Judul Resensi Buku:
“Mengobati” Karut-marut Penggunaan Bahasa
(Resensi Buku: Jangan Salahkan Bahasa!) -- BAHASA itu fenomena. Tak hanya berfungsi sebagai lingua franca atau sarana pergaulan antarindividu, ia juga “mewarnai” kehidupan. Bahasa tak hanya menyampaikan pesan, tetapi juga kesan. Bahasa bisa menjadi bagian dari duka dan bahagia anak manusia. Namun, sering kali pula bahasa hadir tidak semestinya. Bahasa tak salah. Yang salah itu penutur atau penggunanya.
Segala bentuk kekritisan (dan kejenakaan) dalam penggunaan bahasa disampaikan secara utuh dalam buku ini ––buku yang menjadi representasi idealisme berbahasa tujuh penulus muda. Ketujuh penulis ini ––Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas–– menyampaikan kegundahan dan koreksi atas ketidakakuratan penggunaan bahasa. Sangat menjadi best-seller book yang mengulas kebahasaan populer saat ini.
Para penulis memberi judul buku ini "Jangan Salahkan Bahasa!", kemudian berkesempatan diresensi oleh Suro Prapanca. Buku ini memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pengguna bahasa, baik itu para eksekutif, penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan juga selebritas. Dengan ketebalan 242 halaman, berbagai istilah dibahas. Ada yang serius, ada juga yang ringan menggelitik. Dengan kajian yang begitu menarik, buku ini sangat layak dikoleksi oleh para pencinta bahasa Indonesia.
“Buku ini memberikan pandangan lain tentang suatu persoalan kebahasaan sehingga persoalan bahasa tidak harus dilihat secara hitam putih,” ujar M. Abdul Khak, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Barat, dalam kata pengantarnya.
Lewat tulisan-tulisan yang (hampir semua) dimuat di rubrik “Wisat Bahasa” HU Pikiran Rakyat ini, “mengobati” karut-marut pemakaian bahasa, seperti Bagaimana penggunaan kata nomine, nominasi, dan nominator?; Absensi versus presensi?; Apa kata nonsense adalah kata asing (Inggris)?; Silaturahmi atau silaturahim?; Berbahasa satu bahasa Indonesia atau Menjunjung bahsaa persatuan bahasa Indonesia?; Penggunaan akronim kebablasan.; Terima kasih sebanyak-banyaknya atau terima kasih setulus-tulusnya?; serta masih banyak lagi bahasan mengenai berbahasa ini. Jadi, walaupun dalam keseharian kita menggunakan bahasa Indonesia, membaca buku ini seperti menemukan tempat yang belum pernah kita kunjungi. Ada dua hal yang terasa setiap kita mendapat “pengalaman” baru: kejutan yang menyenangkan atas informasi baru dan mendalam serta perasaan bahwa masih banyak pengetahuan yang perlu terus kita gali dari bahasa Indonesia sebagai persatuan di bumi Nusantara ini.
Niscaya ini benar-benar buku yang harus dibaca oleh para pemakai bahasa Indonesia aktif terutama para eksekutif, termasuk penulis, pejabat pemerintah, politikus, dan selebritas (dalam arti sebenarnya yang bukan melulu artis seperti disalahartikan di Indonesia selama ini), yang biasa memakai istilah asing untuk keren-kerenan tanpa memedulikan laras dan tidaknya hubungan maknawinya. Sekali lagi, buku ini benar-benar memberi pengertian yang kena, wajar, dan indah tentang kesalahan-kesalahan yang kepalang dipakai oleh pihak tersebut tadi. Bahwa bahasa pun selalu berkembang, itu merupakan daya pikat tersendiri untuk dikaji ilmiah dari sudut pengetahuan sosiologi yang membuat pemerhati dan pengajar bahasa seyogianya tidak bersikap kolot, ngotot, ngeyel, dan keukeuh pada hanya satu saja pengertian peristilahan tertentu. Tampaknya pembaca mendapatkan itu di dalam mendaras buku ini. Selamat membaca resensi buku ini yang juga dimuat di harian Inilah Koran.
Judul : Jangan Salahkan Bahasa!
ISBN : 978-602-1241-02-8
Penulis : Imam J.P., Asep Juanda, Dadan Suwarna, Dindin Samsudin, Dudung Ridwan, Edi Warsidi, dan Nandang R. Pamungkas
Penerbit : Media Cendekia Publisher
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xii+242 halaman
Dimensi : 14,5 x 21 cm
Sabtu, 19 Juli 2014
Resensi Buku: Max Havelaar
Judul Resensi Buku:
Kisah yang “Membunuh” Kolonialisme
(Resensi Buku: Max Havelaar) -- MULTATULI atau Eduard Douwes Dekker (1820-1887) menulis Max Havelaar setelah selama 18 tahun mengabdi sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karier Multatuli sebagai penulis berlangsung 18 tahun, sama seperti masa kariernya sebagai pegawai pemerintah. Multatuli kemudian mengasingkan diri ke Jerman dan meninggal pada Februari 1887.
Eduard Douwes Dekker adalah mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada pribumi. Satu Best-seller Book yang pada zamannya benar-benar menjadi "Kisah yang Membunuh Kolonialisme".
Meski pendidikan hanya terbuka bagi kaum elite yang loyal kepada pemerintah Hindia Belanda, setidaknya kesempatan itu membuka mata para priyayi pribumi tentang kondisi dunia. Bahkan, Pramoedya Ananta Toer (pengarang yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun, --pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing) berpendapat bahwa reformasi pendidikan kaum elite ini pada akhirnya memunculkan pergerakan nasional, yang memunculkan negara Indonesia dan mengakhiri kolonialisme Belanda pada 1945, serta memicu gerakan-gerakan antikolonialisme di Afrika. Karena itu, Pramoedya menyebut Max Havelaar sebagai buku yang “membunuh” kolonialisme.
Penerbit Qanita mempersembahkan Max Havelaar sebagai salah satu buku yang penting dalam khazanah sastra klasik Indonesia. Sebuah karya yang mengunggah kebobrokan pemerintahan dan ketidakpedulian para pejabat, sebuah penyakit yang menjadi momok di Lebak dan Indonesia hingga masa kini. Sebuah karya sastra yang memperkaya batin pembacanya.
Qanita menerjemahkan Max Havelaar dari edisi bahasa Inggris terjemahan Baron Alphonse Nahuys, dengan referensi edisi terjemahan Indonesia oleh HB Jassin. Penerbit juga melakukan beberapa penyesuaian minor agar bahasanya lebih bisa diterima pembaca sekarang, tetapi dengan tetap mempertahankan nuansa klasiknya.
Tragis, lucu, dan humanis, Max Havelaar, salah satu karya klasik yang mendunia. Kemunculannya menggemparkan dan mengusik naruni. Buku ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diadaptasi dalam film dan drama, gaung kisah Max Havelaar masih menyentuh pembaca sejak terbit tahun 1860 hingga kini. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : MAX HAVELAAR
ISBN : 978-602-1637-45-6
Penulis : Multatuli
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 480 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kisah yang “Membunuh” Kolonialisme
(Resensi Buku: Max Havelaar) -- MULTATULI atau Eduard Douwes Dekker (1820-1887) menulis Max Havelaar setelah selama 18 tahun mengabdi sebagai pegawai pemerintah Hindia Belanda. Karier Multatuli sebagai penulis berlangsung 18 tahun, sama seperti masa kariernya sebagai pegawai pemerintah. Multatuli kemudian mengasingkan diri ke Jerman dan meninggal pada Februari 1887.
Eduard Douwes Dekker adalah mantan Asisten Lebak, Banten, pada abad ke-19. Douwes Dekker terusik nuraninya melihat penerapan sistem tanam paksa oleh pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Dengan nama pena Multatuli, yang berarti aku menderita, dia mengisahkan kekejaman tanam paksa yang menyebabkan ribuan pribumi kelaparan, miskin, dan menderita. Mereka diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi korup yang sibuk memperkaya diri. Hasilnya, Belanda menerapkan Politik Etis dengan mendidik kaum pribumi elite sebagai usaha “membayar” utang mereka kepada pribumi. Satu Best-seller Book yang pada zamannya benar-benar menjadi "Kisah yang Membunuh Kolonialisme".
Meski pendidikan hanya terbuka bagi kaum elite yang loyal kepada pemerintah Hindia Belanda, setidaknya kesempatan itu membuka mata para priyayi pribumi tentang kondisi dunia. Bahkan, Pramoedya Ananta Toer (pengarang yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925 – meninggal di Jakarta, 30 April 2006 pada umur 81 tahun, --pengarang yang produktif dalam sejarah sastra Indonesia yang telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa asing) berpendapat bahwa reformasi pendidikan kaum elite ini pada akhirnya memunculkan pergerakan nasional, yang memunculkan negara Indonesia dan mengakhiri kolonialisme Belanda pada 1945, serta memicu gerakan-gerakan antikolonialisme di Afrika. Karena itu, Pramoedya menyebut Max Havelaar sebagai buku yang “membunuh” kolonialisme.
Penerbit Qanita mempersembahkan Max Havelaar sebagai salah satu buku yang penting dalam khazanah sastra klasik Indonesia. Sebuah karya yang mengunggah kebobrokan pemerintahan dan ketidakpedulian para pejabat, sebuah penyakit yang menjadi momok di Lebak dan Indonesia hingga masa kini. Sebuah karya sastra yang memperkaya batin pembacanya.
Qanita menerjemahkan Max Havelaar dari edisi bahasa Inggris terjemahan Baron Alphonse Nahuys, dengan referensi edisi terjemahan Indonesia oleh HB Jassin. Penerbit juga melakukan beberapa penyesuaian minor agar bahasanya lebih bisa diterima pembaca sekarang, tetapi dengan tetap mempertahankan nuansa klasiknya.
Tragis, lucu, dan humanis, Max Havelaar, salah satu karya klasik yang mendunia. Kemunculannya menggemparkan dan mengusik naruni. Buku ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa dan diadaptasi dalam film dan drama, gaung kisah Max Havelaar masih menyentuh pembaca sejak terbit tahun 1860 hingga kini. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : MAX HAVELAAR
ISBN : 978-602-1637-45-6
Penulis : Multatuli
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 480 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Senin, 14 Juli 2014
Resensi Buku: Islamic Character Building
Menjadikan Muslim Berkarakter Qurani
SALAH Satu tujuan pendidikan --seperti disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof H Akhmaloka PhD dalam pengantar buku ini-- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kepeloporan dan kemampuan berkompetisi secara sehat dan sportif serta memiliki tanggung jawab dan etika. Tak terkecuali dalam menyampaikan pendidikan agama/etika, pun harus mengambil sebagian tanggung jawab tersebut. Agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai tujuan pendidikan yang telah disebutkan di atas, menurut Akhmaloka, perlu dilakukan tiga tahapan sistematis yang kerap dinamakan sebagai konsep BAC, yaitu behavior, attitude, dan culture.
Lebih lanjut Akhmaloka menyampaikan, pendidikan yang diberikan itu, pertama-tama harus dapat mengubah perilaku (behavior), baik karena kesadaran maupun karena keterpaksaan. Tahap selanjutnya, terjadi perubahan sikap (attitude) yang berkesadaran. Kemudian, setelah mengalami perubahan perilaku dan sikap berkesadaran, maka kelak akan terwujud budaya (culture) yang baik.
Tujuan pendidikan itulah yang mendasari dalam menghadapi perkembangan kemajuan teknologi informasi di dunia yang semakin pesat dan persaingannya yang semakin ketat sekarang ini. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut, kita harus menjadi pribadi yang berkualitas prima dalam aspek spiritual dan jasmani. Pertanyaannya, persiapan apa yang harus dilakukan seorang Muslim untuk menjadi pribadi yang prima tersebut?
Sesungguhnya untuk melaksanakan tugasnya, manusia telah dibekali pedoman hidup (Alquran dan hadis). Islam mengajarkan kita untuk menjadi hamba yang saleh dan manusia yang cerdas dalam memanfaatkan berbagai karunia dari Allah Swt.
Buku karya Dr Asep Zaenal Ausop MAg (dosen mata kuliah Agama Islam di ITB) ini mengurai banyak hal yang mampu menjadikan seorang Muslim berkarakter Qurani (Quranic character), seperti Islam sebagai way of life yang diwajibkan Allah kepada manusia; Hakikat manusia: siapa manusia itu, tujuan hidup manusia, dan tugas manusia dalam kehidupan; Aturan hukum yang harus dipahami manusia dalam bertugas sebagai khalifah fil ardh; Etika manusia kepada Sang Pencipta, sesama manusia, dan makhluk lainnya; Panduan membangun peradaban dengan ilmu agama dan ilmu sains.
Membaca buku Islamic Character Building sampai tuntas akan mengobati dahaga Anda akan informasi mengenai pribadi Muslim yang prima. Pribadi Insan Kamil yang mampu menjadi hamba yang saleh, manusia yang berbudi pekerti luhur, dan manusia yang memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama.
Buku setebal 464 halaman ini akan mengubah paradigma berpikir Anda, mengoreksi Islam persepsi menuju Islam ilmu, serta insya Allah akan membuka cakrawala Anda tentang khazanah ilmu Islam, serta meningkatkan iman dan amaliah. Buku ini pun akan membantu anda menjadi Muslim tauhidullah, beribadah sesuai sunah Rasulullah saw dan berkarakter Qurani. Selamat membaca.
Judul : Islamic Character Building
ISBN : 978-602-781-741-8
Penulis : Dr Asep Zaenal Ausop MAg
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xviii+646 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm
SALAH Satu tujuan pendidikan --seperti disampaikan Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof H Akhmaloka PhD dalam pengantar buku ini-- adalah menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kepeloporan dan kemampuan berkompetisi secara sehat dan sportif serta memiliki tanggung jawab dan etika. Tak terkecuali dalam menyampaikan pendidikan agama/etika, pun harus mengambil sebagian tanggung jawab tersebut. Agar lulusannya memiliki kompetensi sesuai tujuan pendidikan yang telah disebutkan di atas, menurut Akhmaloka, perlu dilakukan tiga tahapan sistematis yang kerap dinamakan sebagai konsep BAC, yaitu behavior, attitude, dan culture.
Lebih lanjut Akhmaloka menyampaikan, pendidikan yang diberikan itu, pertama-tama harus dapat mengubah perilaku (behavior), baik karena kesadaran maupun karena keterpaksaan. Tahap selanjutnya, terjadi perubahan sikap (attitude) yang berkesadaran. Kemudian, setelah mengalami perubahan perilaku dan sikap berkesadaran, maka kelak akan terwujud budaya (culture) yang baik.
Tujuan pendidikan itulah yang mendasari dalam menghadapi perkembangan kemajuan teknologi informasi di dunia yang semakin pesat dan persaingannya yang semakin ketat sekarang ini. Untuk menghadapi tantangan zaman tersebut, kita harus menjadi pribadi yang berkualitas prima dalam aspek spiritual dan jasmani. Pertanyaannya, persiapan apa yang harus dilakukan seorang Muslim untuk menjadi pribadi yang prima tersebut?
Sesungguhnya untuk melaksanakan tugasnya, manusia telah dibekali pedoman hidup (Alquran dan hadis). Islam mengajarkan kita untuk menjadi hamba yang saleh dan manusia yang cerdas dalam memanfaatkan berbagai karunia dari Allah Swt.
Buku karya Dr Asep Zaenal Ausop MAg (dosen mata kuliah Agama Islam di ITB) ini mengurai banyak hal yang mampu menjadikan seorang Muslim berkarakter Qurani (Quranic character), seperti Islam sebagai way of life yang diwajibkan Allah kepada manusia; Hakikat manusia: siapa manusia itu, tujuan hidup manusia, dan tugas manusia dalam kehidupan; Aturan hukum yang harus dipahami manusia dalam bertugas sebagai khalifah fil ardh; Etika manusia kepada Sang Pencipta, sesama manusia, dan makhluk lainnya; Panduan membangun peradaban dengan ilmu agama dan ilmu sains.
Membaca buku Islamic Character Building sampai tuntas akan mengobati dahaga Anda akan informasi mengenai pribadi Muslim yang prima. Pribadi Insan Kamil yang mampu menjadi hamba yang saleh, manusia yang berbudi pekerti luhur, dan manusia yang memanfaatkan teknologi demi kebaikan bersama.
Buku setebal 464 halaman ini akan mengubah paradigma berpikir Anda, mengoreksi Islam persepsi menuju Islam ilmu, serta insya Allah akan membuka cakrawala Anda tentang khazanah ilmu Islam, serta meningkatkan iman dan amaliah. Buku ini pun akan membantu anda menjadi Muslim tauhidullah, beribadah sesuai sunah Rasulullah saw dan berkarakter Qurani. Selamat membaca.
Judul : Islamic Character Building
ISBN : 978-602-781-741-8
Penulis : Dr Asep Zaenal Ausop MAg
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : xviii+646 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm
Resensi Buku: 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
Pesepak Bola Muslim di Piala Dunia 2014
DEMAM Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil sana, dapat dirasakan bahkan sampai di Indonesia. Bahkan, sekarang sedang panas-panasnya, setelah memasuki babak perdelapan final. Apalagi nanti bila sudah memasuki babak semifinal, dan terakhir pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh bermiliar mata di penjuru dunia, Final Piala Dunia tanggal 14 Juli 2014. (Dimenangkan oleh Jerman dengan skor Jerman 1 - 0 Argentina, sampai babak pertambahan waktu, Senin (14/7/2014) dini hari.)
Di antara pemain-pemain sepak bola hebat yang memperkuat tim nasional yang berjibaku di Piala Dunia itu adalah para pesepak bola Muslim. Dalam perjalanannya, hubungan sepak bola dan agama sudah berlangsung sangat lama, biak itu di Asia, Afrika, Amerika, terutama Eropa. Dan yang membuat kita bertanya-tanya adalah, bagaimana para pesepak bola Muslim itu tetap taat menjalankan ritual agamanya di atas lapangan hijau, seperti di Piala Dunia sekarang ini yang berlangsung bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Tentu hal ini juga mengundang banyak pasang mata dan telinga, termasuk Anda pembaca, untuk melirik dan memperhatikan mereka.
Buku 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia ini akan memberi dahaga informasi siapa saja sih mereka yang mahir mengolah si kulit bundar, tapi tak malu-malu menunjukkan identitas kemuslimannya di atas panggung sepak bola dunia? Lihatlah kiprah Mesut Ozil, gelandang Timnas Jerman yang sampai sekarang masih berjuang di babak perdelapan final untuk melaju ke babak selanjutnya. Anda mau tahu siapa lagi pesepak bola Muslim hebat lainnya?
Tentu, setelah Anda membaca buku yang menarik dengan gambar-gambar sang bintang full color ini, barulah mengetahui bahwa ternyata bintang sepak bola itu seorang Muslim. Di samping pesepak bola Muslim yang sekarang sedang memperkuat timnasnya di ajang Piala Dunia 2014. Juga, pesepak bola Muslim yang sekarang merumput di liga-liga Eropa, liga sepak bola yang katanya terbaik di seluruh jagat ini.
Ada yang menilai, mereka adalah para “pendakwah di atas lapangan hijau”. Mereka jadi sumber inspirasi tidak hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga untuk dunia sepak bola umumnya. Dalam buku ini juga digambarkan bagaimana, beberapa stadion di Inggris misalnya, mulai membangun musala agar para pemain Muslim mereka dapat leluasa menunaikan ibadah salat. Otoritas sepak bola Inggris cukup sensitif dengan meniadakan minuman beralkohol bagi para pemain Muslim saat mereka mendapat suatu penghargaan semisal Man of the Match, tak peduli tradisi itu sudah begitu lama dilakukan. Begitu juga dengan gerakan sujud syukur yang belakangan ini marak dilakukan para pesepak bola di mana-mana.
Dan, banyak lagi kisah inspiratif dari para pesepak bola Muslim hebat yang membuat hubungan sepak bola dan agama menampakkan wajahnya yang baru. Kita tunggu, 20 pesepak bola Muslim hebat dunia ini, yang nanti akan merengkuh mahkota penuh gengsi Piala Dunia 2014? Selamat membaca.
Judul : 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
ISBN : 978-602-241-902-0
Penulis : Arif Rahmadi Haryono & Yugha Erlangga
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 170 halaman
Dimensi : 19 x 24,5 cm
DEMAM Piala Dunia 2014 yang berlangsung di Brasil sana, dapat dirasakan bahkan sampai di Indonesia. Bahkan, sekarang sedang panas-panasnya, setelah memasuki babak perdelapan final. Apalagi nanti bila sudah memasuki babak semifinal, dan terakhir pertandingan yang ditunggu-tunggu oleh bermiliar mata di penjuru dunia, Final Piala Dunia tanggal 14 Juli 2014. (Dimenangkan oleh Jerman dengan skor Jerman 1 - 0 Argentina, sampai babak pertambahan waktu, Senin (14/7/2014) dini hari.)
Di antara pemain-pemain sepak bola hebat yang memperkuat tim nasional yang berjibaku di Piala Dunia itu adalah para pesepak bola Muslim. Dalam perjalanannya, hubungan sepak bola dan agama sudah berlangsung sangat lama, biak itu di Asia, Afrika, Amerika, terutama Eropa. Dan yang membuat kita bertanya-tanya adalah, bagaimana para pesepak bola Muslim itu tetap taat menjalankan ritual agamanya di atas lapangan hijau, seperti di Piala Dunia sekarang ini yang berlangsung bersamaan dengan datangnya bulan suci Ramadan. Tentu hal ini juga mengundang banyak pasang mata dan telinga, termasuk Anda pembaca, untuk melirik dan memperhatikan mereka.
Buku 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia ini akan memberi dahaga informasi siapa saja sih mereka yang mahir mengolah si kulit bundar, tapi tak malu-malu menunjukkan identitas kemuslimannya di atas panggung sepak bola dunia? Lihatlah kiprah Mesut Ozil, gelandang Timnas Jerman yang sampai sekarang masih berjuang di babak perdelapan final untuk melaju ke babak selanjutnya. Anda mau tahu siapa lagi pesepak bola Muslim hebat lainnya?
Tentu, setelah Anda membaca buku yang menarik dengan gambar-gambar sang bintang full color ini, barulah mengetahui bahwa ternyata bintang sepak bola itu seorang Muslim. Di samping pesepak bola Muslim yang sekarang sedang memperkuat timnasnya di ajang Piala Dunia 2014. Juga, pesepak bola Muslim yang sekarang merumput di liga-liga Eropa, liga sepak bola yang katanya terbaik di seluruh jagat ini.
Ada yang menilai, mereka adalah para “pendakwah di atas lapangan hijau”. Mereka jadi sumber inspirasi tidak hanya bagi kaum Muslim, tetapi juga untuk dunia sepak bola umumnya. Dalam buku ini juga digambarkan bagaimana, beberapa stadion di Inggris misalnya, mulai membangun musala agar para pemain Muslim mereka dapat leluasa menunaikan ibadah salat. Otoritas sepak bola Inggris cukup sensitif dengan meniadakan minuman beralkohol bagi para pemain Muslim saat mereka mendapat suatu penghargaan semisal Man of the Match, tak peduli tradisi itu sudah begitu lama dilakukan. Begitu juga dengan gerakan sujud syukur yang belakangan ini marak dilakukan para pesepak bola di mana-mana.
Dan, banyak lagi kisah inspiratif dari para pesepak bola Muslim hebat yang membuat hubungan sepak bola dan agama menampakkan wajahnya yang baru. Kita tunggu, 20 pesepak bola Muslim hebat dunia ini, yang nanti akan merengkuh mahkota penuh gengsi Piala Dunia 2014? Selamat membaca.
Judul : 20 Pesepak Bola Muslim Hebat Dunia
ISBN : 978-602-241-902-0
Penulis : Arif Rahmadi Haryono & Yugha Erlangga
Penerbit : Erlangga
Cetakan : 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 170 halaman
Dimensi : 19 x 24,5 cm
Buku Baru: TAUHID FOR TEENS
TEBAL BUKU & ISBN:
184 halaman; 979-24-5754-2
PENULIS:
Hamid Muhammad
PENERBIT:
MARJA
Tauhid for Teens ini menjelaskan tentang Tauhid, Kenabian, dan Kepemimpinan, Hari Kebangkitan, dan Keadilan Ilahi dalam satu untaian benang merah. Semuanya bermula dari Tauhid dan kembali kepada Tauhid.
Buku karya Hamid Muhammad dengan tebal 184 halaman ini merupakan salah satu sumber yang mungkin bisa memberikan pengantar bagi pembaca untuk mengenal dasar-dasar keimanan dalam agama. Meski ditujukan bagi pemula, namun cocok juga dibaca oleh para lansia. Pembahasannya dengan bahasa yang logis dan rasional, mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Selamat membaca.
184 halaman; 979-24-5754-2
PENULIS:
Hamid Muhammad
PENERBIT:
MARJA
Tauhid for Teens ini menjelaskan tentang Tauhid, Kenabian, dan Kepemimpinan, Hari Kebangkitan, dan Keadilan Ilahi dalam satu untaian benang merah. Semuanya bermula dari Tauhid dan kembali kepada Tauhid.
Buku karya Hamid Muhammad dengan tebal 184 halaman ini merupakan salah satu sumber yang mungkin bisa memberikan pengantar bagi pembaca untuk mengenal dasar-dasar keimanan dalam agama. Meski ditujukan bagi pemula, namun cocok juga dibaca oleh para lansia. Pembahasannya dengan bahasa yang logis dan rasional, mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Selamat membaca.
Buku Baru: GHOST DORMITORY IN TOKYO
TEBAL BUKU & ISBN:
168 halaman; 978-602-242-328-7
PENULIS:
Wanda Amyra Mayshara
PENERBIT:
DAR! Mizan
Jangan sekali-kali berharap menjadi siswa paling pintar di Nakayoshi.
Mengapa? Siapa tahu ada yang iri.
Sanae mendadak sakit gara-gara rajin belajar. Ironis, bukan? Ada sosok yang tidak senang Sanae berprestasi. Demam Sanae tidak juga turun. Dan itu bukan bagian paling parah. Nyatanya, Sanae diganggu hantu Aiko. Hantu itu tidak suka saat Sanae berprestasi. Bahkan mungkin, dia juga benci kalau kamu punya rangking lebih tinggi. Tentu saja, kamu bisa bantu Sanae melawan hantu Aiko. Kamu tetap bisa secemerlang anak-anak cerdas seluruh dunia. Satu saja yang kamu dan Sanae perlu ketahui. Bagaimana menghadapi hantu Aiko yang iri ini? Selamat membaca.
168 halaman; 978-602-242-328-7
PENULIS:
Wanda Amyra Mayshara
PENERBIT:
DAR! Mizan
Jangan sekali-kali berharap menjadi siswa paling pintar di Nakayoshi.
Mengapa? Siapa tahu ada yang iri.
Sanae mendadak sakit gara-gara rajin belajar. Ironis, bukan? Ada sosok yang tidak senang Sanae berprestasi. Demam Sanae tidak juga turun. Dan itu bukan bagian paling parah. Nyatanya, Sanae diganggu hantu Aiko. Hantu itu tidak suka saat Sanae berprestasi. Bahkan mungkin, dia juga benci kalau kamu punya rangking lebih tinggi. Tentu saja, kamu bisa bantu Sanae melawan hantu Aiko. Kamu tetap bisa secemerlang anak-anak cerdas seluruh dunia. Satu saja yang kamu dan Sanae perlu ketahui. Bagaimana menghadapi hantu Aiko yang iri ini? Selamat membaca.
Buku Baru: JAWA JEJAWEN (Kumpulan Cerpen)
TEBAL BUKU & ISBN:
188 halaman; 978-602-242-385-0
PENULIS:
Fauzi, Billy, dkk
PENERBIT:
DAR! Mizan
KUMPULAN cerita pendek dari para penulis Fantasteen bestseller dan pemenang I Am The Next Fantasteen Top Author.
Menjelang malam, dirimu akan lenyap ….
Jangan bangun dari tempat tidurmu ….
Mungkin kau piker, rumah yang kau huni saat ini, hanya bangunan tua tak bernyawa. Mungkin kau piker, sejarah setiap inci dinding rumahmu, hanya kisah sepele semata. Yang mungkin tak pernah engkau tahu adalah siapa yang selama ini menyimpan cerita-cerita itu. Yang mungkin tak pernah engkau sadari adalah … dia masih ada di sana. Mungkin menatapmu berjalan melewatinya? Atau mungkin sudah berencana untuk menyapamu … suatu hari nanti? Selamat membaca.
188 halaman; 978-602-242-385-0
PENULIS:
Fauzi, Billy, dkk
PENERBIT:
DAR! Mizan
KUMPULAN cerita pendek dari para penulis Fantasteen bestseller dan pemenang I Am The Next Fantasteen Top Author.
Menjelang malam, dirimu akan lenyap ….
Jangan bangun dari tempat tidurmu ….
Mungkin kau piker, rumah yang kau huni saat ini, hanya bangunan tua tak bernyawa. Mungkin kau piker, sejarah setiap inci dinding rumahmu, hanya kisah sepele semata. Yang mungkin tak pernah engkau tahu adalah siapa yang selama ini menyimpan cerita-cerita itu. Yang mungkin tak pernah engkau sadari adalah … dia masih ada di sana. Mungkin menatapmu berjalan melewatinya? Atau mungkin sudah berencana untuk menyapamu … suatu hari nanti? Selamat membaca.
Langganan:
Postingan (Atom)