Rabu, 22 Mei 2013

Resensi Buku - CERITA AZRA

Azyumardi Azra Sang Intelektual Organik 

Azyumardi Azra adalah seorang pakar sejarah dan peradaban Islam yang diakui dunia internasional. Azra —biasa dia dipanggil— seorang cendekiawan Muslim “pendobrak”. Kiprahnya di dunia pendidikan menghasilkan inovasi-inovasi yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Salah satu hasilnya adalah bertransformasinya IAIN Syarif Hidayatullah menjadi UIN Syarif Hidayatullah, yang menjadikan institusi pendidikan Islam bisa masuk ke dalam arus utama, menjadi lebih open-minded, berkualitas, dan bermartabat di mata masyarakat.

Direktur Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah ini juga orang Indonesia pertama yang meraih gelar Commander of the British Empire (CBE) dari Ratu Inggris. Dia berhak dipanggil “Sir” dan memiliki hak-hak yang juga istimewa, seperti bebas keluar-masuk Inggris tanpa visa dan bisa juga minta (jika beliau mau) dimakamkan di Inggris Raya. Gelar ini pun lebih tinggi daripada pesepak bola terkenal, David Beckham, yang ‘hanya’ bergelar Officer of the Order of British Empire (OBE) dan beberapa orang populer lainnya di Inggris.


Membaca buku berjudul CERITA AZRA: Biografi Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra seperti sebuah cerminan tentang apa yang mungkin pembaca dapatkan dalam hidup, selama mau berusaha cukup keras. Apa pun bisa dicapai jika kita berupaya; seperti ungkapan populer dalam bahasa Inggris, the sky’s the limit. Pemikiran Azyumardi yang moderat juga sangat berguna untuk diambil sebagai pelajaran. Dia termasuk salah satu dari sedikit pemikir Islam yang bisa mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang bertentangan. Pikirannya cukup terbuka dan hatinya cukup lembut untuk dapat melihat suatu permasalahan dari berbagai sudut, kecenderungan yang tidak dimiliki semua orang.

Buku biografi yang ditulis seorang Editor, Andina Dwifatma, ini juga mengupas intisari pemikiran Azyumardi yang menyepakati pendapat bahwa cendekiawan semestinya dapat merekontekstualisasi berbagai gagasan yang bertebaran di dunia pemikiran dengan situasi negara, sehingga menjadi bermanfaat untuk banyak pihak. Di samping itu, dia juga seorang aktivis. Di kisahkan bagaimana dia aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sebagai Presidium Pimpinan Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), juga pernah menjabat Rektor UIN Jakarta, yang tentu saja untuk menangani semua itu tidak hanya cukup dengan konsep dan wacana serta teoritis. Sehingga, dia lebih pas dipandang sebagai ‘intelektual organik’.

Di antara berbagai hal yang biasanya beliau periksa dengan saksama, berkomentar dengan referensi yang kuat, dan analisis tajam mengenai dunia Islam, pendidikan, politik, dan sejarah --dalam biografi ini ada rangkuman empat pokok bahasan yang mendapat perhatian utama. Apa saja itu, tentu butuh berlembar-lembar untuk menyampaikannya dalam resensi ini. Bila CERITA AZRA ini ada di hadapan pembaca, sepertinya ini bisa diposisikan sebagai sebuah pengantar bagi pembaca yang ingin lebih jauh menyelami pemikiran sang intelektual organik ini.

Kombinasi pencapaian dan karakter Azyumardi menghasilkan sebuah cerita panjang yang darinya dapat disarikan suatu pelajaran. Dengan demikian, rasanya tidak terlalu salah jika penulis berharap biografi singkat —yang lebih tepat disebut kumpulan features—ini mengungkapkan kisah kehidupan Azyumardi Azra beserta sisi-sisi menarik kehidupannya yang jarang diketahui masyarakat. Dengan membaca buku ini, Anda akan terinspirasi oleh kisah hidupnya.

Judul : CERITA AZRA: Biografi Cendekiawan Muslim Azyumardi Azra
ISBN : 978-979-099-313-6
Penulis : Andina Dwifatma
Editor : Adhika Prasetya Kusharsanto
Penerbit : Erlangga
Cetakan : Maret 2011
Tebal : 248 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14,5 x 21 cm
Kategori : Biografi

Bandung, 17 Mei 2013
Suro Prapanca
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 19 Mei 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar