Sabtu, 08 Agustus 2015

Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip

Judul Resensi Buku:
Pelangi yang Mempertahankan Warna-warni

(Resensi Buku: Pelangi Kerlap-kerlip) -- “PELANGI Kerlap-kerlip” adalah novel perdana karya Dewi Pelangi, seorang ibu pendidik yang sehari-hari disibukkan dengan kewajibannya mengajar, juga tetap memperhatikan dan mengurus sendiri dua putri buah hatinya, Ratu Audi dan Putri Mawadah.

Sebelumnya, penulis lebih banyak menghasilkan buku-buku dan naskah-naskah karya orang lain untuk disunting/diedit. Sejak lulus dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran, Jurusan Editing/Penyuntingan, putri kelahiran Bogor ini langsung mengamalkan ilmu yang didapatnya di bangku kuliah kemudian diaplikasikan di dunia kerja. Dengan bekerja di dunia media massa dan di beberapa penerbit di Bandung maupun Bogor. Bagi pembaca yang ingin ikut merasakan adukan perasaan yang diilhami dari kisah nyata ini baca dulu blog Best-seller Books ini baru miliki bukunya.

Diilhami dari kisah nyata, “Pelangi Kerlap-kerlip” berkisah tentang sang tokoh, Pelangi Mumtazah, yang berusaha bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita, dibalut kuatnya rasa cinta, dan ujian serta pembuktian kuatnya cinta yang dimiliki tidak boleh mengalahkan cinta dan mendambanya kepada Rasulullah (keimanan).

Novel yang diterbitkan oleh Penerbit Zora Book, Yogyakarta, dengan ketebalan 318 halaman ini berkisah tentang sosok Pelangi Mumtazah yang menemukan cintanya pada Kak Acheng. Sayang, dua insan yang sebetulnya bisa saling mengisi dan saling melengkapi dengan dilandasi cinta kasih, harus bertemu tembok keimanan yang mereka pegang teguh dengan kuat. Dua insan yang teguh memegang keyakinan agama dan berasal dari keluarga yang keduanya sama-sama taat Bergama, keduanya berbeda agama.

Namun, berdasarkan keyakinannya bahwa cintanya kepada Rasulullah lebih besar dibanding cintanya kepada sesama manusia, Pelangi mantap memilih meninggalkannya dan menerima pinangan Ismail, yang tak lain adalah teman semasa sekolah di Sekolah Menengah Pertama. Cinta memang perlu diperjuangkan, sangat mudah diucapkan. Rumah tangganya dengan Ismail menguji kecintaannya untuk memilik pasangan hidup dengan orang yang seiman. Tapi, ombak dan badai cobaan mahligai rumah tangganya sungguh menghebat!

Batin Pelangi, terus tertekan dan menggumpalkan tanda tanya besar. Mengapa jalan yang ditempuhnya untuk lebih memilih pasangan hidup yang seiman tapi penderitaan dan cobaan terus menerjang? Harapannya, menemukan sosok imam dalam rumah tangga, seperti halnya rumah tangga Rasulullah yang sakinah mawadah warahmah, tidak dia temukan dengan suaminya yang seiman, Ismail?

Meski ini adalah novel perdana sang penulis, namun sebuah gambaran kehidupan dan penokohannya sangat alami dan realistis, serta alur cerita yang sarat emosi. Anda, pembaca, seperti diajak merenungi perjalanan hidup masing-masing, yang kita alami. Membuka mata hati pembaca untuk bersahabat dengan persoalan hidup, menyikapi realita dengan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.

Barangkali, novel ini bisa menjadi cermin perjuangan perempuan, bagaimana mempertahankan cinta, menjaga keluarga, dan menggenggam keimanannya. Sangat memovitasi para perempuan untuk bangkit dari ketakutan dan keterpurukan. Bagaimana mengubah takdir dengan doa dan ikhtiar. Optimistis melangkah dengan berprasangka baik pada Allah. (Baca pula novel-novel lainnya yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini)

Selanjutnya bagaimana bisa rumah tangganya bersama Ismail hancur berantakan? Apakah Pelangi menemukan sosok yang mengajaknya menggenggam cinta hakiki berhiaskan iman dan takwa? Simak saja kisah Pelangi Mumtazah dalam “Pelangi Kerlap-kerlip” ini! Selamat membaca resensi buku ini. Kemudian setelah membaca novelnya langsung, semoga novel ini bisa menuntun pembaca untuk bisa menyikapi realita dan mampu menimbang antara kesalahan dan kebenaran.

Judul : Pelangi Kerlap-kerlip
ISBN : 978-602-71777-4-1
Penulis : Dewi Pelangi
Penerbit : Zora Book, Glosaria Media Group
Cetakan : 2015
Halaman : 318 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 14 x 21 cm
Kategori : Novel

Resensi Buku: Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun

Judul Resensi Buku:
Mulailah dan Berhentilah Bicara! 

(Resensi Buku: 
Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun) -- SATU Lagi di bulan Juli 2015 ini, sang penulis produktif, Budi Safa’at menuangkan idenya dengan menulis buku motivasi “Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun” yang mengajak para insan muda untuk tidak ragu menjemput kesuksesan mereka melalui bisnis. Mulailah dan Berhentilah Bicara!

Penulis yang sehari-harinya sebagai pegiat media di harian umum yang terbit seantero Jawa Barat, seolah menjadikan buku motivasi bisnis yang baru terbit ini untuk melengkapi karya-karyanya yang telah diterbitkan sebelumnya. Seperti, “50 Ritual Pagi Miliarder Dunia”, “11 Wags Paling Hot Abad Ini”, “11 Wags Paling Kontroversial Abad Ini”, “Marc Marquez Si Semut Mirah Pemecah Rekor”, dan “Ide Bisnis Anda Memang Brilian”. Dan resensi buku-buku tersebut dimuat di blog ini Best-seller Books.

Apakah usia kamu masih belum mencapai 25 tahun, tapi sudah berpikir untuk memiliki usaha sendiri? Jika iya, kamu pastinya tidak sendirian. Para miliarder yang ada dalam buku setebal 286 halaman ini pernah berada dalam posisi seperti kamu. (Simak juga buku-buku karya Budi Safa'at yang diresensi oleh Suro Prapanca di blog ini).

Buku terbitan Grasindo, PT Widiasarana Indonesia ini, berisi 50 miliarder sukses dari berbagai belahan dunia. Mereka berbagi kisah bagaimana sudah merintis bisnisnya sejak usia mereka belum mencapai seperempat abad. Kebanyakan di antara mereka, bahkan memulainya pada saat masih bersekolah menengah. Tak sedikit dari para miliarder itu memulai sesuatunya dengan hal sangat sederhana, hobi, bahkan sesuatu yang bisa dibilang tak terpikirkan oleh kebanyakan orang di sekitarnya.

Di antara mereka ada Aiko Morita, pendiri Sony. Calvin Richard Klein, pendiri Carlvin Klein. Dustin Moskovic, pendiri Facebook dan Asana.Com. Matt Mullenweg, pendiri Wordpress. Do Won Chang, pendiri Forever 21. Jacob Arabo, pendiri Jacob & Co. Dan, masih banyak lagi para milarder yang telah memutuskan dan melakukan bisnisnya yang dimulai dari usia muda.

Mudanya usia ternyata tidak menghalangi mereka untuk merangkak ke gerbang kesuksesan. Dan sekarang ini di usia yang sebagian besar belum mencapai 50 tahun, mereka sudah merasakan arti kesuksesan itu sendiri. Bagaimana mereka merintis usaha mereka dan bergulat dengan pilihan mereka di usia yang masih belia pasti akan membuat kamu terbengong-bengong. Beberapa kisah, bahkan akan sangat mungkin membuat kamu tiba-tiba merasakah semangat yang luar biasa untuk mengejar passion kamu.

Di samping itu, Anda juga akan mendapatkan tips sukses dari Warren Buffet. Siapa dia, Warren Buffet? Orang yang dianggap ‘dewa’ di dunia bisnis ataupun investasi. Bagaimana tidak, kekayaannya saja mencapai angka 71,5 miliar dolar AS. Pria 78 itu adalah guru sekaligus inspirasi bagi orang-orang yang punya ketertarikan besar di bidang bisnis. Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjalanan hidupnya.

Simak saja kisah mereka dan temukan semangat di dalamnya! Selamat membaca resensi buku ini jangan lupa teruskan juga dengan membaca bukunya langsung. Semoga buku ini bisa jadi awal dari jawaban atas segala pertanyaan yang kini masih hinggap di benak Anda.

Judul : Mulailah Berbisnis Sebelum Usia 25 Tahun
ISBN : 978-602-3750-41-2
Penulis : Budi Safa’at
Penerbit : Grasindo, PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Cetakan : 2015
Halaman : 286 halaman
Jenis Cover : Soft Cover
Dimensi : 13,5 x 20 cm
Kategori : Motivasi