Ayat-Ayat Semesta Menjadi Kebangkitan Sains Islam
Bila mendengar kata ‘sains’ dan ‘agama’ (dalam hal ini Islam), mungkin sampai sekarang banyak orang yang menggambarkan betapa serunya sejarah hubungan di antara keduanya. Dalam catatan sejarah, perjumpaan agama dengan sains tidak hanya berupa pertentangan belaka, tetapi juga banyak cerita bagaimana orang berusaha mencari hubungan antara keduanya. Yaitu hubungan pada posisi, sains tidak mengarahkan agama pada jalan yang dikehendakinya dan agama juga tidak memaksakan sains untuk tunduk pada kehendaknya.
Di sini, dalam buku Nalar Ayat-Ayat Semesta terlebih dahulu sang penulis menguraikan tentang tiga pola interaksi antara sains dan Islam, yaitu Islamisasi Sains, Saintifikasi Islam, dan Sains Islam: pengertian, perbedaan, dan persamaannya. Menurut penulis, Islamisasi Sains telah banyak dilakukan, baik oleh perorangan maupun lembaga. Seperti yang dilakukan Fakultas Sains dan Teknologi semua Universitas Islam Negeri (UIN) di seluruh Indonesia, mereka melakukan upaya Islamisasi Sains dalam mengintegrasi sains dan Islam.
Bagaimana dengan Sains Islam? Sejauh ini wacana yang mendominasi Sains Islam berada di ranah ilmu sosial, seperti ekonomi, psikologi, maupun politik. Di sinilah, Agus Purwanto, sang penulis Nalar Ayat-Ayat Semesta, memberikan argumentasi bahwa Sains Islam juga berlaku bagi ilmu alam. Dia menyampaikan secara mendetail dalam buku yang kedua ini (buku pertamanya berjudul: Ayat-Ayat Semesta, Mei 2008) khususnya dengan mempertimbangkan 800 ayat dalam Al-Quran yang secara deskriptif menerangkan tentang fenomena alam atau disebut dengan ayat-ayat kauniyah.
Dalam Al-Quran, jumlah ayat-ayat kauniyah sangatlah banyak, tetapi sering kali terabaikan dari perhatian umat Muslim. Padahal ayat-ayat kauniyah itu perlu, untuk menggugah kesadaran mengenai pentingnya penguasaan ilmu dan teknologi bagi kesejahteraan manusia di muka bumi, selain untuk merenungkan penciptaan Tuhan.
Melanjutkan buku pertamanya itulah, sang penulis –yang juga seorang doktor fisika teoretis dan pengkaji serius Al-Quran— mengajak umat Muslim untuk senantiasa merenungkan ayat-ayat kauniyah yang terdapat di dalam Al-Quran demi tumbuhnya kecintaan pada sains sekaligus pada bahasa Arab dan Al-Quran, serta sebaliknya cinta pada Al-Quran sekaligus sains.
Pada akhirnya, ajakan sang penulis yang dituangkan dalam buku ini menjadi harapan besar. Harapan untuk membangun Sains Islam, karena umat Islam telah sekian lama mengabaikan dan tidak mempunyai tradisi mengembangkan ilmu alam atau membangun sains secara umum, tidak hanya wacana Sains Islam di ranah ilmu sosial.
Nalar Ayat-Ayat Semesta (AAS), penyebutan ini diharapkan memberi efek psikologis bahwa Al-Quran merupakan basis epistemologi dalam konstruksi Sains Islam. Dalam artian, wahyu menjadi bagian dari dasar-dasar pengetahuan, baik yang berhubungan dengan hakikat hidup (ontologi) maupun kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia (aksiologi). Jadi, Al-Quran tidak lagi dipahami sekadar katalog atau daftar fasilitas hidup setelah mati maupun setelah Hari Kebangkitan di Padang Mahsyar, melainkan dipahami secara lebih lengkap dan terpadu. Semoga!
Judul : NALAR AYAT-AYAT SEMESTA
Menjadikan Al-Quran sebagai Basis Konstruksi Ilmu Pengetahuan
ISBN : 978-979-433-730-1
Karya : Agus Purwanto, D.Sc.
Diterbitkan : Penerbit Mizan, PT Mizan Pustaka
Cetakan I : Agustus 2012
Tebal : 480 halaman
Jenis Cover : Hard Cover
Dimensi : 19 x 24,5 cm
Kategori : Al-Quran/Sains
Bandung, 7 Juni 2013
Suro Prapanca
Dimuat juga pada harian INILAHKORAN, Minggu 9 Juni 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar