Resensi Buku: Tadarus Cinta Buya Pujangga |
Novelisasi Kehidupan Buya Hamka
(Resensi Buku: Tadarus Cinta Buya Pujangga) -- “SOEKARNO tampak berkaca-kaca. Dia menjabat pria di depannya dengan kehangatan seorang kakak terhadap adiknya. ‘Saya akan selalu berdoa kepada Allah agar Dinda kelak menjadi suluh penerang bagi bangsa ini, baik lewat karya-karya Dinda sebagai pujangga, maupun sebagai ulama.”
Itulah harapan Putra Sang Fajar bagi seseorang yang masa kecilnya hidup bak seorang “pemberontak”. Orang memanggilnya Malik. Dia lahir pada Ahad, kala senja merona di langit Minangkabau. Kelincahannya selalu beradu riang dengan riak Danau Maninjau, nyalinya membuntal seolah hendak bergulat dengan Bukit Sibarosok. Dia lahir dan dibesarkan di lingkungan para ulama. Ayo baca novelisasi jalan kehidupan Buya Hamka yang kali ini mejeng di rubrik Resensi Buku pada blog Best-seller Books.
Namun, perceraian ayah-ibunya membuat dia berpaling dari keluarga, dunia luar pun menjadi tempat peraduan baginya. Pendidikan formalnya terhenti, bahkan ia tak pernah sempat menamatkan Sekolah Desa. Beranjak dewasa, setlah berhaji dan menuntut ilmu di Tanah Suci, Malik memilih jalannya untuk berkiprah di negeri sendiri, menjadi pujangga. Sementara itu, bekal yang ia peroleh selama perantauan mengukuhkan kecakapannya sebagai seorang ulama.
Inilah kisah pergulatan Malik dengan lingkungannya, yang bertubi-tubi menempa watak dan lakunya, hingga kelak namanya mengharum sebagai seorang ulama-pujangga—yang lebih dikenal dengan panggilan: Buya Hamka.
Akmal Nasery Basral, penulis yang lahir pada 28 April 1968 ini pada Maret 2010 mulai menggeluti dunia kepenulisan secara penuh ini benar-benar telah menghidupkan seorang Buya Hamka lewat sebuah novel. Melalui karya novelisasi kehidupan Buya Hamka dalam Tadarus Cinta Buya Pujangga ini kita seolah membaca sebuah biografi tanpa perlu mengerutkan dahi. “Bacalah dan percayalah, belajar dari kisah hidup Buya Hamka akan semakin membuat kita mencintai negeri ini.” Gol A Gong, Ketua Umum Forum Taman Bacaan Masyarakat Se-Indonesia dan pendiri Rumah Dunia.
Akmal, sang novelis yang juga telah menghasilkan novel-novel best-seller, salah satunya Sang Pencerah, 2010, juga bersungguh-sungguh betul memunguti memori lama yang terserak di sana-sini tentang Buya Hamka, lalu dituliskannya dengan cara yang tak usang. “Sehingga, Buya bagai kembali hidup di setiap lembar buku ini; sebagai anak Maninjau, pujangga nusantara, dan ulama dunia.” –Ahmad Fuadi, penulis Negeri 5 Menara dan pendiri Komunitas Menara, kelahiran Maninjau. Selamat membaca. Resensi buku ini juga dimuat di harian Inilah Koran. (Peresensi Buku: Suro Prapanca)
Judul Buku : Tadarus Cinta Buya Pujangga
ISBN : 978-602-7817-19-17
Karya : Akmal Nasery Basral
Diterbitkan : Penerbit Salamadani
Cetakan I : Maret 2013
Tebal : 380 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Novel Biografo
Bandung, 18 Januari 2014
Suro Prapanca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar