PERANG BALI, Kemerdekaan Bukan Akhir Perjuangan
17 Agustus 2013 ini rakyat Indonesia memperingati hari sangat bersejarah, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-68 tahun. Memperingati terbebasnya bangsa Indonesia dari penjajahan. Kemerdekaan yang ditebus dengan tetesan keringat dan darah, mewarnai perjuangan para pahlawan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Tercatat dalam sejarah, untuk mempertahankan kemerdekaan tersebut, bangsa Indonesia harus melalui perjuangan bersenjata dan perjuangan diplomasi. Sejarah perjuangan bersenjata bergelora dari penjuru Indonesia. Seperti, Pertempuran Surabaya 10 November 1945, Peristiwa Bandung Lautan Api, Operasi Trikora, Serangan Umum 1 Maret 1949, Pertempuran Laut Aru, Operasi Dwikora, Perang Gerilya Soedirman, Perang Ambarawa, dan Perang Puputan.
Perang Puputan atau Perang Puputan Margarana adalah salah satu pertempuran rakyat Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaan. Pertempuran ini dipimpin oleh Kepala Divisi Sunda Kecil Kolonel I Gusti Ngurah Rai. Berlatar belakang Perang Puputan inilah, salah seorang pelaku sejarah, I Gusti Ngurah Pindha, menceritakannya dalam sebuah memoar perjuangan yang ditulis dengan gaya bercerita seperti novel. Dia memberi judul memoarnya, Perang Bali: Sebuah Kisah Nyata.
I Gusti Ngurah Pindha adalah seorang prajurit muda yang mengiringi I Gusti Ngurah Rai dalam perang gerilya mempertahankan tanah Bali dari pendudukan Belanda di awal kemerdekaan. Dengan senjata ala kadarnya, termasuk jimat-jimat yang dipercaya bisa membuat mereka kebal, para ksatria Bali keluar-masuk hutan dan kampung selama berbulan-bulan, meninggalkan istri dan anak-anak mereka. Ngurah Pindha merekam peristiwa heroik itu dalam sebuah cerita di novel ini.
Sebuah memoar yang dahsyat, sanggup menggetarkan hati pembacanya. Membaca buku ini, pembaca diajak merasakan bagaimana situasi dan kondisi perang saat itu, Perang Puputan. Saat para pejuang di Bali, Desa Marga, ini bertempur habis-habisan untuk mengusir Pasukan Belanda yang kembali datang setelah kekalahan Jepang di Perang Dunia II, untuk menguasai kembali Indonesia. Perang yang mengakibatkan kematian I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya yang kemudian dikenang sebagai Perang Puputan serta mengakibatkan Belanda sukses mendirikan Negara Indonesia Timur.
Harapan penulis memoar ini, "Alangkah bagus bila semua pejuang menuliskan pengalamannya, (terutama yang berjuang di mana saja di Nusantara). Tentu bisa menjadi rekaman kisah perjuangan yang saling melengkapi. Itulah yang diinginkan ayah saya ketika menulis kisah ini." Seperti disampaikan oleh Ananda Dimitri, putra I Gusti Ngurah Pindha.
Judul : PERANG BALI: Sebuah Kisah Nyata
Penulis : I Gusti Ngurah Pindha
Diterbitkan : Penerbit Dolphin
Cetakan I : 2013
Tebal : 450 halaman
ISBN : 978-979-1701-04-4
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Memoar Perjuangan
Suro Prapanca
Bandung, 15 Agustus 2013
Dimuat juga di INILAHKORAN, Minggu 18 Agustus 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar