Senin, 05 Mei 2014

Resensi Buku: The Music Producer

Resensi Buku: The Music Producer
Judul Resensi Buku:
Sebuah Cerita, Cara, dan Tips Produksi Musik

(Resensi Buku: The Music Producer) -- BUAT Masyarakat pada umumnya, memproduksi musik itu seperti misteri karena mereka tidak tahu apa yang terjadi di studio rekaman, seperti saat workshop (apa itu workshop di dunia rekaman?), editing, dan lain-lain. Kita umumnya hanya menikmati hasil akhirnya saja, berupa kaset, CD, MP3, dan DVD. Ternyata, untuk terlibat dalam proses rekaman, ada peta yang harus dilalui. Apa saja itu? Membaca buku tipis (yang dimuat di Best-seller Bokks) nan berbobot (138 halaman) ini, Anda akan menemukan banyak hal, ihwal memproduksi sebuah musik. 


Buku ini adalah karya Hery “Capung” Purnomo, suhunya produser musik. Suhu yang juga sebagai gitaris Java Jive ini membagi pengalamannya selama berkiprah di dunia musik tentang bagaimana memproduksi musik. Sebuah perjalanan dari sebuah ide dan inspirasi bermusik sang penulis, menuju sebuah kemasan produk yang bisa mengantar karya seorang musisi pada sebuah tempat terhormat di masyarakat. Juga, merupakan bagian dari kisah hidup Capung. Dari mulai menyukai musik di masa kecil, mengejar mimpi, menikmati, dan pada akhirnya berbagi pada generasi musik selanjutnya.

Dalam buku yang dicetak terbatas (500 eksemplar), melalui penerbit yang namanya sama dengan home studio miliknya, Studionya Capung, dia berbagi filosofi dalam berkarya di dunia musik, “Tidak ada sebuah teori yang sempurna.” Kita hanya bisa mendengar, menyukai sepenuh hati, lalu mencoba membuat karya itu sempurna di telinga dan hati kita.

Para musisi yang Anda kenal di jagat musik Indonesia atau para superstar seperti Noah, D’Masiv, Letto, Vierra, Java Jive, Nidji, dan lain-lain, ternyata lagu-lagu mereka yang telah menjadi hits bahkan melegenda, mengalun indah sampai sekarang ini, membutuhkan tangan dingin seorang produser musik.

Kemampuan Capung dalam bermusik tidak usah didebat. Kiprahnya sudah terlihat sejak masa SMA, sejak dia bergabung dengan band yang membawa nama SMA-nya. Bagi Capung, kemampuannya bermusik tidak dibuatnya hanya sekadar hobi untuk mengisi waktu luang. Capung serius dalam menjalaninya sehingga musik bukan hanya bias sebagai karya dalam hidupnya, tapi juga bisa menjadi karier dan sumber penghasilan tetap. Hal yang sering kali jadi pertanyaan banyak orang awam, “Bisakah terjun ke dunia musik menjamin masa depan?”

Jawabannya, Capung bisa. Dan melalui yang diberi judul THE MUSIC PRODUCER ini, dia membagikan ilmu dan pengalamannya untuk orang-orang yang punya mimpi untuk menjadi bagian dari insan musik Indonesia, bahkan mungkin dunia. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)

Judul : The Music Producer
Penulis : Hery ‘Capung’ Purnomo
Penerbit : Studionya Capung
Cetakan : Januari 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 138 halaman
Dimensi : 14,5 x 20,5 cm
Kategori : Tips Produksi Musik


Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 27 April 2014

Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian

Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian
Judul Resensi Buku:
Memandang Kematian, Menyikapi Kehidupan

(Resensi Buku: Di Balik Tirai Kematian) -- ALI BIN ABI THALIB Menyampaikan, “Aku tidak melihat sesuatu yang hak lagi pasti terjadi, namun dianggap batil dan tidak bakal terjadi, seperti halnya maut. Dan aku tidak melihat sesuatu yang batil dan pasti lenyap, namun dianggap hak dan langgeng, seperti halnya dunia.”

Ungkapan tersebut merupakan bentuk keheranan Ali bin Abi Thalib kepada orang-orang yang melupakan mati padahal setiap saat ia melihat kematian. Hal sama juga pernah disampaikan oleh Salman Al Farisi yang mengaku heran kepada orang-orang yang melalaikan kematian padahal maut tidak pernah lalai terhadapnya.

Maka, ketika seseorang ditakdirkan untuk hidup, yang bersangkutan pun harus mau menerima kenyataan bahwa ia harus mati. Tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa tidak ada sesuatu yang pasti bagi yang hidup kecuali kematian. Silakan baca resensi selanjutnya di blog Best-seller Books ini.


Secara garis besar, ada dua pandangan tentang kematian. Pertama, mengungkapkan bahwa kematian adalah akhir dari segalanya (penganut paham eksistensialisme). Kedua, mengartikan kematian sebagai pintu menuju kenyataan yang lain. Kematian bukanlah akhir kehidupan manusia, melainkan jalan menuju kehidupan yang lain dalam kondisi berbeda (pandangan kaum teolog dan agamawan).

Di Balik Tirai Kematian (menurut peresensi buku ini, Suro Prapanca) buku yang memuat kisah-kisah nyata, ini sungguh nyata hikmah yang bisa dipetik. Dengan buku setebal 290 halaman ini, Anda –sidang pembaca—dapat memetik hikmah dari kisah wafatnya Rasulullah dan para sahabat, kematian para ulama dan pencinta ilmu, kematian para tiran dan pembangkang, kematian tokoh-tokoh terkenal. Serta dengan buku kisah hikmah yang diterbitkan Syaamil Books ini, pembaca juga bisa mengambil hikmah dari kisah kematian husnul khatimah dan kematian su’ul khatimah.

Agama mengajarkan, kematian dengan tujuan agar manusia tidak salah memandang kematian sehingga tidak salah pula dalam menyikapi kehidupan. Dengan demikian, kematian, pada satu sisi menjadi akhir dari kehidupan di dunia. Di sisi yang lain, kematian menjadi awal dari kehidupan di akhirat. Keduanya saling berhubungan dan memengaruhi. Jadi, bagaimana mungkin kita akan memanen kebaikan, kebahagiaan, dan kenikmatan alam akhirat jika yang kita tanam adalah benih permusuhan, angkara murka, pengingkaran, dan bermacam keburukan? Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi, Suro Prapanca)

Judul Buku : Di Balik Tirai Kematian
ISBN : 978-979-055-446-7
Penulis : Sulaiman Abdurrahim dan Tauhid Nur Azhar
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 290 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Kisah Hikmah


Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014

Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari RAHMAT ALLAH

Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari RAHMAT ALLAH
Judul Resensi Buku:
Mukjizat Optimisme dan Azab Berputus Asa

(Resensi Buku: Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah) -- BAGAIMANA Mengatasi masalah yang begitu berat untuk Anda tanggung? Bagaimana rahasia mengatasinya? Terkadang kita bisa menyaksikan ada orang yang perlu waktu lama untuk bangkit dari masalah yang menerpa dirinya, bahkan sampai ada yang tak mampu menanggungnya dan lebih mengambil jalan pintas yang sangat dilarang oleh agama, misalnya, bunuh diri.

Peresensi buku ini, Suro Prapanca, menyampaikan bahwa sesungguhnya orang yang mau mencermati kehidupan, niscaya ia akan mendapati bahwasanya sebagian besar dari manusia tidak pernah bisa terlepas dari tekanan dan berbagai problematika kehidupan. Manusia akan mendapati dirinya berada dalam beragam permasalahan. Terkadang mereka dihinggapi rasa sakit, rasa pesimis, dan rasa putus asa. Atau dapat digambarkan bahwa hidup ini bagaikan roda, kadang di atas, kadang di bawah. Saat ini ia berbahagia, besok lusa bisa jadi berduka. Setelah membaca Best-seller Book ini, lalu apakah setiap menghadapi kesulitan Anda harus berputus asa?


Buku Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah ini bisa menjadi terapi yang berbasis Alquran, Sunnah, dan kisah inspiratif. Sarat dengan kiat-kiat untuk mengembalikan harapan serta optimisme bagi yang terperosok pada jurang putus asa. Sang penulis, Dr Ahmad Abduh ‘Iwadh, mengurainya dengan lengkap dan sistematis, mengupas pula secara etimologis (asal-usul kata serta perubahan dalam bentuk dan makna) dan terminologis (peristilahan, batasan atau definisi istilah) tentang konstruksi putus asa secara lengkap.

Dalam buku setebal 432 halaman ini juga terdapat penjelasan mengenai: Kiat-kiat menghadapi putus asa menurut Alquran dan Sunnah; Seluk-beluk hidup para nabi dan ulama besar dalam menghadapi setiap cobaan; Berbagai cobaan yang dialami istri-istri Rasulullah Saw dan kaum mukminat; Mukjizat bagi orang-orang yang bersabar; serta Kunci pembuka pintu kebaikan, kemudahan, dan kebahagiaan.

Sidang pembaca yang selalu haus akan ilmu, Anda akan mendapatkan manfaat dari terjemahan buku yang aslinya berjudul Wa la Taiasu min Rauhillah ini. Semoga setelah membacanya, bisa menambah kehidupan Anda menjadi penuh energi, kedamaian, dan kebahagiaan. Tidak hanya untuk duniawi, tetapi juga ukhrawi. Bacalah dan tataplah hidup ini dengan lebih optimistis. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)

Judul : JANGAN BERPUTUS ASA DARI RAHMAT ALLAH
ISBN : 978-602-7817-43-2
Penulis : Ahmad Abduh ‘Iwadh
Penerbit : Salamadani
Cetakan : 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 432 halaman
Dimensi : 15 x 23 cm Kategori : Motivasi Islam


Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 20 April 2014

Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!

Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!
TEBAL BUKU BARU & ISBN: 
200 halaman; 978-979-2457-93-2

PENULIS: 

Emilia Renita AZ

PENERBIT: 

Marja

(Buku Baru: Inilah Jalanku yang Lurus!) -- DENGAN Maksud untuk menjaga kemurnian ajaran Islam, para ulama muda di MUI menyusun 10 Kriteria Aliran Sesat. Meski tidak disebutkan kelompok mana yang disasar dengan 10 kriteria tersebut, namun orang sudah mafhum. Persoalannya, benarkah kriteria tersebut berlaku untuk kelompok yang dimaksud, ataukah justru sebaliknya? Buku ini menanggapi statement dua lembaga (MUI dan Muhammadiyah) dengan menyajikan yang komprehensif dari kitab-kitab rujukan Ahlussunah yang muktabar. 


Meski demikian, buku ini tidak hendak memperlebar jurang perbedaan di antara mazhab besar dalam Islam: Sunni dan Syiah. Sebaliknya, penulis buku ini ingin mengajak pembaca dan umumnya umat Islam, untuk memahami doktrin-doktrin mazhab lain untuk disikapi secara arif dan bijaksana. Selamat membaca.

Buku Baru: FIQH Indonesia

Buku Baru: FIQH Indonesia
TEBAL BUKU & ISBN: 
484 halaman; 978-979-2457-94-1

PENULIS: 

Marzuki Wahid

PENERBIT: 

Marja

KOMPILASI Hukum Islam (KHI) dalam studi politik hukum adalah figh mazhab negara. Seluruh elemen konstruksinya dilakukan oleh tim yang dibentuk negara. Latar belakang pembentukan, logika hukum, hingga pola redaksi yang digunakan juga lazimnya hukum positif yang diakui negara. Legitimasi hukum pemberlakuannya juga bergantung pada keputusan negara.

Naskah Counter Legal Draft (CLD)-KHI menawarkan 23 agenda pembaruan hukum keluarga Islam. Rumusan ini didasarkan pada penafsiran atas Alquran, Hadis, dan pendapat ulama fikih dengan pendekatan kemashlahatan, maqashid al-syariah, akal publik, dan kearifan lokal. Penalarannya menggunakan perspektif demokrasi, pluralisme, hak asasi manusia, dan keadilan gender pada lanskap realitas keindonesiaan. 

Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku

Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku
Judul Resensi Buku:
Kemenangan Melawan Penyakit Gagal Ginjal

(Resensi Buku: 4 Ginjal di Tubuhku) -- APAKAH Akan berujung pada sehat ataupun kematian, kepada Tuhan juga kita pasrahkan. Tuhan telah berfirman, Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu, semuanya telah tertulis dalam Kitab sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh yang demikian itu mudah bagi Allah. Agar kamu tidak bersedih hati terhadap apa yang luput dari kamu, dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu (QS Al-Hadid [57]: 22-23). Penerbit buku ini adalah Qanita, PT Mizan Pustaka yang biasa menerbitkan Best-seller Books.


Kata sakit sering kita dengar sehari-hari. Namun, jarang kita menyadari bahwa sakit memiliki arti yang sangat besar karena sakit merupakan persimpangan jalan. Seseorang yang awalnya sehat, saat menderita sakit, dia akan berada di simpang jalan menuju sehat atau kematian. Masing-masing jalan itu akan mengarah ke satu pertemuan. Pertemuan kepada Tuhan jika dia meninggal. Dan, pertemuan pada keluarga jika dia sehat.

Menurut peresensi buku, Suro Prapanca, terhadap buku yang berjudul "4 Ginjal di Tubuhku", buku ini benar-benar membuktikan besarnya sebuah perjuangan. Perjuangan melawan penyakit. Penulis buku ini, Basyrah Nasution, menuliskan memoar bagaimana menghadapi vonis yang bak petir di siang bolong, penyakit gagal ginjal. Apalagi, gagal ginjal yang sudah memasuki tahap akhir. Karena pilihan pengobatannya hanya dua, cuci darah atau cangkok ginjal. Sampai dengan perjuangan penulis setelah menjalani transplantasi ginjal. Dalam buku setebal 204 halaman ini penulis menceritakannya dari awal datangnya vonis yang diungkapkan dalam Mimpi Buruk di Awal Februari sampai kemudian mendapatkan keteguhan Syukur atas Nikmat Kesembuhan.

“Aku belum tahu, apa rahasia Tuhan di balik semua perjalanan sakitku selama empat tahun terakhir. Apa rahasia dari darah yang menetes setiap kali jarum ditusukkan atau dicabut, darah yang diambil setiap minggu untuk tes laboratorium. Ataupun malam-malam tak bisa tidur karena sesak dan gatal-gatal, serta demikian banyak uang dihabiskan. Hanya Tuhan yang tahu seperti apa akhirnya nanti.

Kini, ada 4 ginjal di tubuhku. Ini bagian dari takdirku. Aku hanya berharap di sisa hidupku, ada manfaat yang dapat kubagikan kepada orang lain,” pesan sang penulis, Basyrah Nasution pada pembaca.

Basyrah tidak bermaksud mengeksploitasi ataupun membesar-besarkan sakitnya. Dia hanya berniat untuk berbagi saja. Karena, sakit dapat menimpa siapa saja. Menyaksikan keluarga ataupun teman yang sakit akan memberikan pelajaran untuk menghargai nikmat sehat. Selanjutnya, bagi orang yang dapat mengambil pelajaran, akan berusaha menjaga kesehatan dengan menjauhi segala penyebab datangnya penyakit. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Suro Prapanca)

Judul : 4 Ginjal di Tubuhku
ISBN : 978-602-1637-31-9
Penulis : Basyrah Nasution
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Maret 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 204 halaman
Dimensi : 14 x 20,5 cm
Kategori : Memoar


Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014

Resensi Buku: CROSSROAD

Resensi Buku: CROSSROAD
Judul Resensi Buku:
Tentang Road Trip, Toraja, dan Pilihan Hati

(Resensi Buku: Crossroad) -- SEBELUMNYA, Crossroad adalah cerita bersambung dengan judul 4 Hari untuk Selamanya yang ditulis dalam blog Merry go Round, milik sang penulis, Rossa Indah. Kemudian, menurut Rossa, datang sebuah kejutan menyenangkan ketika Penerbit Mizan bersedia menerbitkan cerita perjalanannya dalam bentuk buku.

“Alhamdulillah, terima kasih, Tuhan, karena kejutan yang selalu Kau berikan dalam setiap hal yang saya lakukan. Saya selalu percaya kata-kata Andrea Hirata: ‘Berkaryalah, karena karya itu yang akan menemukan jalannya sendiri.’ Dan itu, benar adanya,” ungkap Rossa. Sehingga, sampailah memoar traveling ini di tangan Anda, pembaca, silakan menikmati sajian Best-seller Book ini.


Bermula dari kondisi Rossa yang gerah dan lelah dengan rutinitas dan suasana Jakarta. Yang akhirnya, dia memutuskan untuk berlibur. Bersama Teddy, blogger yang baru bertemu beberapa kali dengannya, mereka awalnya hanya berencana menghabiskan waktu empat hari liburan dengan berwisata ke Toraja dan menjelajahi Makassar. Rencana perjalanan ala backpacker seketika berubah ketika Teddy mendapat pinjaman mobil dari bosnya. Dia menyarankan satu ide baru: road trip berkendara ke Toraja dari Makassar menggunakan mobil pinjaman.

Dalam perjalanan panjang Makassar-Toraja, terentang banyak waktu yang harus dibunuh dengan obrolan. Topik tentang kehidupan, mimpi, cita-cita, kenakalan, dan cinta memancing percakapan seru, perdebatan, dan pertukaran mindset. Keduanya tak menyangka bahwa percakapan sepanjang perjalanan itu akan berujung pada sebuah kontemplasi diri. Seiring banyaknya hal yang diobrolkan, Rossa dan Teddy juga semakin jujur satu sama lain.

Toraja ternyata malah tak menjadi poin utama perjalanan mereka. Cerita ini tidak hanya berkisah tentang perjalanan menuju Toraja. Dalam memoar ini, pembaca diajak ikut bertualang di dalam mobil, merasakan langsung keindahan alam Sulawesi Selatan, melihat eksotisme budaya kuno Toraja yang masih bertahan hingga kini, dan ikut merenung sesaat mengenai hidup lewat percakapan yang mengalir di antara Rossa dan Teddy. Tapi, lantas bagaimana kelanjutan hubungan mereka? Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul : CROSSROAD
ISBN : 978-602-1637-23-4
Penyusun : Rossa Indah
Penerbit : Qanita, PT Mizan Pustaka
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 336 halaman
Dimensi : 13 x 20,5 cm
Kategori : Memoar/Traveling

Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 6 April 2014

Resensi Buku: NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya

Resensi Buku: NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya
Judul Resensi Buku:
Nasihat Pilihan Para Pencari Cahaya

(Resensi Buku: Nasihat bagi Para Pencari Cahaya) -- MANUSIA Diciptakan untuk beribadah. Oleh karena itu, sudah semestinya kita berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Seseorang yang dekat dengan Allah Swt akan menemukan cahaya terang yang membimbing langkahnya untuk selalu berada di jalan yang benar. Dia akan selalu berusaha untuk mendapatkan rida-Nya. Segala yang dilakukannya akan membuatnya semakin dicintai Yang Mahakuasa.

Sebagai salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt, salah satu Best-seller Book dengan judul "Nasihat bagi Para Pencari Cahaya" ini dihadirkan ke hadapan kita semua. Sebagai perenungan dan rasa cinta kepada Allah yang terjalin dalam untaian kata-kata. Kehadirannya di tengah-tengah Anda, sidang pembaca, semakin memotivasi dalam mencari rida-Nya, adalah pilihan tepat untuk Anda.


Buku ini terkumpul dari status-status Facebook yang rutin diisi oleh Dajaluddin Asy Syatibi atau yang sering disapa Abi. Bagi Abi, mengisi status Facebook sudah menjadi rangkaian dakwah sehari-hari. Jika keadaan tidak memungkinkan, misalnya dalam perjalanan jauh yang tidak tersambung dengan koneksi internet, Abi mengirimkan SMS berisi konten nasihat kepada anak-anaknya untuk kemudian mengisikan status di akunnya. Begitu juga pada bulan Ramadhan, ketika Abi sangat sibuk mengisi ceramah di berbagai tempat dan memfokuskan diri untuk ibadah mahdhah.

Setiap akan mengisi status, Abi selalu melakukan persiapan seperti halnya akan mengisi ceramah. Abi mempelajari kitab-kitab terlebih dahulu; membaca Alquran dan tafsirnya, kemudian merangkumnya dalam butir-butir status Facebook. Status-status tersebut memuat beragam tema yang diurut poin per poin. Ini menjadi ciri khas Abi dalam menyampaikan nasihat tertulis atau pun ceramah.

