mizan Pustaka yang biasa menerbitkan Best-seller Books.
Kata sakit sering kita dengar sehari-hari. Namun, jarang kita menyadari bahwa sakit memiliki arti yang sangat besar karena sakit merupakan persimpangan jalan. Seseorang yang awalnya sehat, saat menderita sakit, dia akan berada di simpang jalan menuju sehat atau kematian. Masing-masing jalan itu akan mengarah ke satu pertemuan. Pertemuan kepada Tuhan jika dia meninggal. Dan, pertemuan pada keluarga jika dia sehat.
Menurut peresensi buku, Suro Prapanca, terhadap buku yang berjudul "4 Ginjal di Tubuhku", buku ini benar-benar membuktikan besarnya sebuah perjuangan. Perjuangan melawan penyakit. Penulis buku ini, Basyrah Nasution, menuliskan memoar bagaimana menghadapi vonis yang bak petir di siang bolong, penyakit gagal ginjal. Apalagi, gagal ginjal yang sudah memasuki tahap akhir. Karena pilihan pengobatannya hanya dua, cuci darah atau cangkok ginjal. Sampai dengan perjuangan penulis setelah menjalani transplantasi ginjal. Dalam buku setebal 204 halaman ini penulis menceritakannya dari awal datangnya vonis yang diungkapkan dalam Mimpi Buruk di Awal Februari sampai kemudian mendapatkan keteguhan Syukur atas Nikmat Kesembuhan.
“Aku belum tahu, apa rahasia Tuhan di balik semua perjalanan sakitku selama empat tahun terakhir. Apa rahasia dari darah yang menetes setiap kali jarum ditusukkan atau dicabut, darah yang diambil setiap minggu untuk tes laboratorium. Ataupun malam-malam tak bisa tidur karena sesak dan gatal-gatal, serta demikian banyak uang dihabiskan. Hanya Tuhan yang tahu seperti apa akhirnya nanti.
Kini, ada 4 ginjal di tubuhku. Ini bagian dari takdirku. Aku hanya berharap di sisa hidupku, ada manfaat yang dapat kubagikan kepada orang lain,” pesan sang penulis, Basyrah Nasution pada pembaca.
Basyrah tidak bermaksud mengeksploitasi ataupun membesar-besarkan sakitnya. Dia hanya berniat untuk berbagi saja. Karena, sakit dapat menimpa siapa saja. Menyaksikan keluarga ataupun teman yang sakit akan memberikan pelajaran untuk menghargai nikmat sehat. Selanjutnya, bagi orang yang dapat mengambil pelajaran, akan berusaha menjaga kesehatan dengan menjauhi segala penyebab datangnya penyakit. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)
Judul : 4 Ginjal di Tubuhku
ISBN : 978-602-1637-31-9
Penulis : Basyrah Nasution
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Maret 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 204 halaman
Dimensi : 14 x 20,5 cm
Kategori : Memoar
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014
Resensi Buku: CROSSROAD
Judul Resensi Buku:
Tentang Road Trip, Toraja, dan Pilihan Hati
(Resensi Buku: Crossroad) -- SEBELUMNYA, Crossroad adalah cerita bersambung dengan judul 4 Hari untuk Selamanya yang ditulis dalam blog Merry go Round, milik sang penulis, Rossa Indah. Kemudian, menurut Rossa, datang sebuah kejutan menyenangkan ketika Penerbit Mizan bersedia menerbitkan cerita perjalanannya dalam bentuk buku.
“Alhamdulillah, terima kasih, Tuhan, karena kejutan yang selalu Kau berikan dalam setiap hal yang saya lakukan. Saya selalu percaya kata-kata Andrea Hirata: ‘Berkaryalah, karena karya itu yang akan menemukan jalannya sendiri.’ Dan itu, benar adanya,” ungkap Rossa. Sehingga, sampailah memoar traveling ini di tangan Anda, pembaca, silakan menikmati sajian Best-seller Book ini.
Bermula dari kondisi Rossa yang gerah dan lelah dengan rutinitas dan suasana Jakarta. Yang akhirnya, dia memutuskan untuk berlibur. Bersama Teddy, blogger yang baru bertemu beberapa kali dengannya, mereka awalnya hanya berencana menghabiskan waktu empat hari liburan dengan berwisata ke Toraja dan menjelajahi Makassar. Rencana perjalanan ala backpacker seketika berubah ketika Teddy mendapat pinjaman mobil dari bosnya. Dia menyarankan satu ide baru: road trip berkendara ke Toraja dari Makassar menggunakan mobil pinjaman.
Dalam perjalanan panjang Makassar-Toraja, terentang banyak waktu yang harus dibunuh dengan obrolan. Topik tentang kehidupan, mimpi, cita-cita, kenakalan, dan cinta memancing percakapan seru, perdebatan, dan pertukaran mindset. Keduanya tak menyangka bahwa percakapan sepanjang perjalanan itu akan berujung pada sebuah kontemplasi diri. Seiring banyaknya hal yang diobrolkan, Rossa dan Teddy juga semakin jujur satu sama lain.
Toraja ternyata malah tak menjadi poin utama perjalanan mereka. Cerita ini tidak hanya berkisah tentang perjalanan menuju Toraja. Dalam memoar ini, pembaca diajak ikut bertualang di dalam mobil, merasakan langsung keindahan alam Sulawesi Selatan, melihat eksotisme budaya kuno Toraja yang masih bertahan hingga kini, dan ikut merenung sesaat mengenai hidup lewat percakapan yang mengalir di antara Rossa dan Teddy. Tapi, lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul : CROSSROAD
ISBN : 978-602-1637-23-4
Penyusun : Rossa Indah
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 336 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Memoar/Traveling
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014
Tentang Road Trip, Toraja, dan Pilihan Hati
(Resensi Buku: Crossroad) -- SEBELUMNYA, Crossroad adalah cerita bersambung dengan judul 4 Hari untuk Selamanya yang ditulis dalam blog Merry go Round, milik sang penulis, Rossa Indah. Kemudian, menurut Rossa, datang sebuah kejutan menyenangkan ketika Penerbit Mizan bersedia menerbitkan cerita perjalanannya dalam bentuk buku.
“Alhamdulillah, terima kasih, Tuhan, karena kejutan yang selalu Kau berikan dalam setiap hal yang saya lakukan. Saya selalu percaya kata-kata Andrea Hirata: ‘Berkaryalah, karena karya itu yang akan menemukan jalannya sendiri.’ Dan itu, benar adanya,” ungkap Rossa. Sehingga, sampailah memoar traveling ini di tangan Anda, pembaca, silakan menikmati sajian Best-seller Book ini.
Bermula dari kondisi Rossa yang gerah dan lelah dengan rutinitas dan suasana Jakarta. Yang akhirnya, dia memutuskan untuk berlibur. Bersama Teddy, blogger yang baru bertemu beberapa kali dengannya, mereka awalnya hanya berencana menghabiskan waktu empat hari liburan dengan berwisata ke Toraja dan menjelajahi Makassar. Rencana perjalanan ala backpacker seketika berubah ketika Teddy mendapat pinjaman mobil dari bosnya. Dia menyarankan satu ide baru: road trip berkendara ke Toraja dari Makassar menggunakan mobil pinjaman.
Dalam perjalanan panjang Makassar-Toraja, terentang banyak waktu yang harus dibunuh dengan obrolan. Topik tentang kehidupan, mimpi, cita-cita, kenakalan, dan cinta memancing percakapan seru, perdebatan, dan pertukaran mindset. Keduanya tak menyangka bahwa percakapan sepanjang perjalanan itu akan berujung pada sebuah kontemplasi diri. Seiring banyaknya hal yang diobrolkan, Rossa dan Teddy juga semakin jujur satu sama lain.
Toraja ternyata malah tak menjadi poin utama perjalanan mereka. Cerita ini tidak hanya berkisah tentang perjalanan menuju Toraja. Dalam memoar ini, pembaca diajak ikut bertualang di dalam mobil, merasakan langsung keindahan alam Sulawesi Selatan, melihat eksotisme budaya kuno Toraja yang masih bertahan hingga kini, dan ikut merenung sesaat mengenai hidup lewat percakapan yang mengalir di antara Rossa dan Teddy. Tapi, lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul : CROSSROAD
ISBN : 978-602-1637-23-4
Penyusun : Rossa Indah
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 336 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Memoar/Traveling
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014
Resensi Buku: NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya
Judul Resensi Buku:
Nasihat Pilihan Para Pencari Cahaya
(Resensi Buku: Nasihat bagi Para Pencari Cahaya) -- MANUSIA Diciptakan untuk beribadah. Oleh karena itu, sudah semestinya kita berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Seseorang yang dekat dengan Allah Swt akan menemukan cahaya terang yang membimbing langkahnya untuk selalu berada di jalan yang benar. Dia akan selalu berusaha untuk mendapatkan rida-Nya. Segala yang dilakukannya akan membuatnya semakin dicintai Yang Mahakuasa.
Sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, salah satu Best-seller Book dengan judul "Nasihat bagi Para Pencari Cahaya" ini dihadirkan ke hadapan kita semua. Sebagai perenungan dan rasa cinta kepada Allah yang terjalin dalam untaian kata-kata. Kehadirannya di tengah-tengah Anda, sidang pembaca, semakin memotivasi dalam mencari rida-Nya, adalah pilihan tepat untuk Anda.
Buku ini terkumpul dari status-status Facebook yang rutin diisi oleh Dajaluddin Asy Syatibi atau yang sering disapa Abi. Bagi Abi, mengisi status Facebook sudah menjadi rangkaian dakwah sehari-hari. Jika keadaan tidak memungkinkan, misalnya dalam perjalanan jauh yang tidak tersambung dengan koneksi internet, Abi mengirimkan SMS berisi konten nasihat kepada anak-anaknya untuk kemudian mengisikan status di akunnya. Begitu juga pada bulan Ramadhan, ketika Abi sangat sibuk mengisi ceramah di berbagai tempat dan memfokuskan diri untuk ibadah mahdhah.
Setiap akan mengisi status, Abi selalu melakukan persiapan seperti halnya akan mengisi ceramah. Abi mempelajari kitab-kitab terlebih dahulu; membaca Alquran dan tafsirnya, kemudian merangkumnya dalam butir-butir status Facebook. Status-status tersebut memuat beragam tema yang diurut poin per poin. Ini menjadi ciri khas Abi dalam menyampaikan nasihat tertulis atau pun ceramah.
Buku terbitan Syaamil yang ada dalam genggaman pembaca ini adalah hasil dari kategorisasi status Facebook Dajaluddin Asy Syatibi dari tahun 2008-2013. Membaca “status-status” sang penulis ini, sekali lagi bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya
ISBN : 978-979-055-494-8
Penulis : Djalaluddin Asy Syatibi
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Desember 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 156 halaman
Dimensi : 15 x 15 cm
Kategori : Nasihat Memotivasi
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014
Nasihat Pilihan Para Pencari Cahaya
(Resensi Buku: Nasihat bagi Para Pencari Cahaya) -- MANUSIA Diciptakan untuk beribadah. Oleh karena itu, sudah semestinya kita berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Seseorang yang dekat dengan Allah Swt akan menemukan cahaya terang yang membimbing langkahnya untuk selalu berada di jalan yang benar. Dia akan selalu berusaha untuk mendapatkan rida-Nya. Segala yang dilakukannya akan membuatnya semakin dicintai Yang Mahakuasa.
Sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, salah satu Best-seller Book dengan judul "Nasihat bagi Para Pencari Cahaya" ini dihadirkan ke hadapan kita semua. Sebagai perenungan dan rasa cinta kepada Allah yang terjalin dalam untaian kata-kata. Kehadirannya di tengah-tengah Anda, sidang pembaca, semakin memotivasi dalam mencari rida-Nya, adalah pilihan tepat untuk Anda.
Buku ini terkumpul dari status-status Facebook yang rutin diisi oleh Dajaluddin Asy Syatibi atau yang sering disapa Abi. Bagi Abi, mengisi status Facebook sudah menjadi rangkaian dakwah sehari-hari. Jika keadaan tidak memungkinkan, misalnya dalam perjalanan jauh yang tidak tersambung dengan koneksi internet, Abi mengirimkan SMS berisi konten nasihat kepada anak-anaknya untuk kemudian mengisikan status di akunnya. Begitu juga pada bulan Ramadhan, ketika Abi sangat sibuk mengisi ceramah di berbagai tempat dan memfokuskan diri untuk ibadah mahdhah.
Setiap akan mengisi status, Abi selalu melakukan persiapan seperti halnya akan mengisi ceramah. Abi mempelajari kitab-kitab terlebih dahulu; membaca Alquran dan tafsirnya, kemudian merangkumnya dalam butir-butir status Facebook. Status-status tersebut memuat beragam tema yang diurut poin per poin. Ini menjadi ciri khas Abi dalam menyampaikan nasihat tertulis atau pun ceramah.
Buku terbitan Syaamil yang ada dalam genggaman pembaca ini adalah hasil dari kategorisasi status Facebook Dajaluddin Asy Syatibi dari tahun 2008-2013. Membaca “status-status” sang penulis ini, sekali lagi bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya
ISBN : 978-979-055-494-8
Penulis : Djalaluddin Asy Syatibi
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Desember 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 156 halaman
Dimensi : 15 x 15 cm
Kategori : Nasihat Memotivasi
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014
Resensi Buku: KUN FAYAKUUN for Business
Judul Resensi Buku:
Pengusaha Muslim yang Menginspirasi
(Resensi Buku: KUN FAYAKUUN for Business) -- SIMPULAN Gay Hendricks dan Kate Ludeman --setelah melakukan pengamatan dan penelitian selama 25 tahun terakhir-- mengatakan bahwa para mistikus korporat (the corporate mystics) itu telah berhasil memperagakan spiritualitas dalam kegiatan sehari-hari, bukan sekadar berwujud kata-kata. Perusahaan yang ditangani dan dijalankan oleh para mistikus korporat tersebut menganut manajemen bisnis yang egaliter (bukan otoriter) dan menghargai kesetaraan. Hal itu bisa dilihat dari tipisnya kesenjangan dalam hal pemberian penghargaan antara karyawan yang berkedudukan paling tinggi dan yang berkedudukan paling rendah. Silakan simak Best-seller Book ini selengkapnya, buku yang menginspirasi.
Di Indonesia, fenomena spiritual corporate dan pengusaha saleh juga menggembirakan. Mereka memahami bahwa kegiatan religius tidak terbatas pada praktik-praktik ibadah mahdhah (yang bersifat ritual), yang dilepaskan dari makna sosial dan spiritualnya. Agama bagi mereka, selain bersifat kognitif (intelektual), juga berwujud afektif dan psikomotorik (perilaku). Artinya, religiusitas harus berdampak dalam kehidupan nyata.
Selain itu, para pengusaha saleh (yang tergabung dalam komunitas Spiritual Company) juga sudah meninggalkan pemahaman manajemen dan bisnis yang masih primitif, yaitu business is business. Hal ini karena bagi Sandiaga Uno (Grup Saratoga), Mas Mono (pemilik jaringan resto Ayam Bakar Mas Mono), Haji Iyus (pemilik Rumah Makan Cibiuk), dan yang lain, bisnis bukanlah serendah menumpuk keuntungan sebanyak mungkin untuk kepentingan yang sempit.
Bersedekah ternyata bukan hanya monopoli orang Muslim. Nonmuslim pun bersedekah untuk meraih kesuksesan. Majalah Forbes edisi Selasa (9/7/2013) mengungkapkan bahwa salah satu rahasia sukses para pengusaha Singapura adalah bederma. Buku karya Ustaz Yusuf Mansur ini mengisahkan sedikit tentang rahasia sebagian pengusaha sukses, baik pengusaha skala kecil, menengah, maupun skala besar. Skala usaha mereka bukan hal terpenting, tetapi pembuktian bahwa sedekah memang dahsyatlah yang ingin disyiarkan dalam buku ini. Dan dalam kata pengantarnya, Sang Ustaz juga memberikan beberapa tips untuk menjadi kaya, berdasarkan sistem manajemen keuangan orang Singapura.
Best-seller Books berjudul "Kun Fayakuun for Business" ini mengungkapkan rahasia spiritual di balik suksesnya para pengusaha nasional di berbagai kelas. Intinya, syiar agar dapat dijadikan inspirasi bagi pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul : KUN FAYAKUUN for Business
ISBN : 978-979-055-495-5
Penyusun : Ustaz Yusuf Mansur & Tim PPPA Daarul Qur’an
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Hard Cover
Tebal : 146 halaman
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Motivasi
Resensi Buku ini juga dimuat di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014
Pengusaha Muslim yang Menginspirasi
(Resensi Buku: KUN FAYAKUUN for Business) -- SIMPULAN Gay Hendricks dan Kate Ludeman --setelah melakukan pengamatan dan penelitian selama 25 tahun terakhir-- mengatakan bahwa para mistikus korporat (the corporate mystics) itu telah berhasil memperagakan spiritualitas dalam kegiatan sehari-hari, bukan sekadar berwujud kata-kata. Perusahaan yang ditangani dan dijalankan oleh para mistikus korporat tersebut menganut manajemen bisnis yang egaliter (bukan otoriter) dan menghargai kesetaraan. Hal itu bisa dilihat dari tipisnya kesenjangan dalam hal pemberian penghargaan antara karyawan yang berkedudukan paling tinggi dan yang berkedudukan paling rendah. Silakan simak Best-seller Book ini selengkapnya, buku yang menginspirasi.
Di Indonesia, fenomena spiritual corporate dan pengusaha saleh juga menggembirakan. Mereka memahami bahwa kegiatan religius tidak terbatas pada praktik-praktik ibadah mahdhah (yang bersifat ritual), yang dilepaskan dari makna sosial dan spiritualnya. Agama bagi mereka, selain bersifat kognitif (intelektual), juga berwujud afektif dan psikomotorik (perilaku). Artinya, religiusitas harus berdampak dalam kehidupan nyata.
Selain itu, para pengusaha saleh (yang tergabung dalam komunitas Spiritual Company) juga sudah meninggalkan pemahaman manajemen dan bisnis yang masih primitif, yaitu business is business. Hal ini karena bagi Sandiaga Uno (Grup Saratoga), Mas Mono (pemilik jaringan resto Ayam Bakar Mas Mono), Haji Iyus (pemilik Rumah Makan Cibiuk), dan yang lain, bisnis bukanlah serendah menumpuk keuntungan sebanyak mungkin untuk kepentingan yang sempit.
Bersedekah ternyata bukan hanya monopoli orang Muslim. Nonmuslim pun bersedekah untuk meraih kesuksesan. Majalah Forbes edisi Selasa (9/7/2013) mengungkapkan bahwa salah satu rahasia sukses para pengusaha Singapura adalah bederma. Buku karya Ustaz Yusuf Mansur ini mengisahkan sedikit tentang rahasia sebagian pengusaha sukses, baik pengusaha skala kecil, menengah, maupun skala besar. Skala usaha mereka bukan hal terpenting, tetapi pembuktian bahwa sedekah memang dahsyatlah yang ingin disyiarkan dalam buku ini. Dan dalam kata pengantarnya, Sang Ustaz juga memberikan beberapa tips untuk menjadi kaya, berdasarkan sistem manajemen keuangan orang Singapura.
Best-seller Books berjudul "Kun Fayakuun for Business" ini mengungkapkan rahasia spiritual di balik suksesnya para pengusaha nasional di berbagai kelas. Intinya, syiar agar dapat dijadikan inspirasi bagi pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul : KUN FAYAKUUN for Business
ISBN : 978-979-055-495-5
Penyusun : Ustaz Yusuf Mansur & Tim PPPA Daarul Qur’an
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Hard Cover
Tebal : 146 halaman
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Motivasi
Resensi Buku ini juga dimuat di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014
Jumat, 28 Maret 2014
Resensi Buku: Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Luar Biasa
Mengenal Tokoh Pendidikan Luar Biasa
PERTUMBUHAN Pendidikan luar biasa (pendidikan khusus) telah berkembang secara bertahap selama 150 tahun yang lalu, dimulai sejak sekitar tahun 1850. Pada mulanya pendidikan luar biasa merupakan bidang kecil, kurang dimengerti dan kurang dibiayai. Selama beberapa dasawarsa, pendidikan luar biasa telah menjadi gerakan multidimensi yang mencakup banyak kelompok dan kepentingan umum. Meskipun secara khusus isinya mengenai pendidikan dan pelatihan anak-anak berbakat dan berkebutuhan khusus, juga meluas ke dalam psikologi dan kedokteran.
Sekarang ini, pendidikan luar biasa (PLB) di dunia, khususnya di Indoensia, telah cukup maju dan berkembang, baik secara teoritis maupun secara praktis. Pengembangan inovasi layanan pendidikan luar biasa bagi anak yang mempunyai kebutuhan khusus, baik SLB maupun di sekolah umum. Juga, pengembangan teknologi bidang PLB yang inovatif.
Dalam buku Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Luar Biasa ini para pembaca akan lebih mengenal para tokoh dalam dunia pendidikan luar biasa atau juga disebut pendidikan khusus yang mencakup tokoh dunia, termasuk beberapa tokoh asal Indonesia yang berjasa di dunia pendidikan khusus tersebut. Sebanyak 224 entri.
Tokoh-tokoh dalam ensiklopedi ini mewakili posisi teoretis, bidang-bidang keahlian, disiplin ilmu (antara lain pendidikan khusus, psikologi, kedokteran, patologi bicara, terapi fisik, psikologi pendidikan, dan psikologi sekolah). Juga para praktisi, akademisi, dan administrator. Para pakar dari banyak disiplin ilmu, meliputi pendidikan, politik, dan filsafat juga menyumbang entri ensiklopedi ini.
Pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus merupakan fokus yang berpihak pada kepentingan umum, meskipun masyarakat yang peduli ilmu ini masih terbatas. Mudah-mudahan buku setebal 456 halaman ini dapat berandil besar dalam kemanfaatannya, baik bagi masyarakat luas maupun perkembangan pendidikan khusus (atau juga biasa dikenal dengan pendidikan luar biasa). Orang-orang, baik secara individu maupun lembaga, yang telah melayani dan mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan luar biasa selama bertahun-tahun patut merenung.
Mengapa? Ketika kepedulian masyarakat dan komitmennya terhadap kebutuhan anak luar biasa/berkebutuhan khusus terasa minimal atau bahkan kurang, namun sampai saat ini mereka bisa merasa senang dan kagum terhadap usaha luas yang telah dicapainya. Selamat membaca dan menyelami lautan pengalaman para tokoh yang ada dalam buku ini. Mereka adalah orang-orang yang punya banyak jasa. Sedangkan kita, jasa apakah yang telah kita sumbangkan bagi kehidupan orang lain?
Judul : Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Luar Biasa
ISBN : 978-602-8395-75-5
Penulis : MIF Baihaqi, Cecil R Reynolds, Lester Mann
Penerbit : Nuansa Cendekia
Cetakan : Maret 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 456 halaman
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Biografi Singkat
Bandung, 22 Maret 2014
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 23 Maret 2014
PERTUMBUHAN Pendidikan luar biasa (pendidikan khusus) telah berkembang secara bertahap selama 150 tahun yang lalu, dimulai sejak sekitar tahun 1850. Pada mulanya pendidikan luar biasa merupakan bidang kecil, kurang dimengerti dan kurang dibiayai. Selama beberapa dasawarsa, pendidikan luar biasa telah menjadi gerakan multidimensi yang mencakup banyak kelompok dan kepentingan umum. Meskipun secara khusus isinya mengenai pendidikan dan pelatihan anak-anak berbakat dan berkebutuhan khusus, juga meluas ke dalam psikologi dan kedokteran.
Sekarang ini, pendidikan luar biasa (PLB) di dunia, khususnya di Indoensia, telah cukup maju dan berkembang, baik secara teoritis maupun secara praktis. Pengembangan inovasi layanan pendidikan luar biasa bagi anak yang mempunyai kebutuhan khusus, baik SLB maupun di sekolah umum. Juga, pengembangan teknologi bidang PLB yang inovatif.
Dalam buku Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Luar Biasa ini para pembaca akan lebih mengenal para tokoh dalam dunia pendidikan luar biasa atau juga disebut pendidikan khusus yang mencakup tokoh dunia, termasuk beberapa tokoh asal Indonesia yang berjasa di dunia pendidikan khusus tersebut. Sebanyak 224 entri.
Tokoh-tokoh dalam ensiklopedi ini mewakili posisi teoretis, bidang-bidang keahlian, disiplin ilmu (antara lain pendidikan khusus, psikologi, kedokteran, patologi bicara, terapi fisik, psikologi pendidikan, dan psikologi sekolah). Juga para praktisi, akademisi, dan administrator. Para pakar dari banyak disiplin ilmu, meliputi pendidikan, politik, dan filsafat juga menyumbang entri ensiklopedi ini.
Pendidikan luar biasa atau pendidikan khusus merupakan fokus yang berpihak pada kepentingan umum, meskipun masyarakat yang peduli ilmu ini masih terbatas. Mudah-mudahan buku setebal 456 halaman ini dapat berandil besar dalam kemanfaatannya, baik bagi masyarakat luas maupun perkembangan pendidikan khusus (atau juga biasa dikenal dengan pendidikan luar biasa). Orang-orang, baik secara individu maupun lembaga, yang telah melayani dan mencurahkan perhatiannya pada bidang pendidikan luar biasa selama bertahun-tahun patut merenung.
Mengapa? Ketika kepedulian masyarakat dan komitmennya terhadap kebutuhan anak luar biasa/berkebutuhan khusus terasa minimal atau bahkan kurang, namun sampai saat ini mereka bisa merasa senang dan kagum terhadap usaha luas yang telah dicapainya. Selamat membaca dan menyelami lautan pengalaman para tokoh yang ada dalam buku ini. Mereka adalah orang-orang yang punya banyak jasa. Sedangkan kita, jasa apakah yang telah kita sumbangkan bagi kehidupan orang lain?
Judul : Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Luar Biasa
ISBN : 978-602-8395-75-5
Penulis : MIF Baihaqi, Cecil R Reynolds, Lester Mann
Penerbit : Nuansa Cendekia
Cetakan : Maret 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 456 halaman
Dimensi : 15,5 x 23,5 cm
Kategori : Biografi Singkat
Bandung, 22 Maret 2014
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 23 Maret 2014
Resensi Buku: Kitab Epos MAHABHARATA
Versi Asli dan Eksklusif MAHABHARATA
MAHABHARATA, Sebuah karya sastra kuno yang ditulis oleh Begawan Byasa atau Vyasa atau Wiyasa dari India. Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka, sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Hastinapura (Astina). Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra yang pertempurannya berlangsung selama delapan belas hari.
Bukan sekadar sebuah epik! Ini adalah roman yang menceritakan laki-laki dan perempuan heroik serta beberapa tokoh luar biasa. Karya ini merupakan seni sastra dalam dirinya sendiri yang mengandung rahasia hidup, filsafat relasi sosial dan etik, serta pemikiran penting tentang masalah-masalah manusia yang sulit dicari padanannya.
Dengan membaca karya besar ini, kita akan tahu keagungan dan kedalaman jiwa manusia. Dan, kisah ini adalah rekaman pikiran serta semangat orang-orang yang lebih mementingkan kebaikan di atas kenikmatan dan kesenangan dunia, sekaligus yang melihat misteri kehidupan secara lebih mendalam.
Kita dapat mengatakan bahwa Mahabharata merupakan samudra luas dan dalam yang berisi permata dan mutiara berharga yang tidak terhitung jumlahnya. Bersama dengan Ramayana, buku ini merupakan sumber etika dan kebudayaan Timur yang tidak ada habis-habisnya.
C Rajagopalachari menyusun versi kisah Mahabharata ini dalam bentuk tertulis untuk kaum muda dan dalam epik orisinal. Sehingga, setelah menghayati dan meresapi epik klasik ini, pembaca akan menghadapi hidup dengan lebih berani, serta kehendak hati yang lebih kuat, dan pikiran yang lebih bersih. Buku ini tidak hanya sekadar kisah atau cerita pada umumnya, Mahabharata adalah rekaman pikiran dan semangat nenek moyang, yang lebih mementingkan kebaikan di atas kenikmatan dan kesenangan. Serta, melihat misteri kehidupan secara lebih mendalam di tengah upaya yang tidak ada habis-habisnya untuk mendapatkan hal-hal yang maya di dunia yang materialistis.
Rasanya pantas kita haturkan terima kasih pada mereka yang telah melestarikan epik yang sudah berusai berabad-abad ini, terlepas dari sekian banyak perubahan yang dialami bangsa pasca-zaman Wiyasa (hasil karyanya, Mahabharata) dan Walmiki (hasil karyanya, Ramayana). Berabad-abad yang lalu muncul ungkapan “Apa yang tidak ada dalam karya besar Mahabharata ini, tidak aka nada di mana pun.” Sekarang, setelah dua puluh abad, dapat dikatakan dengan ungkapan yang sama, “Siapa pun yang tidak mengenal karya besar Mahabharata ini, tidak tahu keagungan dan kedalaman jiwa manusia; ia telah meluputkan percobaan dan tragedi, serta keindahan dan keagungan hidup manusia.” Selamat membaca.
Judul : Kitab Epos MAHABHARATA
ISBN : 978-602-7640-50-4
Penulis : C. Rajagopalachari
Penerjemah : Yudhi Murtanto
Penerbit : IRCiSoD
Cetakan : Februari, 2013
Jenis Cover : Hard Cover
Tebal : 482 halaman
Dimensi : 16 x 24,5 cm
Kategori : Epos Klasik
Bandung, 22 Maret 2014
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 23 Maret 2014
MAHABHARATA, Sebuah karya sastra kuno yang ditulis oleh Begawan Byasa atau Vyasa atau Wiyasa dari India. Secara singkat, Mahabharata menceritakan kisah konflik para Pandawa lima dengan saudara sepupu mereka, sang seratus Korawa, mengenai sengketa hak pemerintahan tanah negara Hastinapura (Astina). Puncaknya adalah perang Bharatayuddha di medan Kurusetra yang pertempurannya berlangsung selama delapan belas hari.
Bukan sekadar sebuah epik! Ini adalah roman yang menceritakan laki-laki dan perempuan heroik serta beberapa tokoh luar biasa. Karya ini merupakan seni sastra dalam dirinya sendiri yang mengandung rahasia hidup, filsafat relasi sosial dan etik, serta pemikiran penting tentang masalah-masalah manusia yang sulit dicari padanannya.
Dengan membaca karya besar ini, kita akan tahu keagungan dan kedalaman jiwa manusia. Dan, kisah ini adalah rekaman pikiran serta semangat orang-orang yang lebih mementingkan kebaikan di atas kenikmatan dan kesenangan dunia, sekaligus yang melihat misteri kehidupan secara lebih mendalam.
Kita dapat mengatakan bahwa Mahabharata merupakan samudra luas dan dalam yang berisi permata dan mutiara berharga yang tidak terhitung jumlahnya. Bersama dengan Ramayana, buku ini merupakan sumber etika dan kebudayaan Timur yang tidak ada habis-habisnya.
C Rajagopalachari menyusun versi kisah Mahabharata ini dalam bentuk tertulis untuk kaum muda dan dalam epik orisinal. Sehingga, setelah menghayati dan meresapi epik klasik ini, pembaca akan menghadapi hidup dengan lebih berani, serta kehendak hati yang lebih kuat, dan pikiran yang lebih bersih. Buku ini tidak hanya sekadar kisah atau cerita pada umumnya, Mahabharata adalah rekaman pikiran dan semangat nenek moyang, yang lebih mementingkan kebaikan di atas kenikmatan dan kesenangan. Serta, melihat misteri kehidupan secara lebih mendalam di tengah upaya yang tidak ada habis-habisnya untuk mendapatkan hal-hal yang maya di dunia yang materialistis.
Rasanya pantas kita haturkan terima kasih pada mereka yang telah melestarikan epik yang sudah berusai berabad-abad ini, terlepas dari sekian banyak perubahan yang dialami bangsa pasca-zaman Wiyasa (hasil karyanya, Mahabharata) dan Walmiki (hasil karyanya, Ramayana). Berabad-abad yang lalu muncul ungkapan “Apa yang tidak ada dalam karya besar Mahabharata ini, tidak aka nada di mana pun.” Sekarang, setelah dua puluh abad, dapat dikatakan dengan ungkapan yang sama, “Siapa pun yang tidak mengenal karya besar Mahabharata ini, tidak tahu keagungan dan kedalaman jiwa manusia; ia telah meluputkan percobaan dan tragedi, serta keindahan dan keagungan hidup manusia.” Selamat membaca.
Judul : Kitab Epos MAHABHARATA
ISBN : 978-602-7640-50-4
Penulis : C. Rajagopalachari
Penerjemah : Yudhi Murtanto
Penerbit : IRCiSoD
Cetakan : Februari, 2013
Jenis Cover : Hard Cover
Tebal : 482 halaman
Dimensi : 16 x 24,5 cm
Kategori : Epos Klasik
Bandung, 22 Maret 2014
Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 23 Maret 2014
Resensi Buku: Petarung Politik, Profil Capres-Cawapres RI Potensial 2014
Siapa Presiden Terpilih 2014?
MENGENAL Tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi calon presiden tentu akan menarik dan memberi manfaat. Anda akan melihat sisi-sisi lain sang tokoh yang mungkin tidak terungkap oleh lembaga-lembaga survei atau media-media yang telah mengekspos tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, setelah mengetahui profil tokoh-tokoh yang ada, selanjutnya Anda akan mampu membuat bingkai sendiri, siapakah tokoh yang pantas menjadi Presiden Terpilih 2014 nanti? Bersamaan atau bahkan di luar bingkai-bingkai yang ditawarkan lembaga survei atau media selama ini.
Di tahun politik ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini telah memasuki tahapan Pemilu 2014. Mulai 16 Maret–5 April bergulir masa kampanye partai politik untuk selanjutnya melaksanakan Pemilu Legislatif (9 April 2014). Kemudian, melaksanakan Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Mau tidak mau, secara konstitusional, kita akan memiliki sosok baru yang akan memimpin bangsa ini. Masa bakti Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan negara berpenduduk 250 juta jiwa ini akan berakhir. Dua periode sudah SBY memimpin Indonesia. Pada waktunya nanti, siapakah yang akan naik ke tampuk pemerintahan menggantikan SBY?
Belajar dari masa lalu, sejarah mencatat masa Orde Lama, ketika Presiden Soekarno memimpin Indonesia selama 20 tahun. Presiden RI Pertama itu menjelma menjadi tokoh yang dikultuskan dan diangkat menjadi “Presiden Semur Hidup”. Peristiwa itu juga diulangi pada masa Orde Baru, ketika Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Saat itu, rakyat terbuai dan bertanya, “Memangnya ada yang pantas menggantikan Pak Harto?” Dari dua pengalaman sejarah tersebut, keduanya dikultuskan oleh rakyat Indonesia. Kepemimpinan “yang tidak tergantikan” tersebut malah berubah menjadi otoriter. Tapi, sejarah kemudian mencatat, kekuasaan mereka berakhir dengan pencabutan mandat rakyat yang dulu telah memilihnya.