Buku terbitan Syaamil yang ada dalam genggaman pembaca ini adalah hasil dari kategorisasi status Facebook Dajaluddin Asy Syatibi dari tahun 2008-2013. Membaca “status-status” sang penulis ini, sekali lagi bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul Buku : NASIHAT bagi Para Pencari Cahaya
ISBN : 978-979-055-494-8
Penulis : Djalaluddin Asy Syatibi
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Desember 2013
Jenis Cover : Soft Cover
Tebal : 156 halaman
Dimensi : 15 x 15 cm
Kategori : Nasihat Memotivasi

Dimuat juga di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014

Resensi Buku: KUN FAYAKUUN for Business

Resensi Buku: KUN FAYAKUUN for Business
Judul Resensi Buku
Pengusaha Muslim yang Menginspirasi

(Resensi Buku: 
KUN FAYAKUUN for Business) -- SIMPULAN Gay Hendricks dan Kate Ludeman --setelah melakukan pengamatan dan penelitian selama 25 tahun terakhir-- mengatakan bahwa para mistikus korporat (the corporate mystics) itu telah berhasil memperagakan spiritualitas dalam kegiatan sehari-hari, bukan sekadar berwujud kata-kata. Perusahaan yang ditangani dan dijalankan oleh para mistikus korporat tersebut menganut manajemen bisnis yang egaliter (bukan otoriter) dan menghargai kesetaraan. Hal itu bisa dilihat dari tipisnya kesenjangan dalam hal pemberian penghargaan antara karyawan yang berkedudukan paling tinggi dan yang berkedudukan paling rendah. Silakan simak Best-seller Book ini selengkapnya, buku yang menginspirasi.

Di Indonesia, fenomena spiritual corporate dan pengusaha saleh juga menggembirakan. Mereka memahami bahwa kegiatan religius tidak terbatas pada praktik-praktik ibadah mahdhah (yang bersifat ritual), yang dilepaskan dari makna sosial dan spiritualnya. Agama bagi mereka, selain bersifat kognitif (intelektual), juga berwujud afektif dan psikomotorik (perilaku). Artinya, religiusitas harus berdampak dalam kehidupan nyata.

Selain itu, para pengusaha saleh (yang tergabung dalam komunitas Spiritual Company) juga sudah meninggalkan pemahaman manajemen dan bisnis yang masih primitif, yaitu business is business. Hal ini karena bagi Sandiaga Uno (Grup Saratoga), Mas Mono (pemilik jaringan resto Ayam Bakar Mas Mono), Haji Iyus (pemilik Rumah Makan Cibiuk), dan yang lain, bisnis bukanlah serendah menumpuk keuntungan sebanyak mungkin untuk kepentingan yang sempit.

Bersedekah ternyata bukan hanya monopoli orang Muslim. Nonmuslim pun bersedekah untuk meraih kesuksesan. Majalah Forbes edisi Selasa (9/7/2013) mengungkapkan bahwa salah satu rahasia sukses para pengusaha Singapura adalah bederma. Buku karya Ustaz Yusuf Mansur ini mengisahkan sedikit tentang rahasia sebagian pengusaha sukses, baik pengusaha skala kecil, menengah, maupun skala besar. Skala usaha mereka bukan hal terpenting, tetapi pembuktian bahwa sedekah memang dahsyatlah yang ingin disyiarkan dalam buku ini. Dan dalam kata pengantarnya, Sang Ustaz juga memberikan beberapa tips untuk menjadi kaya, berdasarkan sistem manajemen keuangan orang Singapura.

Best-seller Books berjudul "Kun Fayakuun for Business" ini mengungkapkan rahasia spiritual di balik suksesnya para pengusaha nasional di berbagai kelas. Intinya, syiar agar dapat dijadikan inspirasi bagi pengusaha dan masyarakat pada umumnya. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)

Judul : KUN FAYAKUUN for Business
ISBN : 978-979-055-495-5
Penyusun : Ustaz Yusuf Mansur & Tim PPPA Daarul Qur’an
Penerbit : Syaamil Books
Cetakan : Februari, 2014
Jenis Cover : Hard Cover
Tebal : 146 halaman
Dimensi : 13,5 x 20,5 cm
Kategori : Motivasi

Resensi Buku ini juga dimuat di INILAH KORAN, Minggu 30 Maret 2014