Belajar dari sejarah di atas, bangsa ini, harus meyakini, tak akan pernah kehabisan orang-orang hebat yang pantas menjadi presiden. Sebagai warga negara yang kritis dan rasional, kita harus yakin bahwa sosok Soekarno, Soeharto, hingga Yudhoyono akan selalu ada yang menggantikan. Tunas-tunas baru pemimpin negeri akan lahir dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Indonesia kelak.
Buku Petarung Politik: Profil Capres-Cawapres RI Potensial 2014 ini memunculkan putra-putri terbaik bangsa. Terlepas dari kontroversi yang ada, mereka berhasil meninggalkan jejak dalam sejarah modern Indonesia. Nama-nama yang tersebut dalam buku setebal 250 halaman ini mungkin akan bertarung untuk menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Sekali lagi, selamat membaca dan pilihlah sosok terbaik sesuai hati nurani. Suara Anda menentukan masa depan Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan atau untuk selamanya. (suro prapanca/den)
Judul : Petarung Politik: Profil Capres-Cawapres RI Potensial 2014
ISBN : 978-602-241-729-3
Penulis : Tim Divaro, Sugha E dkk
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 250 halaman
Dimensi : 14,5 x 21 cm Kategori : Profil Capres 2014
Bandung, 14 Maret 2014
MENGENAL Tokoh-tokoh yang berpotensi menjadi calon presiden tentu akan menarik dan memberi manfaat. Anda akan melihat sisi-sisi lain sang tokoh yang mungkin tidak terungkap oleh lembaga-lembaga survei atau media-media yang telah mengekspos tokoh-tokoh tersebut. Dengan demikian, setelah mengetahui profil tokoh-tokoh yang ada, selanjutnya Anda akan mampu membuat bingkai sendiri, siapakah tokoh yang pantas menjadi Presiden Terpilih 2014 nanti? Bersamaan atau bahkan di luar bingkai-bingkai yang ditawarkan lembaga survei atau media selama ini.
Di tahun politik ini, Negara Kesatuan Republik Indonesia ini telah memasuki tahapan Pemilu 2014. Mulai 16 Maret–5 April bergulir masa kampanye partai politik untuk selanjutnya melaksanakan Pemilu Legislatif (9 April 2014). Kemudian, melaksanakan Pemilihan Presiden pada 9 Juli 2014. Mau tidak mau, secara konstitusional, kita akan memiliki sosok baru yang akan memimpin bangsa ini. Masa bakti Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan negara berpenduduk 250 juta jiwa ini akan berakhir. Dua periode sudah SBY memimpin Indonesia. Pada waktunya nanti, siapakah yang akan naik ke tampuk pemerintahan menggantikan SBY?
Belajar dari masa lalu, sejarah mencatat masa Orde Lama, ketika Presiden Soekarno memimpin Indonesia selama 20 tahun. Presiden RI Pertama itu menjelma menjadi tokoh yang dikultuskan dan diangkat menjadi “Presiden Semur Hidup”. Peristiwa itu juga diulangi pada masa Orde Baru, ketika Presiden Soeharto memimpin Indonesia selama lebih dari tiga dekade. Saat itu, rakyat terbuai dan bertanya, “Memangnya ada yang pantas menggantikan Pak Harto?” Dari dua pengalaman sejarah tersebut, keduanya dikultuskan oleh rakyat Indonesia. Kepemimpinan “yang tidak tergantikan” tersebut malah berubah menjadi otoriter. Tapi, sejarah kemudian mencatat, kekuasaan mereka berakhir dengan pencabutan mandat rakyat yang dulu telah memilihnya.
Belajar dari sejarah di atas, bangsa ini, harus meyakini, tak akan pernah kehabisan orang-orang hebat yang pantas menjadi presiden. Sebagai warga negara yang kritis dan rasional, kita harus yakin bahwa sosok Soekarno, Soeharto, hingga Yudhoyono akan selalu ada yang menggantikan. Tunas-tunas baru pemimpin negeri akan lahir dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi Indonesia kelak.
Buku Petarung Politik: Profil Capres-Cawapres RI Potensial 2014 ini memunculkan putra-putri terbaik bangsa. Terlepas dari kontroversi yang ada, mereka berhasil meninggalkan jejak dalam sejarah modern Indonesia. Nama-nama yang tersebut dalam buku setebal 250 halaman ini mungkin akan bertarung untuk menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2014-2019. Sekali lagi, selamat membaca dan pilihlah sosok terbaik sesuai hati nurani. Suara Anda menentukan masa depan Republik Indonesia untuk lima tahun ke depan atau untuk selamanya. (suro prapanca/den)
Judul : Petarung Politik: Profil Capres-Cawapres RI Potensial 2014
ISBN : 978-602-241-729-3
Penulis : Tim Divaro, Sugha E dkk
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 250 halaman
Dimensi : 14,5 x 21 cm Kategori : Profil Capres 2014
Bandung, 14 Maret 2014
Langganan:
Postingan (Atom)